Liputan6.com, Jakarta - Kurs Dolar AS ke Rupiah masih berada di kisaran yang sama sejak pekan lalu. Menurut informasi dari laman resmi Bank Indonesia, pada Senin (12/6/2023) kurs jual USD berada di Rp 14.927,26 juga kurs belinya sebesar Rp 14.778,74.
Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 18.732,22 dan kurs beli Rp 18.544,36. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.087,11 dengan kurs beli Rp 15.921,14.
Baca Juga
Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.037,09 dan kurs beli Rp 9.934,27.
Advertisement
Beralih ke mata uang negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.694,41 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.585,73 per 100 Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.096,00 diikuti kurs beli Rp 2.074,79.
Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,56 dengan kurs beli Rp 11,44 per Won yang keduanya terus berubah naik dan turun sejak hari sebelumnya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.904,81 serta kurs beli sebesar Rp 1.885,74.
Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.123,14 dan kurs beli Rp 11.008,37 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.237,32 dan kurs beli Rp 3.202,33.
Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 266,46 dan kurs beli Rp 263,53 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 431,55 dan kurs belinya Rp 427,01 per Baht.
Rupiah Hari Ini Dibuka Langsung Melemah ke 14.898 per Dolar AS, Investor Tunggu Pengumuman The Fed
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Rupiah diperkirakan masih akan berada di level konsolidasi pada perdagangan di hari ini.
Pada Senin (12/6/2023), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank melemah 0,39 persen atau 58 poin menjadi 14.898 per dolar AS dari sebelumnya 14.840 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan, pergerakan rupiah terhadap dolar AS masih berpotensi di fase konsolidasi atau berfluktuasi di kisaran yang sama seperti pekan lalu.
Hal tersebut disebabkan pasar menantikan data dan event penting pekan ini, yaitu data inflasi konsumen AS pada diumumkan pada Selasa 13 Juni 2023 malam dan pengumuman kebijakan suku bunga acuan AS pada Kamis 15 Juni 2023 dini hari.
"Pasar biasanya berhati-hati menjelang event penting ini, sehingga rupiah berpotensi berbalik melemah terhadap dolar AS, tapi masih di kisaran perdagangan yang sama dengan pekan lalu," ujar dia dikutip dari Antara.
Menurut dia, perkembangan data ekonomi AS cukup beragam. Beberapa menunjukkan perbaikan, dan sebagian memperlihatkan penurunan yang agak membingungkan pasar.
Penurunan angka akan mendukung penghentian kenaikan suku bunga acuan. Sebaliknya, perbaikan data bisa mendorong bank sentral AS menaikkan suku bunganya lagi.
"Data inflasi konsumen AS menjadi data penting yang ditunggu pasar karena data inflasi adalah data yang menjadi alasan the Fed menaikkan suku bunga acuannya. Perkembangan baru dari data ini akan mempengaruhi persepsi pasar terhadap kelanjutan kebijakan moneter AS ke depan," ucap Aris.
Advertisement
Cadangan Devisa Turun
Bagi dia, penurunan data cadangan devisa Indonesia bisa menjadi indikator bahwa demand dollar lebih tinggi dari suplai di dalam negeri, sehingga ini bisa memicu penguatan dolar AS terhadap rupiah.
"Rupiah berpotensi bergerak melemah ke arah 14.900 per dolar AS dengan potensi support di kisaran 14.820 per dolar AS," ungkapnya.