Bansos Pangan Jangan Ditunda Gara-Gara Pemilu, 22 Juta Keluarga Butuh Makan

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menanggapi usulan yang meminta program penyaluran bansos ditunda sementara saat penyelenggaraan Pemilu 2024

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 11 Jan 2024, 21:23 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2024, 21:17 WIB
Bansos Beras
Penambahan periode bantuan diharapkan selain menjaga stabilitas ketahanan pangan dengan menjaga daya beli masyarakat juga membantu pengendalian inflasi sebagai dampak kenaikan harga beras saat ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menanggapi usulan yang meminta program penyaluran bansos ditunda sementara saat penyelenggaraan Pemilu 2024 pada Februari mendatang karena rawan dipolitisasi.

Menurut dia, penyaluran bansos beras jadi hal penting yang tidak bisa ditunda bagi 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

"Makannya boleh ditunda enggak? Kalau saudara kita yang 22 juta KPM itu urgent. Saya ulangin, siapapun presidennya wajib sebagai negara menyediakan pangan untuk saudara-saudara kita yang 22 juta itu. Siapapun presidennya, ini negara," tegasnya di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Arief mengaku, dirinya telah mendapat penugasan dari pemerintah dalam rapat terbatas untuk tetap menyalurkan bansos pangan. Ia pun mempersilakan pihak luar untuk memantau penyaluran program bansos tersebut selama Pemilu 2024.

"Orang enggak ada penyalahgunaan. Kan ada Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu). Kan bisa dilihat apakah ada atribut politik atau enggak. Ini siapapun," kata Arief.

"Terus teman-teman dari Komisi IV, Komisi VI boleh hadir untuk mengawasi. Waktu RDP kan saya sampaikan, kita bisa undang juga, enggak apa-apa," ungkapnya.

Jaminan Bulog

Senada, Perum Bulog menjamin penyaluran program bantuan sosial atau bansos beras 10 kg selama 3 bulan pada Januari-Maret 2024 bisa tersalurkan tanpa unsur politik jelang Pemilu 2024 yang akan digelar pada Februari mendatang.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi meyakini hal itu lantaran pihaknya sudah memegang data, siapa saja 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang berhak menerima bansos beras tersebut.

 


Banyak Dukungan

Bansos Beras
Pelaksanaan program Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah dipercepat untuk mengatasi kenaikan harga beras saat ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menurut dia, penyaluran program bantuan sosial pangan tersebut akan turut didukung oleh para transporter yang juga merupakan profesional logistic company.

"Bagi kami, urusannya adalah keluarga KPM itu terima 10 kg beras dan bisa kita pertanggungjawabkan prosesnya. Yang lain kita enggak ikut mikir," tegas Bayu.

Menindaki banyaknya pemberian bansos yang terindikasi unsur politik akibat adanya atribut-atribut tertentu yang menempel, ia meyakinkan Perum Bulog telah melakukan proses pembagian bansos secara seksama di semua tempat.

"Kita semua confirm bahwa di dalam semua proses itu tidak ada atribut apapun. Tidak boleh ada atribut apapun, kecuali yang memang natural ada di situ. Kami sangat komitmen untuk itu. Ini adalah program negara, punyanya rakyat," imbuhnya.

 


Minta Semua Pihak Mengawasi

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menekankan pentingnya kemitraan dengan petani padi. Selain mendorong pertumbuhan produktivitas, kemitraan juga membantu meningkatkan kesejahteraan petani.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menekankan pentingnya kemitraan dengan petani padi. Selain mendorong pertumbuhan produktivitas, kemitraan juga membantu meningkatkan kesejahteraan petani. (Dok. Istimewa)

Demi meyakinkan penyaluran bansos beras aman politisasi, Bayu lantas mempersilakan semua pihak untuk ikut melakukan pengawasan.

"Silakan Bawaslu dan satgas pangan melaksanakan tugasnya. Saya kira beliau sudah tahu apa yang harus dilakukan. Kita hanya melaksanakan saja," pungkas Bayu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya