3 Serangkai Penanggung Jawab Makan Bergizi Gratis agar Benar-benar Penuhi Standar Nutrisi

Makan bergizi gratis bukan berarti terhidang begitu saja tanpa perhitungan. BGN pun menugaskan tiga serangkai untuk memastikan makan bergizi gratis benar-benar memenuhi standar gizi yang ditetapkan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 02 Feb 2025, 10:21 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 10:01 WIB
Resmi Diluncurkan, Seperti Ini Antusiasme Siswa Sekolah Dasar Santap Makan Bergizi Gratis
Penyelenggaraan program makan bergizi gratis dilakukan menyesuaikan kesiapan dari wilayah terkait. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Yang gratis bukan berarti disiapkan seenaknya. Begitu pula dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah berjalan hampir sebulan di sebagian kecil sekolah di Indonesia. Pemenuhan kebutuhan nutrisi jadi salah satu elemen yang harus diperhatikan di setiap jadwal pemberian makanan agar asupannya benar-benar berdampak positif pada perbaikan gizi anak-anak demi mencapai Generasi Emas 2045.

Tim Dewan Pakar Badan Gizi Nasional (BGN) sekaligus dosen Fakultas Peternakan IPB University, Prof. Epi Taufik menyatakan bahwa BGN telah menyusun berbagai standar yang harus jadi acuan para pelaksana MBG di lapangan, termasuk standar gizi. Standar tersebut juga dilengkapi dengan personel dari BGN sebagai penanggung jawab pelaksana Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Satu tim terdiri dari tiga orang, yakni kepala satuan pelaksana (Kasatpel), ahli gizi, dan ahli keuangan atau akuntansi. Mereka merupakan sarjana Pengerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang dilatih keterampilan teknisnya di Universitas Pertahanan dan IPB. Ketiga serangkai itu bertugas menerjemahkan acuan di atas kertas menjadi menu yang memenuhi standar.

"Jadi nanti yang menerjemahkan menjadi menu setiap hari di wilayah masing-masing ya itu tadi, Kasatpel dibantu oleh ahli gizi," ujarnya ditemui di seusai peluncuran So Nice Gelar Fun Games Roadshow di 380 Sekolah, di Jakarta, Jumat, 31 Januari 2025.

BGN, sambungnya, sengaja tidak menentukan menu karena mempertimbangkan kondisi wilayah yang berbeda. Mereka yang tinggal di kawasan pesisir tentu lebih mudah mendapatkan sumber protein dari ikan daripada dari ayam atau telur, misalnya. Belum lagi, lidah warga di daerah yang satu juga berbeda dari warga daerah lainnya.

"Yang penting, standar gizinya terpenuhi. untuk anak SD sekian, anak SMP sekian, tentu semakin besar, semakin naik kan? Kalau SMA 55 gram (kebutuhan proteinnya). Kita mengikuti standar yang ada dari Kemenkes," sahut Epi.

Dari Karbohidrat hingga Serat

Melihat Kesibukan Dapur Penyedia dan Penyuplai Makan Bergizi Gratis
Untuk diketahui, menu yang dihadirkan dan diolah di dapur untuk Makan Bergizi Gratis dikelola langsung oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk Badan Gizi Nasional (BGN). (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Epi menyatakan standar pemenuhan kebutuhan nutrisi, mengacu pada aturan makan bergizi seimbang yang dalam istilah BGN disebut beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA). Artinya, dalam satu nampan, masing-masing siswa harus mengasup karbohidrat, protein, lemak, dan serat.

Ia mengatakan bahwa karbohidrat, protein, dan lemak selalu ada di semua makanan. Sementara, pemenuhan serat berasal dari sayur dan buah yang menurutnya yang rentan terlewatkan.

Protein pun, secara spesifik, ia menyarankan agar lebih banyak protein hewani karena kandungan asam amino esensial yang diperlukan anak-anak lebih tinggi dibandingkan protein nabati. Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan nutrisi itu akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak Indonesia.

"Karena ternyata tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia itu paling rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, yang mana itu sejalan dengan kualitas SDM kita," ujarnya.

Protein hewani, sambung dia, tidak melulu harus dari daging sapi, tetapi bisa dari daging putih, seperti daging ayam yang jadi favorit anak-anak di perkotaan. Bisa juga diselingi dengan telur atau di daerah Papua yang terbiasa mengonsumsi ulat sagu, bisa pula diberikan. Semua disesuaikan dengan kearifan lokal setempat. "Jadi proteinnya apa di sana yang disukai, ya itu (yang dihidangkan)," sambung Epi.

