Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian akan melakukan berbagai cara untuk meningkatkan produksi padi di Sulawesi Selatan. Salah satunya dengan melakukan pendampingan dan akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat mendampingi Presiden Jokowi meninjau panen raya di Maros, Kamis (30/3/2023) mengatakan bahwa support dari semua pihak dibutuhkan untuk meningkatkan produksi padi.
Baca Juga
"Saya katakan di sini harus kita support dari semua pihak. Saya berharap perbankan juga masuk secara masif untuk mempermudah layanan KUR," kata Mentan SYL usai mendampingi Presiden Jokowi panen raya, Kamis (30/3/2023).
Advertisement
Pada kesempatan lain, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pendampingan terkait akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Kita dari Kementan terus berupaya pemanfaatan KUR sektor pertanian ini berjalan lancar. Maka kita berperan untuk mempersiapkan usaha tani yang produktif yang bersifat individu, kelompok atau kemitraan," ujarnya.
Target Rp6 Triliun
Di Sulawesi Selatan, KUR 2023 ditargetkan mencapai Rp6 triliun dan hingga akhir Maret 2023 baru tercapaiu sebesar Rp516 miliar. Terkait dengan realisasi serapan KUR pertanian hingga 30 Maret 2023 di Kabupaten Maros mencapai Rp8,2 miliar.
Serapan KUR tertinggi terjadi untuk sektor peternakan Rp4,7 miliar atau 58,27 persen dan tanaman pangan yang mencapai Rp3,1 miliar atau 37,82 persen.
Ali Jamil mengatakan bahwa jika ini dapat termanfaatkan dengan baik, petani tidak lagi perlu untuk meminjam dari pihak lain yang bunganya cenderung besar.
"Kalau ini termanfaatkan dengan baik, maka tidak perlu lagi petani ngambil pinjaman dari mana-mana yang bunganya besar-besar. Tentu saja, semua penerima KUR masuk dalam kelompok-kelompok tani yang dikendalikan bersama-sama,” tuturnya.
Bagi Direktur Pembiayaan Pertanian, Indah Megahwati, Kementan bersama Dinas Pertanian setempat aktif melakukan pembinaan dan pendampingan selama masa kredit.
"Akses petani yang kadang belum bankable ini pun difasilitasi hubungannya sebagai calon debitur dengan lembaga penyalur KUR, bahkan dengan pihak off taker. Sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi dan dukungan untuk kelancaran usaha," imbuhnya.
(*)
Advertisement