Â
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akhirnya mengakui bahwa Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang belum sukses. Hal tersebut karena Bandara Kertajati yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 24 Mei 2018 tersebut belum memiliki akses yang tepat.
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo menjelaskan, terdapat Proyek Strategis Nasional (PSN) yang belum sukses atau gagal yaitu Bandara Kertajati.
Advertisement
Dia menjelaskan, gagalnya Bandara Kertajati tersebut adalah pemerintah baru menyadari bahwa akses menuju bandara tersebut kurang. "Kalau yang belum sukses itu ada, contohnya Bandara Kertajati. Kita harus sadari, belajar dari kasus itu, setelah dibangun baru sadar aksesnya kurang," ujar Wahyu kepada Media, ditulis Selasa (9/5).
Karena akses yang kurang tepat itu, akhirnya pemerintah membangu Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) untuk percepatan akses jalan ke bandara itu.
"Sekarang kita meningkatkan manfaat Kertajati dengan percepatan Tol Cisumdawu itu. Insyaallah Mei akhir selesai, Cisumdawu selesai," katanya.
Sambungnya, pada waktu membangun Bandara Kertajati, pihaknya hanya membangun bandara saja. Padahal, menurutnya jika ingin membangun bandara harus membangun ekosistemnya. Misalnya, bagaimana penginapan untuk kru penerbangan tersebut, bagaimana kesiapan wilayah menyiapkan damkar hingga hospital.
"Kita belajar dari Bandara Kulonprogo. Kita siapkan semua, termasuk ekosistem. Kita tetap belajar tapi yakin bahwa pembangunan infrastruktur pasti ada dampaknya dan agak sulit kalau mencari kekurangan," tambahnya.
Reporter:Â Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
AirAsia Terbang dari Bandara Kertajati ke Kuala Lumpur Mulai 17 Mei 2023
Sebelumnya, penerbangan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka,kembali bergairah. Setelah melayani penerbangan umrah ke Arab Saudi, kini Bandara Kertajati akan melayani penerbangan internasional ke Malaysia.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, Bandara Kertajati mulai melayani penerbangan tujuan Bandung-Kuala Lumpur, Malaysia pada 17 Mei 2023. Penerbangan ini menggunakan pesawat Air Asia dengan jadwal dua kali dalam seminggu.
"Siap-siap terbang lagi dari Kertajati mulai 17 Mei, (maskapai) AirAsia akan membuka penerbangan dari Kertajati menuju Malaysia. Tiket sudah tersedia di penjualan resmi AirAsia. Mari terbang lagi dari Kertajati, bandara kebanggaan Jawa Barat," ujar dia, dikutip dari Antara, Rabu (26/4/2023).
Sementara itu, VP Corporate Secretary & General Administration PT BIJB Dian Nurrahma menyebutkan Air Asia akan terbang setiap Rabu dan Minggu, pukul 10.50 WIB dan akan tiba di Kuala Lumpur pukul 14.05 waktu setempat.
Kemudian untuk penerbangan dari Kuala Lumpur, pukul 09.05 waktu setempat dan tiba di Kertajati pukul 10.20 WIB.
Ia mengatakan pula sudah ada beberapa maskapai lainnya yang berminat untuk segera membuka penerbangan dari Kertajati terlebih setelah uji coba Jalan Tol Cisumdawu pada masa mudik Lebaran berjalan mulus.
"Nanti jika sudah operasi normal, perjalanan dari Bandung via Cisumdawu hanya sekitar satu jam sampai Bandara Kertajati lancar dan tidak terkendala kemacetan berarti," katanya.
Advertisement
Maskapai Lain Buka Penerbangan dari Bandara Kertajati ke Singapura
Sejumlah maskapai lain bahkan ingin membuka penerbangan dari Kertajati menuju Singapura. Ia menambahkan, penerbangan umrah juga akan semakin marak di BIJB.
Setelah pada 15 April lalu Lion Air terbang memberangkatkan jemaah umrah, maka pada 9 Mei nanti, Garuda Indonesia akan kembali membawa terbang jemaah umrah dari BIJB.
"Jika Tol Cisumdawu beroperasi normal, nantinya seluruh penerbangan akan melalui Kertajati, dimana saat ini prioritasnya untuk pesawat bermesin jet," ujar Dian Nurrahman.
Saat ini sejumlah moda transportasi sudah siap mengantar jemput penumpang dari Bandung ke BIJB dan sebaliknya, baik melintasi Tol Cipali atau Cisumdawu seperti bus Damri, Budiman, Blue Bird hingga kendaraan travel Sobat Trans, Arnes dan Bhinneka. Â