Perbaikan Kualitas Terus-menerus

Resmi Diluncurkan, Seperti Ini Antusiasme Siswa Sekolah Dasar Santap Makan Bergizi Gratis
Seorang siswi sekolah dasar sedang menikmati menu makan bergizi gratis di Sekolah Dasar Negeri 01&02, Susukan, Jakarta, Senin (6/1/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Epi mengakui bahwa pelaksanaan program MBG masih perlu ditingkatkan kualitasnya. Itu akan berjalan seiring waktu, mengingat anggaran pun baru turun. 

Di sisi lain, proses evaluasi di internal masing-masing SPPG berjalan secara simultan dipimpin oleh Kasatpel. Mereka, sambung dia, dikontrol oleh Deputi Pemantauan dan Pengawasan agar kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya tidak terulang kembali.

"Namanya baru, segala sesuatu dimulai, dan menyiapkan setiap hari 3.000 porsi itu bukan pekerjaan mudah. Mereka itu, ibu-ibu itu dari jam 3 pagi datang, nyuci sayuran, motong gitu. Nah, itu ya bagian dari evaluasi... Pasti ada kekurangan, ada kelemahan, itu kita perbaiki," katanya.

Sebagai bagian dari pengontrolan, ke depan BGN akan mengaplikasikan finger print seperti absen di sebagian kantor. Epi menyebut penerapannya akan dimulai secara bertahap agar BGN di pusat bisa memantau dari monitor. "Jangan sampai, ada tanda kutip, korupsi ya. Dilaporkannya 3.000 anak, padahal yang nerima hanya 1.000," ujarnya lagi. 

Sejauh ini, ia menilai upaya pemenuhan gizi berdasarkan standar sudah dipenuhi sebagian besar SPPG. Hanya saja, makanan bergizi gratis bukan berarti harus mewah. "Kan kita melihat secara gizinya, sudah terpenuhi. Komposisi karbohidrat, protein, lemak, serat, sudah terpenuhi. Tapi kalau (orangtua) ingin lebih mewah dari itu, ya bukan makan bergizi gratis namanya," kata Epi.

Kesadaran Orangtua atas Nutrisi Makanan Anak Masih PR

Gibran Sidak Program Makan Bergizi Gratis di SMAN 60 Jakarta
Wapres Gibran Rakabuming Raka sidang program makan siang gratis di SMA Negeri 60 Jakarta. (Foto: BPMI Setwapres)... Selengkapnya

Sementara itu, kesadaran orangtua atas pemenuhan nutrisi anak nyatanya belum merata. Pengalaman Arif Tirtana sebagai guru di SD 01 Jurang Mangu Barat 03 bisa dijadikan refleksi.

Sekolah tempatnya mengajar mulai memberlakukan gerakan membawa bekal ke sekolah sejak 2023. Dari lima hari masuk sekolah, seluruh siswa kelas 1 sampai 6 diwajibkan membawa makanan sehat ke sekolah setiap Jumat. Pihak sekolah bahkan menutup pintu gerbangnya agar anak-anak tidak jajan di luar.

"Kalau kami cek, ya benar-benar semuanya ada. Dari segi karbohidrat, protein, serat itu ada. Tapi selebihnya, dari Senin sampai Kamis, ya balik lagi ke setelan awal," ujar Arif kepada Lifestyle Liputan6.com.

Setelan awal yang dimaksud adalah isi kotak bekal anak hanya berisi mi instan, tanpa diberi tambahan sayuran atau protein lainnya. "Benar-benar hanya karbohdrat aja," keluhnya.

Ia menilai hal itu bisa terjadi karena itulah menu termudah yang bisa disiapkan orangtua untuk bekal anaknya. Selain itu, ia merasa masih kurang edukasi tentang gizi seimbang kepada orangtua. Karenanya, sebagai perwakilan orangtua di sekolah, ia berusaha mencontohkan dengan membawa bekal yang lebih beragam untuk dimakan bersama para siswanya.

"Saya pun sekarang udah mulai membiasakan bawa bekal. Cuma memang sekarang lebih ke umbi-umbian segala macem. Jadi, anak-anak tuh tahu bahwa ini loh makanan yang baik untuk kalian," ucap Arif.

250130 INFOGRAFIS LIFESTYLE_Bahan Pangan Lokal untuk Dukung Makan Bergizi Gratis
250130 INFOGRAFIS LIFESTYLE_Bahan Pangan Lokal untuk Dukung Makan Bergizi Gratis (Liputan6/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya