Uang Beredar di Indonesia Sentuh Rp 8.573,6 Triliun per November 2023

Posisi M2 atau uang beredar pada November 2023 tercatat sebesar Rp8.573,6 triliun atau tumbuh 3,3% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Des 2023, 13:20 WIB
Diterbitkan 22 Des 2023, 13:20 WIB
FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Penguatan Rupiah dipengaruhi aliran masuk modal asing yang cukup besar pada Mei dan Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada November 2023 tumbuh positif. Hal tersebut diungkapkan Bank Indonesia (BI) dalam laporannya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Erwin Haryono menyatakan, posisi M2 pada November 2023 tercatat sebesar Rp8.573,6 triliun atau tumbuh 3,3% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 2,0% (yoy) dan uang kuasi sebesar 4,9% (yoy)," tutur dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Perkembangan M2 pada November 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus). 

Penyaluran kredit pada November 2023 tumbuh sebesar 9,7% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,7% (yoy).

Sementara itu, tagihan bersih kepada Pempus terkontraksi sebesar 15,0% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 11,7% (yoy) pada Oktober 2023. Aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 0,3% (yoy), setelah tumbuh sebesar 6,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.

 

 

Utang Indonesia Tembus Rp 8.000 Triliun, Airlangga Hartarto: Masih Aman

3 Alasan Kenapa Rabu Kemarin Rupiah Menguat
Ilustrasi dana BLT

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan bahwa utang Indonesia masih dalam level aman. Airlangga mengutip catatan resmi per 30 November 2023, total utang pemerintah sudah menyentuh Rp 8.041 triliun atau naik Rp 90,49 triliun dari bulan sebelumnya sebesar Rp 7.950 triliun.

“Rasio utang kita juga level aman di bawah 40 persen yaitu 38 persen," kata Airlangga dalam kegiatan Seminar Nasional Outlook Perekomonian Indonesia di St. Regis Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Menurut APBN KiTa, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) per 30 November 2023 mencapai 38,11 persen, naik dari level 37,95 persen di bulan sebelumnya.

Dalam kesempatan itu, Airlangga kembali menyoroti kinerja ekonomi Indonesia yang tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global.

Seperti diketahui, ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan yang ekspansif di level 5 persen.

"Kita di atas pertumbuhan rata-rata negara maju maupun negara berkembang," ucap Airlangga.

“Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia akan terjaga di level 5 persen hingga 2026 mendatang,” beber Menko.

Tak hanya itu, tingkat inflasi RI juga terkendali di target sasaran pemerintah 3 persen plus minus 1 persen. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat inflasi Indonesia lberada di angka 2,86 persen year-on-year pada November 2023.

Modal Asing Masuk Indonesia Capai USD 5,1 Miliar per 19 Desember 2023

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio ke pasar keuangan domestik terus berlanjut, dimana net inflows pada triwulan IV (hingga 19 Desember 2023) tercatat sebesar USD 5,1 miliar.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 juga naik menjadi USD 138,1 miliar, atau setara pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“NPI 2023 secara keseluruhan diprakirakan tetap sehat dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB,” beber Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Hasil RDG Edisi Desember 2023, Kamis (21/12/2023).Kinerja positif NPI tersebut diprakirakan berlanjut pada 2024, didukung oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan prospek perekonomian domestik yang meningkat, serta tetap rendahnya defisit transaksi berjalan dalam kisaran defisit 0,1% sampai dengan defisit 0,9% dari PDB.

Neraca Perdaganganbahwa surplus neraca perdagangan berlanjut pada November 2023.

“Surplus neraca perdagangan berlanjut pada November 2023 sebesar 2,4 miliar dolar AS, didukung oleh ekspor komoditas utama Indonesia, seperti batu baraubernur BI.

 

BI Tahan Suku Bunga Acuan 6% di Desember 2023

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI di kisaran 6% pada bulan Desember 2023.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 20 dan 21 Desember 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6%, Suku Bunga Deposit Facility juga tetap sebesar 5,25% dan Suku Bunga Lending Facility sebesar 6,75%,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil RDG Desember 2023, Kamis (21/12/2023).

Perry Warjiyo memastikan, keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6% ini tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah preventif dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5%+-1% pada tahun 2024.

“Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro growth, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” sambungnya.

Perry Warjiyo lebih lanjut menyampaikan, kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.

“Akselerasi digitelisasi sistem pembayaran juga terus didorong untuk meningkatkan volume transaksi sih dan memperluas inklusi ekonomi keuangan digital, termasuk digitalisasi transaksi keuangan pemerintah pusat dan daerah,” katanya.

 

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya