Cak Imin di Debat Cawapres: Kita Prihatin, Food Estate Abaikan Petani

Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyoroti soal proyek Food Estate yang menjadi andalan pemerintah saat ini untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Jan 2024, 20:35 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2024, 19:49 WIB
Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bersama Capres Anies Baswedan
Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bersama Capres Anies Baswedan di arena debat cawapres perdana di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023). (Foto: Tangkapan layar dari Youtube KPU).

Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyoroti soal proyek Food Estate yang menjadi andalan pemerintah saat ini untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Namun buktinya, lanjut Cak Imin, hal ini justru tidak menguntungkan bagi para petani. Hal tersebut diungkapkan Cak Imin dalam dalam Debat Cawapres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). 

"Kita sangat prihati, pengadaan pangan nasional dilakukan melalui food estate, terbukti mengabaikan petani, meninggalkan masyarakat adat kita, menimbulkan konflik agraria, bahkan merusak lingkungan kita," tutup dia.

Selain itu, lanjut dia, proyek Giant Sea Wall tidak bisa diandalkan untuk mengatasi masalah krisis ikilm. Menurut dia, krisis iklim terjadi di mana-mana. Untuk itu, pemerintah harus serius dalam mengatasinya.

"Krisis iklim terjadi dan bencana ekologi terjadi di mana-mana. Negara harus serius mengatasinya. Tidak hanya mengandalkan proyek Giant Sea Wall yang tdak mengatasi masalahnya," kata dia.

Cak Imin menyatakan, untuk mengatasi krisis iklim, harus dimulai dengan etika. Hal ini harus melibatkan alam dan juga manusia di dalamnya.

"Etika lingkungan intinya keseimbangan antara manusia dan alam, tidak menang-menangan," tutup Muhaimin Iskandar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Food Estate untuk Tambah Produksi

Prabowo Subianto saat debat capres perdana di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (12/12/2023).
Prabowo Subianto saat debat capres perdana di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (12/12/2023). (Foto: Tangkapan layar Youtube KPU RI)

Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto masih berpegang pada potensi dari lumbung pangan nasional atau food estate untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Dia turut membandingkan dengan proses impor beras dari luar negeri.

Prabowo mengatakan, rencana food estate sudah diinisiasi sejak tahun 1970 oleh bos Pertamina saat itu, Ibnu Sutowo. Dia menilai ini jaid satu-satunya jalan untuk menjaga ketahanan pangan Tanah Air.

"Salah satu strategi yang paling utama adalah food estate, lumbung padi yang sudah digagas oleh pak Ibnu Sutowo dari tahun 70, jadi sudah hampir 50 tahun yang lalu, dan ini satu-satunya jalan," kata Prabowo dalam Dialog Capres Bersama Kadin Indonesia: Menuju Indonesia Emas 2045, di Jakarta, Jumat (12/1/2024).Menteri Pertahanan ini juga mengungkit soal impor beras dari Vietnam untuk pemenuhan konsumsi di Indonesia. Dia memandang hal ini merupakan tafsiran dari paham neoliberal.

Namun, proses impor beras ini dipandang hanya bergantung pada kemampuan negara lain. Sehingga dikhawatirkan tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional jika produksi dalam negeri tidak digenjot.

"Karena paham orang neolib, 'ndak usah, untuk apa beli beras dari petani Indonesia, beli aja dari petani Vietnam, lebih murah'. Padahal kalau dia tutup (ekspor beras), dia tidak mau jual, kita makan apa," tegasnya.

Food Estate Jadi Jalan KeluarDengan demikian, Prabowo memandang kalau food estate bisa menjadi jalan keluar dari permasalahan pangan nasional. Pada saat yang sama, turut memperhatikan juga kemakmuran dari petani.

"Saya sudah bicara bertahun-tahun ada rekam digital, rekam cetak saya semua, dari berapa tahun kita harus punya food estate yang besar, tapi kita harus bantu semua petani kita, kita harus bikin petani makmur, jadi anaknya petani mau jadi petani seperti di Jerman di mana-mana," urai Prabowo Subianto.

 


Pengalaman Prabowo

Prabowo yang menyebut Jerman ternyata bukan tanpa alasan. Dia mengaku pernah menyambangi sebuah desa di negara tersebut dan melihat pola hidup petaninya disana.

Ternyata, untuk sekelas petani di Jerman, sudah bisa memiliki mobil mewah. Terlebih lagi, kehidupannya pun tergolong cukup tinggi yang diisyaratkan Prabowo melalui kegiatan pasca bertani di Jerman.

"Dia kerja di ladang sore, dia naik mobil, dia ke disko malam-malam, iya kan. Saya pernah ke desanya Jerman, bau tai sapi tapi mobilnya golf, rumahnya bagus, sore-sore dia sudah langsung ganti baju, malam-malam dia dansa di disko, anak-anak muda mau jadi petani di Jerman. Kita harus bikin anak-anak muda Indonesia mau jadi petani di Indonesia," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya