Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat pada penutupan perdagangan Rabu didukung oleh pelemahan imbal hasil surat utang AS. Namun jika dihitung secara bulanan, harga emas mengalami tekanan yang dalam karena ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed.
Mengutip CNBC, Kamis (1/6/2023), harga emas di pasar spot naik naik 0,2 persen menjadi USD 1.963,09 per ons pada perdagangan Rabu. Namun jika dihitung secara bulanan, harga emas kehilangan hampir 1,1 persen atau lebih dari USD 100 dari rekor tertinggi yang dicapai pada awal Mei.
Baca Juga
Sedangkan harga emas berjangka naik 0,3 persen menjadi USD 1.982,10 per ons.
Advertisement
"Harga emas hari ini memiliki semacam efek penekan dan pendorong di tengah dukungan dari imbal hasil yang lebih rendah tetapi kenaikan dolar AS," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
"Dengan data pekerjaan yang relatif kuat jelas kekhawatiran tentang kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut memiliki kecenderungan untuk menekan emas. Namun di sisi lain data PMI menarik ke arah yang berlawanan." tambah dia.
The dollar index menuju kenaikan bulanan, membuat harga emas kurang menarik bagi pembeli luar negeri.
Sebanyak 68,8% investordalam jajak pendapat memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga 25 basis poin dalam pertemuan yang diadakan the Fed. Angka ini naik jika dibandingkan dengan jajakp endapat sebelumnya yang di angka 60%.
Suku bunga tinggi meredupkan daya tarik untuk emas dengan imbal hasil nol.
Analis pasar senior OANDA Edward Moya menjelaskan, support utama harga emas di sekitar USD 1.950 dapat memicu momentum perdagangan untuk mendorong emas kembali ke UAS 2.000.
Harga Emas Sempat Amblas ke Level Terendah dalam 2 Bulan, Bagaimana Pekan Ini?
Sebelumnya, harga emas kembali melemah pada perdagangan Jumat (26/5/2023) pekan lalu. Hal itu disebabkan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan sehingga mendorong suku bunga tetap lebih tinggi dan lebih lama.
Kendati demikian, dilansir dari Reuters, Senin (29/5/2023) pada perdagangan di pasar spot harga emas ditutup di posisi USD1.943,12 per ons atau naik 0,1 persen dibandingkan pada perdagangan Kamis pekan lalu harga emas di pasar spot ditutup di posisi USD 1.940,34 per ons.
Namun secara keseluruhan harga emas mencapai level terendah dalam kurun waktu dua bulan yakni di kisaran USD 1.936,59 selama jam perdagangan Asia, dan diperkirakan akan turun 1,7 persen untuk minggu ini.
"Meskipun suara positif datang dari D.C., kesepakatan utang mungkin masih sulit untuk diselesaikan sebelum 1 Juni," kata pedagang logam independen Tai Wong.
"Tapi pemain jangka pendek mengharapkan kesepakatan untuk dilakukan dan telah menjual di balik data inflasi yang menunjukkan kemungkinan kenaikan bulan Juni," tambah Wong.
Advertisement
Menunggu Keputusan The Fed
Adapun Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang dilacak Federal Reserve untuk target inflasi 2 persen meningkat 4,4 persen dalam 12 bulan hingga April setelah naik 4,2 persen di bulan Maret.
"Nomor PCE baru saja menendang salah satu kaki di bangku pasar emas, angka yang lebih lembut akan memberikan penarik di belakang emas," kata kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago Phillip Streible.
Pedagang sekarang bertaruh bahwa Fed akan memberikan kenaikan suku bunga ke-11 berturut-turut pada bulan Juni, yang akan mengikis daya tarik logam mulia tanpa bunga.
Benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun dan indeks dolar melayang di dekat level tertinggi sejak pertengahan Maret, keduanya berada di jalur untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.