Liputan6.com, Jakarta Desa wisata di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Magelang di wilayah Borobudur Yogyakarta Prambanan (BYP) menjadi lokasi terakhir kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata 5.0.
Berlangsung sejak tahun 2022, Sosialisasi Sadar Wisata 5.0, menjadi bagian dalam rangkaian besar Program Kampanye Sadar WIsata 5.0, yang telah dilaksanakan di 155 Desa Wisata di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), mulai dari wilayah Danau Toba, Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Lombok, Labuan Bajo, dan Wakatobi.
Baca Juga
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Martini Mohamad Paham menjelaskan, program unggulan Kemenparekraf ini merupakan hasil kerja sama dengan Bank Dunia, sehingga pemanfaatannya menjadi tanggung jawab bersama.
Advertisement
“Salah satu kunci strategis pengembangan pariwisata yang selalu ditekankan oleh Menteri kita adalah pentingnya kolaboraksi, yakni bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Mengembangkan potensi desa wisata tidak bisa sendiri,” tutur dia dikutip Sabtu (14/10/2023).
Pentingnya kerja sama berbagai pihak, lanjut Diah, berbentuk kolaboraksi pentahelix, melibatkan 5 komponen, mulai dari kalangan akademisi, bisnis/industri, pemerintah, komunitas, serta media.
“Semua pihak harus dilibatkan dalam pengembangan pariwisata,” ucapnya.
Lebih lanjut, Diah mengatakan, desa-desa yang menjadi tempat pelaksanaan program lokasi Sosialisasi Sadar Wisata 5.0, adalah desa-desa wisata terpilih.
“Dari sekitar 7 ribu desa wisata, desa-desa ini adalah yang terpilih. Karena itu, saya berharap peserta bisa memanfaatkan proses pembelajarannya. Nanti kita juga akan melihat (dari para narasumber yang memberikan sosialisasi) secara nyata dan konkret bagaimana tahapan untuk membangun desa wisata,” terangnya.
Pengembangan Pariwisata
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo memaparkan, dalam pengembangan pariwisata, dibutuhkan spirit untuk saling memperkuat dan menghidupkan satu sama lain, tanpa mengenal batas wilayah.
“Pariwisata itu borderless (tanpa batas wilayah). Kita harus saling menguatkan, bukan melemahkan. Jangan sampai pariwisata itu saling mematikan, justru harus saling menghidupkan. Yaitu dengan kolaborasi yang ujungnya kesejahteraan masyarakat. Pariwisata bisa dikatakan itu sukses kalau dapat menyejahterakan,” ucapnya.
Putaran akhir Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 berlangsung di Kalurahan Jagalan di Kabupaten Bantul dan Desa Wisata Pabelan di Kabupaten Magelang. Kalurahan Jagalan merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan religi, serta menjadi salah satu sentra kerajinan perak di Yogyakarta. Sedangkan Desa Wisata Pabelan menawarkan wisata alam seperti rafting, terkenal dengan kerajinan bambu, serta pembuatan jamu.
Sosialisasi Sadar Wisata yang menjadi bagian dari rangkaian besar kegiatan Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 akan berakhir tahun ini. Berbagai dampak positif telah dirasakan para penggerak dan pelaku pariwisata maupun warga desa wisata, misalnya, tersusunnya paket-paket wisata baru bernilai jual, bertambahnya kemampuan pemasaran produk wisata, kelembagaan desa wisata yang semakin solid, juga terbukanya pintu-pintu kolaborasi baru yang dapat memastikan keberlanjutan program di masa depan.
Advertisement
Buka Lapangan Kerja
Berbagai langkah kolaborasi yang telah lakukan selama program KSW 5.0 berjalan, antara lain; kolaborasi pengembangan sumber daya manusia (SDM) pariwisata, promosi, dan hilirisasi UMKM antara desa wisata dengan industri perhotelan. Selain itu, juga kerja sama pendanaan dari badan usaha untuk pengembangan desa wisata, yang diharapkan dapat menggerakkan sektor pariwisata, membuka lapangan kerja baru, dan memberikan nilai tambah pada mata pencarian warga.
Pada berbagai kesempatan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan, Program Kampanye Sadar WIsata 5.0 merupakan salah satu program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf dalam peningkatan sumber daya manusia di bidang pariwisata.
"Para pelaku pariwisata harus mampu menyesuaikan diri, menjawab keinginan serta kebutuhan spesifik dari para wisatawan. Desa wisata menjadi unggulan dalam pencapaian target terciptanya 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024, juga dalam menopang target 8,5 juta kunjungan wisman dan 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara," kata dia.