Sri Mulyani Tepis IMF yang Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023, Yakin Tumbuh 5 Persen

Sri Mulyani justru yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di kisaran 5 persen dengan penopang beberapa hal seperti konsumsi domestik.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Feb 2023, 11:03 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2023, 11:02 WIB
Menkeu Sri Mulyani saat Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023, Selasa (1/2/2023).
Menkeu Sri Mulyani saat Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023, Selasa (1/2/2023).

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Moneter Internasional atau IMF memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,3 persen pada 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani ikut merespons lebih rendahnya proyeksi IMF perihal pertumbuhan ekonomi nasional.

Bendahara negara ini justru yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di kisaran 5 persen dengan penopang beberapa hal seperti konsumsi domestik.

"Proyeksi untuk 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap di dalam kisaran 5% atau bahkan mendekati asumsi APBN 2023 yaitu 5,3 persen meskipun tetap kita juga kenali atau kita lihat," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023, Selasa (1/2/2023).

Dia menyebutkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat kuat di 2023 kelanjutan dari 2022. Meski belum diumumkan secara resmi BPS, dia memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 masih di atas 5 persen. Sehingga total pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 berkisar 5,2 sampai 5,3 persen.

Momentum yang baik juga ditopang keputusan Presiden Joko Widodo menghentikan PPKM yang mendorong mobilitas masyarakat kian tinggi.

"Mobilitas masyarakat kita lihat di mana-mana sudah luar biasa ini lebih tinggi lagi dibandingkan Kuartal keempat kemarin yang sudah mengalami peningkatan karena pada akhir tahun ada perayaan Natal dan liburan akhir tahun ini masih berlanjut dan lebih baik lagi dibandingkan tahun 2021," jelas dia.

Sehingga pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 diyakini lebih kuat dibandingkan periode yang sama di 2022 yang kala itu omicorn mulai menyebar. 

Momen Ramadan Hari Raya Lebaran dinilai akan menjadi penopang pertumbuhan dan pemulihan ekonomi Indonesia seiring peningkatan konsumsi masyarakat.

Dari isi inflasi tetap terjaga dan ada indikasi tekanan harga menurun sehingga mampu mendorong konsumsi di masyarakat.

Kendati diakui Sri Mulyani koreksi akan terjadi dari sisi ekspor. Namun tetap kondisi pemulihan ekonomi nasional dinilai masih berjalan atau relatif lebih baik dari prediksi IMF.

"Termasuk dari RRT yang dengan pembukaan ekonominya itu dampaknya akan sangat signifikan kepada dunia Jadi berbagai faktor ini menimbulkan suatu proyeksi untuk 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap di dalam kisaran 5% atau bahkan mendekati asumsi APBN 2023 yaitu 5,3 persen," dia menandaskan.

 

 

 

Proyeksi IMF

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lembaga Moneter Internasional atau IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 4,3 persen pada 2023. 

Proyeksi tersebut turun dibandingkan perkiraan sebelumnya yang dirilis Oktober, di mana IMF meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen.

Padahal, IMF justru menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 2,9 persen. Naik 0,2 poin persentase dari perkiraan sebelumnya di bulan Oktober.

Ini terungkap dari laporan IMF bertajuk World Economic Outlook Update seperti dikutip dari laman resmi IMF, Selasa (31/1/2023).

"Pertumbuhan di negara-negara ASEAN-5 (Indonesia,Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand) juga diproyeksikan melambat menjadi 4,3 persen pada tahun 2023 dan kemudian meningkat menjadi 4,7 persen pada tahun 2024," bunyi laporan tersebut.

Secara global, pertumbuhan emerging market dan developing economies diproyeksikan naik secara moderat dari 3,9 persen pada 2022 menjadi 4 persen pada 2023. Kemudian naik lagi jadi 4,2 persen pada 2024.

Ini terjadi revisi naik sebesar 0,3 poin persentase untuk tahun 2023 dan revisi ke bawah sebesar 0,1 poin persentase untuk tahun 2024.

"Sekitar setengah dari pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang memiliki pertumbuhan yang lebih rendah pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022," penjelasan IMF.

Sementara pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia yang sedang berkembang dan berkembang diperkirakan akan meningkat pada 2023 dan 2024 masing-masing menjadi 5,3 persen dan 5,2 persen.

Ini setelah perlambatan yang lebih dalam dari perkiraan pada tahun 2022 menjadi 4,3 persen disebabkan oleh ekonomi China.

"Perlambatan PDB riil Tiongkok pada kuartal keempat tahun 2022 menyiratkan penurunan 0,2 poin persentase untuk pertumbuhan 2022 menjadi 3,0 persen—pertama kali dalam lebih dari 40 tahun dengan pertumbuhan China di bawah rata-rata global," kata IMF.

Pertumbuhan di Cina diproyeksikan meningkat menjadi 5,2 persen pada tahun 2023, mencerminkan mobilitas yang meningkat pesat, dan turun menjadi 4,5 persen pada 2024 sebelum menetap di bawah 4 persen dalam jangka menengah di tengah penurunan bisnis dinamisme dan lambatnya kemajuan reformasi struktural.

Pertumbuhan di India akan menurun dari 6,8 persen pada tahun 2022 menjadi 6,1 persen pada tahun 2023 sebelum meningkat menjadi 6,8 persen pada tahun 2024, dengan ketahanan permintaan domestik meskipun hambatan eksternal.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya