Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan konektivitas di berbagai aspek turun hingga 40 persen selama pandemi Covid-19. Namun, konektivitas maritim trrnyata mengalami kenaikan sekitar 10 persen.
Baginya, ini jadi salah satu penopang dalam menjaga perekonomian di dalam negeri. Apalagi, dengan dibarengi kebijakan yang diambil pemerintah pada saat itu.
Baca Juga
"Pada pandemi, konektivitas kita terbatas dan turun hingga 40 persen, tapi di sektor maritim justru tumbuh 10 persen, hanya di (sektor) maritim," kata dia dalam sambutannya di BIMP-EAGA Maritime 2023, di JW Marriott, Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Advertisement
Hal ini disampaikan Menhub Budi didepan para pengelola pelabuhan di berbagai negara. BIMP-EAGA sendiri merupakan forum antar negara yang mencakup diantaranya Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi
Konektivitas maritim jadi satu kunci yang bisa dikembangkan oleh keempat negara ini. Sehingga, mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di tiap negaranya.
"Ini indikasi kalau 1 negara bisa me-manage covid-19, ternyata tak cuma mengendalikan covid-19, tapi ekonomi juga bisa diselamatkan," ungkapnya.
"Mandat daripada action country, empat negara ini, harus berkolaborasi untuk mengimprove pelabuhan-pelabuhannya menjadi satu kekuatan tertentu yang akhirnya bisa membuat suatu kekuatan logistik dunia," sambung Menhub Budi.
Â
Buka Penyeberangan Dumai-Malaka
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Selasa (21/2), melakukan kunjungan kerja ke Malaysia. Menhub bertemu dengan Menteri Transportasi Malaysia Loke Siew Fook membahas sejumlah hal dalam rangka penguatan kerjasama kedua negara di sektor transportasi.
"Hubungan kerja sama kedua negara selama ini sudah terjalin dengan baik. Kedua negara berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama di sektor transportasi pasca pandemi Covid-19," ujar Menhub, Selasa (21/2/2023).
Sejumlah hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut diantaranya yaitu, di sektor penyeberangan, laut dan udara. Terkait sektor penyeberangan, kedua Menteri membahas tentang inisiatif kedua negara untuk membuka pelayanan angkutan penyeberangan (kapal roro) Dumai -- Malaka.
Â
Advertisement
Peninjauan
Pada Oktober 2022 lalu, Kemenhub dan Kementerian Transportasi Malaysia telah melakukan peninjauan ke Pelabuhan Sri Junjungan di Dumai dan Pelabuhan Tanjung Bruas di Malaka.
Kedua pelabuhan ini tengah dalam proses pengembangan sarana dan prasarana, yang dimulai pada tahun 2023, agar dapat mendukung pelayaran kapal roro berstandar internasional, yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026.
"Kami memiliki komitmen yang sama yaitu bagaimana inisiatif untuk membuka pelayanan roro Dumai -- Malaka dapat segera terwujud, untuk mendukung konektivitas kawasan sub regional IMT -- GT (Indonesia, Malaysia, Thailand -- Growth Triangle)," ucap Menhub.
Kemudian di sektor laut, Menhub menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Malaysia pada pencalonan Indonesia sebagai anggota dewan Organisasi Maritim Dunia atau International Maritime Organization (IMO) periode 2024-2025.
"Kami juga akan memberikan dukungan balik kepada Malaysia yang juga mencalonkan diri menjadi anggota dewan IMO," ucap Menhub.