Usai Negatif, Pertumbuhan Ekonomi Bali 2022 Bangkit Jadi 4,84 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian di Pulau Bali tumbuh hingga 4,84 persen (yoy).

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2023, 18:16 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2023, 18:16 WIB
Keindahan Pantai Kelan di Samping Bandara Ngurah Rai
Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Kelan dengan latar belakang pesawat yang mendarat di Tuban, Badung, Denpasar, Kamis (5/5/20222). Kunjungan wisatawan domestik (Wisdom) ke Pulau Bali, saat libur Lebaran Idul Fitri tahun 2022 terus meningkat. Per hari kedatangan wisdom rata-rata 40 ribu. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian di Pulau Bali tumbuh hingga 4,84 persen (yoy). Angka ini meroket dari tahun 2021 yang mengalami kontraksi -2,46 persen (yoy). 

“Bali sudah tumbuh 4,84 persen di tahun 2022. Sebagaimana kita tahu, Bal sebelumnya di tahun 2021 terkontraksi 2,46 persen,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (6/2).

Pulihnya ekonomi di Bali mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Bali dan Nusa Tenggara menjadi tumbuh 5,08 persen (yoy). Angka ini lebih baik dari posisi tahun 2021 yang hanya mampu tumbuh 0,08 persen (yoy). 

Berdasarkan sumber pertumbuhannya, ekonomi di kawasan Bali-Nusra ditopang oleh pertumbuhan di Bali sebesar 2,25 persen. Adapun sumbernya berasal dari sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman serta sektor transportasi dan pergudangan. 

Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pulau

Secara umum pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa masih mendominasi struktur perekonomian di Indonesia. Secara spasial selama tahun 2022, ekonomi di Pulau Jawa tumbuh 54,48 persen. 

Berdasarkan sumber pertumbuhannya, tertinggi berasal dari DKI Jakarta yang berkontribusi 1,48 persen. Adapun sumber pertumbuhan utamanya dari sektor perdagangan dan informasi dan komunikasi (infokom). 

Pertumbuhan terbesar kedua yakni berasal dari Pulau Sumatera sebesar 22,04 persen. Terbesar disumbang dari Sumatera Utara yakni 1,09 persen dengan sumber pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, termasuk sektor perdagangan. 

 

Tumbuh Selanjutnya

Data Pertumbuhan Ekonomi G20 per Kuartal III 2022
Suasana gedung pencakar langit di Jakarta, Selasa (15/11/2022). Berdasarkan data Kementerian Investasi, ekonomi AS per kuartal III adalah 1,8%, sementara ekonomi Korea Selatan adalah 3,1%. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pertumbuhan terbesar selanjutnya yakni Pulau Kalimantan yakni 9,23 persen. Kontribusi tertinggi dari Kalimantan Timur yang mencapai 2,34 persen. Adapun sumber pertumbuhan utama yakni sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan. 

Pertumbuhan di Pulau Sulawesi tercatat sebesar 7,03 persen. Pertumbuhan ini terbesar disumbang dari Sulawesi Tengah yakni 3,05 persen dengan sektor pertumbuhan utama industri pengolahan, pertambangan dan penggalian. 

Sementara itu, pertumbuhan di Maluku dan Papua tercatat sebesar 2,05 persen. Kontribusi utamanya berasal dari Papua sebesar 5,00 persen dengan sumber pertumbuhan utama sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor transportasi dan pergudangan. 

 

 

Pertumbuhan Ekonomi 2022 Jadi yang Tertinggi di Era Presiden Jokowi

BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,4 Persen di 2019
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Kondisi ekonomi Indonesia dinilai relatif baik dari negara-negara besar lain di Asean. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi tahun 2022 mencapai 5,31 persen (yoy). Salah satu yang menopang pertumbuhan ekonomi kali ini yaitu tingginya konsumsi rumah tangga.

BPS juga menggaris bawahi, pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi yang paling tinggi sejak tahun 2013 yang tumbuh 5,56 persen (yoy). Artinya kinerja ekonomi tahun lalu menjadi yang tertinggi sejak Indonesia dipimpin Presiden Joko Widodo. 

“Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 sebesar 5,31 persen, tertinggi sejak tahun 2013 yang kala itu tumbuh 5,56 persen,” kata  Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta, Senin (6/2/2023). 

Berdasarkan data BPS, ekonomi Indonesia tahun 2014 hanya tumbuh 5,01 persen (yoy) dari sebelumnya di tahun 2013 tumbuh 5,56 persen (yoy). Kemudian di tahun 2015 ekonomi kembali melambat dengan hanya tumbuh 4,88 persen (yoy).

Di tahun 2016, ekonomi Indonesia menguat kembali dengan tumbuh 5,03 persen (yoy). Begitu juga di tahun 2017 kembali menguat ke posisi 5,07 persen (yoy)dan tahun 2018 naik lagi menjadi 5,17 persen (yoy).

Di tahun 2019 ekonomi Indonesia kembali melemah menjadi 5,02 persen (yoy). Kemudian mengalami kontraksi hingg -2,07 persen (yoy) karena pandemi Covid-19. Di tahun 2021 ekonomi Indonesia kembali meroket dengan tumbuh 3,70 persen (yoy). Lalu tumbuh lebih gagah di tahun 2022 yang tumbuh 5,31 persen (yoy).

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya