Liputan6.com, Jakarta - Sebuah bank asal Raleigh, North Carolina, AS yakni First Citizens BancShares dilaporkan sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank yang saat ini tengah dilanda krisis.
Melansir CNBC International, Senin (27/3/2023) First Citizens dikabarkan akan mencapai kesepakatan pada hari Minggu (26/3) untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank dari Federal Deposit Insurance Corp (FDIC).
Seperti diketahui bahwa, FDIC mengambil alih kendali Silicon Valley Bank usai bank tersebut dinyatakan bangkrut dan ditutup, mengelola aset-aset nasabahnya.
Advertisement
Kabar tentang pembelian Silicon Valley Bank pertama kali dipublikasi oleh Bloomberg News, mengutip sumber yang dekat dengan akuisisi tersebut.
Sebagai informasi, First Citizens BancShares memiliki aset sekitar USD 109 miliar atau Rp 1,6 kuadriliun dan total simpanan sebesar USD 89,4 miliar atau Rp 1,3 kuadriliun.
Sementara itu, baik pihak FDIC dan First Citizens belum menanggapi permintaan komentar terkait kabar akuisisi SVB.
Tidak disebutkan juga berapa besaran biaya yang akan dikeluarkan First Citizens untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank.
Sebelumnya, FDIC telah mencoba menjual SVB Private bersama Silicon Valley Bank selama dua akhir pekan terakhir tetapi gagal mencapai kesepakatan untuk menjual keduanya secara bersamaan.
Regulator AS tersebut sejak itu memberikan penawaran terpisah untuk SVB Private dan Silicon Valley Bank pada 24 Maret 2023.
Laporan Bloomberg yang dipublikasi terpisah pada Sabtu 25 Maret menyebut, Valley National Bancorp VLY.O juga merupakan salah satu bank yang berminat untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank.
Imbas Silicon Valley Bank Bangkrut, Kepercayaan Warga AS pada Bank Turun
Kepercayaan masyarakat Amerika Serikat pada bank di negaranya mulai menurun, menyusul krisis di Silicon Valley Bank, Signature Bank dan First Republic Bank.
Hal itu diungkapkan oleh polling yang dilakukan Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research.Â
Melansir Associated Press, Kamis (23/3/2023) jajak pendapat AP menemukan hanya 10 persen orang dewasa di Amerika Serikat yang mengatakan bahwa mereka memiliki kepercayaan tinggi pada bank negara dan lembaga keuangan lainnya.Â
Angka itu menandai penurunan dari 22 persen yang mengatakan mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi pada tahun 2020.
Menyusul keruntuhan Silicon Valley Bank bulan ini, jajak pendapat dari The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research juga menemukan bahwa mayoritas (56 persen responden) menyebut pemerintah tidak berupaya cukup keras untuk menangani krisis di industri ini.
Sementara itu, 27 persen rmengatakan pihak berwenang sudah melakukan langkah yang tepat, dan 63 persen responden Partai Demokrat mengatakan regulasi bank saat ini tidak memadai, seperti halnya 51 persen dari Partai Republik.
Selain 10 persen yang mengatakan bahwa mereka memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap perbankan negara, 57 persen mengungkapkan mereka memiliki kepercayaan, sedangkan 31 persen hampir tidak memilikinya.
Â
Advertisement
Bukan Hal Baru
Meskipun kepercayaan pada bank dan lembaga keuangan di AS telah menurun bahkan sejak jajak pendapat terakhir AP-NORC pada tahun 2020, rendahnya kepercayaan di antara orang Amerika pada lembaga publik mereka ternyata bukanlah hal baru.Â
General Social Survey yang telah melacak tren pendapat selama beberapa dekade, menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap institusi mulai dari industri keuangan hingga Kongres telah menurun secara substansial sejak tahun 1970-an.
Secara keseluruhan, sekitar setengah dari orang dewasa AS memperkirakan kondisi ekonomi AS akan memburuk tahun depan, ungkap jajak pendapat AP-NORC.Â