, Basankusu - Kongo tengah dilanda penyakit misterius baru.
Laporan DW Indonesia yang dikutip Rabu (5/3/2025) menyebut lebih dari 1.000 kasus telah dilaporkan di Provinsi Equateur, Kongo. 141 kasus lainnya dilaporkan di zona kesehatan Kota Basankusu. Sebelumnya, wabah terjadi pada awal Februari, dengan 158 kasus dan 58 kematian.
Baca Juga
Di bulan Januari, Desa Bolamba melaporkan 12 kasus dengan delapan kematian.
Advertisement
Wabah serupa sempat terjadi di September 2024, yang saat itu disebut "Penyakit X”, sebelum diidentifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai gabungan dari beberapa penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh malaria dan malnutrisi.
Wabah baru ini bisa saja disebaban oleh patogen yang sama, namun dibutuhkan waktu untuk menentukan dengan tepat apa penyebabnya.
Kontaminasi racun juga dianggap salah satu penyebabnya.
Apa hasil tes awal penyakit?
Otoritas kesehatan di Kongo dan para ahli WHO sedang melakukan investigasi untuk menentukan penyebab penyakit dan kematian.
Tes laboratorium awal mengesampingkan penyakit Ebola dan Marburg. Setengah dari mereka yang dites dinyatakan positif mengidap malaria.
"Kami tidak terlalu puas dengan pengambilan sampel, jadi kami telah mengirim dua ahli epidemiologi WHO ke sana,” kata Margaret Harris, juru bicara WHO, kepada DW News.
"Mereka ada di sana sekarang dan turut mengawasi pengambilan sampel untuk membawanya kembali ke laboratorium di [ibu kota Kongo] Kinshasa.”
Pengujian lebih lanjut dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan meningitis dan potensi kontaminasi racun.
Direktur keadaan darurat WHO, Mike Ryan, bersama dengan otoritas kesehatan setempat, mendukung faktor terakhir, kontaminasi racun, sebagai penyebabnya.
"Sepertinya kami mendeteksi gejala keracunan,” kata Ryan kepada para wartawan.
Apakah Pihak Berwenang Mengetahui Penyebab Wabah Ini?
Penyebab penyakit ini - masih belum diketahui. Juga apakah penyakit-penyakit di berbagai daerah saling berhubungan, belum jelas.
Laporan awal menunjukkan, kasus pertama terjadi pada sekelompok anak-anak yang mungkin telah memakan kelelawar, meskipun kejadian ini belum dikonfirmasi sebagai penyebab wabah.
Kelelawar dikenal sebagai reservoir virus dan patogen penyebab penyakit lainnya. Pakar kesehatan global merekomendasikan agar menghindari kontak dengan hewan yang mati.
Kedua desa di mana wabah terjadi yakni Basankusu dan Bolomba, terpisah jarak 186 kilometer, dan masih belum jelas apakah wabah di kedua desa tersebut memiliki penyebab yang sama.
Apa saja gejala penyakit misterius ini?
Informasi terbaru dari WHO menyebutkan, penyakit ini disertai dengan banyak gejala, termasuk demam, sakit kepala, menggigil, berkeringat, kaku di bagian leher, nyeri otot, nyeri sendi dan badan, batuk, muntah, dan diare.
Banyaknya gejala yang ditunjukkan, berpotensi untuk meluaskan diagnosa penyakit misterius ini.
Karena itu diperlukan analisis sampel biologis dari pasien untuk menentukan secara akurat penyebab penyakit ini.
Beberapa ahli kesehatan menduga, penyakit misterius ini kemungkinan disebabkan oleh kompilasi dari beberapa patogen.
Ditemukannya malaria pada satu dari dua kasus,menjadi informasi penting bagi otoritas kesehatan, tetapi penambahan pengambilan sampel dan analisis lebih lanjut oleh otoritas WHO dengan tim lokal akan membantu mempersempit spektrum pencarian penyebabnya.
"Tes tidak pernah 100% akurat, dan dengan peningkatan pengujian, kita akan dapat mengonfirmasi patogen penyebabnya dalam beberapa sampel tersebut,” kata Michael Head, seorang ahli epidemiologi di University of Southampton, Inggris.
Advertisement
Mungkinkah Penyakit ini Menyebar Luas?
Infrastruktur kesehatan di Kongo terbatas, dan terdapat kekhawatiran penyakit ini akan menyebar luas. Seperti halnya infeksi saluran pernapasan akibat malaria yang mewabah di tahun 2024, malnutrisi dan kondisi lain yang telah ada sebelumnya dapat meningkatkan angka kematian.
Otoritas kesehatan setempat telah menangani wabah Mpox dan Ebola dalam beberapa tahun terakhir. Epidemiolog Head menyarankan, untuk mengimbangi tantangan infrastruktur kesehatan dengan pengalaman para otoritas kesehatan dalam menangani epidemi penyakit menular.
Jika patogen yang belum dikenal sebelumnya, kemudian diidentifikasi sebagai penyebab wabah, otoritas kesehatan perlu meningkatkan langkah-langkah untuk menahan penyebaran penyakit dan mengidentifikasi metode penularannya.
