Indonesia-Kongo Jajaki Investasi Pertambangan hingga Pelatihan Militer

Kemenko Marves telah menyampaikan Surat Niat kerja sama bilateral untuk mengeksplorasi kerja sama di beberapa bidang dengan Republik Demokratik Kongo (DRC).

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 16 Mei 2023, 17:30 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2023, 17:30 WIB
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah menerima kunjungan dari Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan Republik Demokratik Kongo (DRC) beserta delegasi pada tanggal 11-13 Mei 2023.
rangka menindaklanjuti penandatanganan Joint Statement on Tropical Forest and Climate Action antara pemerintah Indonesia, Brazil, dan Democratic Republic of Congo (DRC) di sela-sela pertemuan KTT G20 Bali tahun 2022, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan melaksanakan kunjungan kerja ke DRC untuk menindaklanjuti kerja sama tersebut dan menjajaki kerja sama di sektor lainnya pada Senin (23/1/2023). (Dok. Kemenko Marves)

 

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah menerima kunjungan dari Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan Republik Demokratik Kongo (DRC) beserta delegasi pada tanggal 11-13 Mei 2023. Selama berada di Indonesia, delegasi tersebut melakukan kunjungan ke beberapa industri militer dan pertambangan serta mengadakan pertemuan dengan pihak terkait.

Sebagai tindak lanjut dari kunjungan tersebut, Kemenko Marves telah menyampaikan Surat Niat kerja sama bilateral untuk mengeksplorasi kerja sama di beberapa bidang antara lain:

1. Koalisi Hutan dan Karbon

Indonesia mengusulkan kerja sama antara Indonesia, DRC, dan Brazil dalam membentuk koalisi hutan dan karbon guna mendorong manajemen hutan yang berkelanjutan, mengurangi deforestasi, dan meningkatkan kapasitas penyerapan karbon untuk mengatasi perubahan iklim.

2. Investasi Pertambangan

Indonesia berkeinginan untuk menjajaki kerja sama di bidang pertambangan dengan DRC yang bertujuan untuk mencapai keuntungan bersama, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan perkembangan kedua negara. Indonesia akan melakukan transfer pengetahuan dan pembangunan kapasitas kepada DRC guna meningkatkan kemampuan operasional di sektor pertambangan.

3. Pelatihan Militer

TNI berencana untuk meningkatkan kapabilitas militer DRC melalui kerja sama pelatihan militer, dan Pindad akan menyediakan peralatan militer termasuk seragam, senjata ringan, kendaraan lapis baja, peralatan angkatan udara, serta pelatihan bagi tentara dan pasukan khusus.

 

4. Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit

minta-pajak-cpo-turun130110b.jpg
Perkebunan Kelapa Sawit

 

Kedua negara memiliki pengalaman dalam bidang budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan, oleh karena itu Indonesia mengungkapkan minatnya untuk menjajaki kerja sama dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit di DRC. Selain itu, Indonesia juga akan mengekspor produk jadi dan bahan baku hingga saat DRC memiliki kilang pengolahan sendiri.

Sebagai upaya untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan DRC, DRC akan mengajukan pembukaan Kedutaan Besar DRC di Indonesia dan diharapkan Indonesia juga membuka Kedutaan Besar RI di Kinshasa.

"Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Republik Demokratik Kongo diharapkan akan memberikan manfaat yang besar bagi kedua negara, terutama dalam bidang pembangunan ekonomi dan keamanan. Kami berharap bahwa melalui kerja sama ini, Indonesia dapat menjadi mitra strategis bagi DRC, dan kedua negara saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama," ujar Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Selasa (16/5/2023).

 

Program Pengembangan Listrik

Luhut Panjaitan. ©2017 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu
Luhut Panjaitan. ©2017 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Menko Luhut juga menjelaskan tentang program pengembangan listrik dan Dana Desa yang akan diterapkan di sekitar kawasan industri yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Melalui program ini, perusahaan akan membangun politeknik dan menyediakan 5 MW daya listrik berlebih untuk memenuhi kebutuhan listrik desa sekitar kawasan industri.

Menko Luhut menekankan komitmen pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan investasi dan pengembangan industri, dengan memperhatikan isu lingkungan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.

"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa kawasan industri di Indonesia tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya