Semen Indonesia Gandeng PLN Implementasikan EBT

PT PLN (Persero) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) sepakat berkolaborasi mendorong penggunaan listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di area operasi Semen Indonesia Group (SIG).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Sep 2023, 15:20 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2023, 15:20 WIB
PT PLN (Persero) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) sepakat berkolaborasi mendorong penggunaan listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di area operasi Semen Indonesia Group (SIG).
PT PLN (Persero) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) sepakat berkolaborasi mendorong penggunaan listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di area operasi Semen Indonesia Group (SIG). (Dok: SIG)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) sepakat berkolaborasi mendorong penggunaan listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di area operasi Semen Indonesia Group (SIG).

Direktur Utama Semen Indonesia Donny Arsal mengapresiasi terlaksananya MoU di antara kedua BUMN untuk menghadirkan energi bersih demi memenuhi kebutuhan listrik perseroan untuk produksi semen.

"Kerja sama antara SIG dan PLN diharapkan meningkatkan porsi penggunaan EBT dan mendukung tercapainya target Perusahaan dalam menurunkan intensitas emisi CO2 Scope 2 sebesar 24 persen di 2030 dari baseline 2019 seperti tertuang dalam Sustainability Road Map SIG," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (19/9/2023).

Menurut dia, PLN memiliki sumber daya yang kuat dalam investasi dan pengoperasian pembangkit listrik berbasis EBT.

"Di sisi lain, SIG merupakan pengguna listrik berskala besar, dengan tingkat penggunaan energi listrik sekitar 2,9 terrawatt hour (TWh) per tahun atau senilai Rp2,9 triliun per tahun untuk proses produksi semen," terangnya.

Bangun PLTS

Saat ini, Semen Indonesia memiliki lahan berupa atap bangunan, lahan, dan kolam, yang berpotensi digunakan untuk implementasi panel surya hingga 572 MegaWatt peak (MWp), dimana 541 MWp di antaranya merupakan potensi di atas permukaan tanah (ground mounted) dan di atas permukaan air (floating) di 9 lokasi pabrik.

"Pada tahap awal, rencana implementasi sebesar 5,4-32 MWp per lokasi. "Selebihnya akan dibangun proyek solar panel secara bertahap hingga tahun 2030," imbuh Donny.

 

Komitmen PLN

Pemanfaatan Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif
Teknisi melakukan perawatan panel PLTS di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (6/8/2019). PT PLN menargetkan pengembangan lebih dari 1.000 megawatt PLTS atap yang terdiri dari inisiasi swasta dan PLN sendiri sesuai RUPTL dengan potensi tiga gigawatt untuk PLTS. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen PLN untuk berkolaborasi dengan SIG dalam hal penurunan emisi karbon dan pengembangan EBT dalam skala besar. Kolaborasi tersebut berpadu dalam menciptakan ketersediaan energi ramah lingkungan bagi industri di tanah air.

"Ini hanyalah langkah awal. Semoga sesudah tanda tangan MoU ini segera bisa kita mulai, dalam waktu 1 atau 2 bulan ini," kata Darmawan.

Melalui MoU ini, PLN siap memfasilitasi Semen Indonesia menghadirkan industri hijau melalui sumber EBT dalam operasinya untuk memenuhi kebutuhan listrik di pabrik SIG dengan konsep keberlanjutan.

"PLN memfasilitasi SIG untuk go green, agar ke depan porsi listrik SIG dari sumber yang ramah lingkungan dapat terus meningkat," ungkapnya.

 

Keharusan

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo berkomitmen untuk terus meningkatkan belanja dalam negeri ini. Hal ini juga sejalan dengan target peningkatan TKDN yang terus tumbuh di PLN. (Dok PLN)
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo berkomitmen untuk terus meningkatkan belanja dalam negeri ini. Hal ini juga sejalan dengan target peningkatan TKDN yang terus tumbuh di PLN. (Dok PLN)

Darmawan menambahkan, dorongan penggunaan energi bersih bukan semata karena Indonesia harus mematuhi kesepakatan internasional untuk menekan emisi, tapi sudah menjadi keharusan untuk menuju Net Zero Emission pada 2060.

"Dalam proses transisi energi, diperlukan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Sehingga, kolaborasi dengan berbagai stakeholder lokal maupun internasional perlu dijalin. Karena ini adalah proyek besar, perlu kolaborasi dari kebijakan, teknologi, inovasi hingga investasi," pungkas Darmawan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya