Menhub Ungkap Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Turun 7,6 Juta Orang, Apa Penyebabnya?

Jumlah pemudik Lebaran 2025 turun 4,69 persen dibanding tahun lalu, menjadi 154,6 juta orang. Menhub mengungkap kemungkinan penyebabnya bukan penurunan daya beli, tetapi pilihan masyarakat untuk tetap di kota saat lebaran.

oleh Nafiysul Qodar Diperbarui 12 Apr 2025, 14:40 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 14:31 WIB
Puncak Arus Mudik Lebaran 2025 di Pelabuhan Merak, Ribuan Mobil Antre Masuk Kapal
Para pemudik mulai berdatangan ke Pelabuhan Merak, Banten pada malam puncak arus mudik Lebaran 2025. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Realisasi pemudik Lebaran 2025 ternyata lebih rendah dari perkiraan. Data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan hanya 154,6 juta orang yang mudik atau melakukan perjalanan dalam negeri dan antarprovinsi se-Indonesia pada masa Lebaran 2025, turun 7,6 juta orang atau 4,69 persen dibandingkan momen Lebaran 2024 yakni 162,2 juta orang.

Penurunan jumlah pemudik Lebaran 2025 ini cukup mengejutkan, mengingat pergerakan masyarakat secara nasional masih terbilang tinggi, mencapai 358.211.415 pergerakan berdasarkan data mobile positioning data (MPD).

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi pun buka suara mengenai hal ini dalam konferensi pers Penutupan Posko Pusat Angkutan Lebaran 2025 di Jakarta, Sabtu (12/4/2025).

Menhub menjelaskan bahwa pihaknya akan mengevaluasi penyebab penurunan jumlah pemudik Lebaran 2025. Dia meyakini, penurunan yang dianggap tidak terlalu signifikan ini bukan dipengaruhi masalah ekonomi atau daya beli masyarakat, tetapi karena faktor pilihan saja.

Perubahan Tren Perilau Masyarakat Saat Lebaran

Sebelumnya, survei Kemenhub memprediksi penurunan jumlah pemudik Lebaran 2025 hingga 24 persen. Namun, realisasi menunjukkan penurunan yang lebih kecil, yaitu 4,69 persen.

Meskipun lebih rendah dari prediksi, penurunan ini tetap signifikan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan tren dalam perilaku masyarakat saat Lebaran.

Menhub Dudy Purwagandhi menjawab pertanyaan wartawan terkait kemungkinan penyebab penurunan jumlah pemudik akibat lesunya daya beli masyarakat.

"Saya harapkan bahwa mungkin itu adalah pilihan-pilihan masyarakat yang mungkin ingin berlebaran di tempat masing-masing seperti di Jakarta. Tapi saya rasa dengan hanya penurunan 4,69 persen itu bukan sebuah angka yang signifikan apabila dibandingkan tahun kemarin," ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu.

Analisis Faktor Penurunan Jumlah Pemudik

Berbagai faktor bisa menjadi penyebab penurunan jumlah pemudik. Salah satu faktor yang dipertimbangkan adalah tren frugal living atau hidup hemat yang tengah populer.

Situasi ekonomi global yang tidak menentu juga berdampak pada keputusan masyarakat untuk mudik. Banyak orang lebih memilih untuk menghemat pengeluaran menjelang lebaran.

Selain itu, pilihan untuk tetap berada di kota besar juga menjadi pertimbangan. Kemungkinan, ada peningkatan kegiatan sosial dan ekonomi di kota yang membuat masyarakat lebih memilih untuk tidak mudik.

Dampak Penurunan Jumlah Pemudik terhadap Perputaran Uang

Penurunan jumlah pemudik berdampak pada perputaran uang selama Lebaran. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi penurunan yang cukup signifikan.

Dengan asumsi rata-rata keluarga membawa uang Rp3,75 juta, potensi perputaran uang diprediksi mencapai Rp137,9 triliun, turun dari Rp157,3 triliun pada tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan yang cukup besar dan perlu diwaspadai.

Meski begitu, jika dibandingkan hasil survei atau proyeksi, realisasi jumlah orang yang bepergian pada periode Lebaran 2025 lebih tinggi 5,6 persen. Sebelumnya, Kemenhub memperkirakan sebanyak 146,67 juta orang akan melakukan perjalanan pada Lebaran 2025.

Adapun jumlah total pergerakan masyarakat yang terjadi secara nasional pada angkutan Lebaran 2025 pada 21 Maret 2025 sampai dengan 11 April 2025 adalah sekitar 358.211.415 pergerakan. Data ini merujuk pada mobile positioning data (MPD) operator seluler.

Penggunaan Angkutan Umum Meningkat

Jumlah realisasi penggunaan angkutan umum pada angkutan Lebaran 2025 pada 21 Maret-11 April 2025, merujuk pada data aplikasi strategi hub Kemenhub dengan cut off data pukul 00.00 WIB adalah sebanyak 27.505.543 penumpang atau naik 8,50 persen dibandingkan 2024 sebesar 25.349.916 penumpang.

Seluruh moda angkutan umum tercatat mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2024. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

  • Moda angkutan jalan: naik 19,88 persen (5.531.198 penumpang)
  • Moda kereta api: naik 3,24 persen (8.293.362 penumpang)
  • Moda laut: naik 21,19 persen (2.248.646 penumpang)
  • Moda udara: naik 0,56 persen (5.608.370 penumpang)
  • Moda penyeberangan: naik 10,5 persen (5.582.967 penumpang)

Sementara total pergerakan kendaraan pribadi keluar-masuk Jakarta pada angkutan Lebaran 2025 (21 Maret-11 April 2025) melalui jalan tol tercatat sebanyak 7.095.675 penumpang atau naik 8,48 persen dibandingkan tahun 2024.

“Data realisasi tersebut masih akan kami finalisasi dan akan kami rekonsiliasi, serta kemudian akan kami laporkan kepada Bapak Presiden,” ujar Menhub Dudy.

Infografis Aturan Berkendara Saat Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025.
Infografis Aturan Berkendara Saat Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya