Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, membawa kabar baik soal ekononomi global pada Jumat lalu. Menurutnya, ada harapan ekonomi dunia tidak akan masuk resesi melihat perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan China.Â
Namun, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta seluruh pihak tetap mewaspadai perkembangan ekonomi global di 2023. Menyebutnya, ekonomi global masih belum bersahabat di tahun ini.
Baca Juga
"Tahun 2023 kita harus waspada (ekonomi) global masih belum bersahabat, masih bergejolak," kata Perry dalam acara Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Advertisement
Adapun, gejolak ekonomi global tahun ini masih dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19 dan konflik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai. Kondisi ini menyebabkan kenaikan inflasi yang menghambat laju pemulihan ekonomi di berbagai negara.
Meski begitu, Perry optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan berlanjut meski sedikit melambat. Pada tahun 2023, petumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,5 sampai 5,3 persen secara year on year (yoy).
Proyeksi ini didasarkan pada kian membaiknya sektor konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca penghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM).
Selain konsumsi rumah tangga, faktor pendorong petumbuhan ekonomi nasional di tahun ini adalah terkendalinya laju inflasi. Bank Indonesia memproyeksikan inflasi di semester I 2023 bisa di bawah 4 persen.
"inflasi dari 5,5 persen kami pastikan inflasi inti dii semester satu (2023) di bawah 4 persen," tekan Perry.
Perry mengatakan, saat ini, laju inflasi di Indonesia masih lebih rendah dari negara lain. Bahkan, laju inflasi di Tanah Air diperkirakan akan mengalami penurunan lebih cepat pasca kenaikan harga BBM subsidi beberapa waktu lalu.
"Bandingkan dengan dunia yang masih high inflation. Kami perkiraan bahwa transaksi berjalan akan balance sekitar 0 persen, neraca pembayaran akan surplus," ucap Perry Warjiyo.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Sri Mulyani Bawa Kabar Baik, 2023 Tak Jadi Resesi
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, membawa kabar baik tentang ekononomi global. Dia memandang ada harapan kalau ekonomi dunia tidak akan masuk resesi.
Padahal beberapa waktu lalu, disampaikan oleh Dana Moneter Internasional atau IMF bahwa 40 persen negara di dunia akan resesi. Ini sebagai akibat dari adanya pandemi dan terganggunya rantai pasok global akibat ketegangan geopolitik.
"Tahun 2023 ini, IMF mengatakan 40 persen ekonomi dunia akan masuk resesi, ini artinya banyak negara-negara yang growth-nya akan negatif," kata Sri Mulyani di depan pengusaha di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat, Jumat (27/1/2023).
Namun, ada secercah harapan yang bisa meyakinkannya kalau perekonomian dunia akan bertumbuh baik. Ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS), sebagai salah satu negara yang berpengaruh pada tingkat ekonomi global.
"Tapi baru tadi malam saya lihat dan baca Amerika Serikat kuartal IV nya melemah tapi tak sedalam seperti yang diperkirakan. Jadi kita akan melihat bagaimana perkembangan ekonomi dunia," ungkapnya.
Bendahara negara kembali mengutip prediksi dari Managing Director IMF Kristalina Georgieva yang menyebut kalau ekonomi dunia pada 2023 akan gelap. Hal yang sama juga kerap diungkapkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di berbagai kesempatan.
Nyatanya, perbaikan ekonomi yang terjadi sedikit membawa titik terang dalam kondisi ekonomi dunia. Sehingga potensi resesi kemungkinnya semakin rendah.
"Waktu 2022 itu disampaikan oleh Managing Director IMF (Kristalina Geogieva), yang sering disampaikan oleh bapak Presiden, dunia akan mengalami situasi yang gelap di 2023," kata dia.
"Tapi sekarang akhirnya sudah mulai I think is a lilttle bit better. Kalau kita lihat Eropa juga syaa lihat kondisinya, PMI-nya itu mereka sudah masuk ke tahapan ekspansi, ini ada harapan," urainya.
Â
Advertisement
Tetap Optimis
Lebih lanjut, Sri Mulyani menekankan kalau peluang terjadi resesi kemungkinan masih ada. Utamanya soal ketidakpastian pertumbuhan ekonomi di setiap negara.
Kendati begitu, dia enggan mengabarkan kalau itu merupakan sesuatu yang buruk. Mengacu pada catatan-catatan perbaikan tadi, dia ingin Indonesia tetap berada pada posisi yang optimistis.
"Diakui tahun 2023 memang merupakan tahun yang akan muncul ketidakpastian, downside risk-nya masih sangat besar, namun kita tak boleh putus asa," pungkas Menkeu Sri Mulyani Indrawati.