Liputan6.com, Jakarta Food estate menjadi salah satu isu yang dibahas dalam acara debat Cawapres atau Calon Wakil Presiden 2024, pada Senin malam (21/1). Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3 Mahfud MD menilai, program food estate gagal dan tidak memberikan efek langsung kepada harga pangan.
"Kami punya program petani bangga bertani. Di laut juga nelayan sejahtera. Jangan misalnya seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan. Yang benar saja, kita rugi dong," ujar Mahfud MD, pada Minggu (21/1).
Baca Juga
Senada, calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar juga menyebut akan menghentikan food estate yang menjadi program pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Advertisement
Terkait dengan isu tersebut, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat, perlu ada perubahan paradigma dalam menangani hambatan pada ketersediaan pangan di dalam negeri.
“Tidak perlu membangun food estate karena ekstensifikasi lahan pasti bertabrakan dengan isu kelestarian lingkungan,” ungkap Bhima dalam pesan singkat kepada Liputan6.com, Senin (22/1/2024).
Bhima menyarankan, pemerintah baru baiknya untuk mempertimbangkan pencegahan alih fungsi lahan pertanian.
“Sebaiknya mencegah alih fungsi lahan pertanian yang ada sekarang kemudian melakukan peningkatan produktivitas pertanian dan mekanisasi pertanian,” katanya.
Selain itu, bantuan subsidi pupuk yang terus mengecil anggaran nya juga perlu ditingkatkan tiga kali lipat, ujar Bhima. Selain itu, anggaran untuk petani termasuk modernisasi alat pertanian juga mendesak saat ini.
“Tapi disisi yang lain impor juga harus diatur, sayangnya pada waktu debat semalam, tidak ada satupun yang membahas UU Cipta Kerja sebagai akar masalah banjirnya impor pangan,” imbuhnya.
Food Estate Sering Disinggung di Debat Capres Cawapres, Gibran: Jangan di-Judge Gagal!
Sebelumnyam, Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyinggung terkait pengembangan food estate untuk ketahanan pangan kepada Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.
Pada debat Cawapres sebelumnya, Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD telah lebih dulu menyinggung soal aksi penggundulan hutan yang terjadi dalam program lumbung pangan atau Food Estate milik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tapi kan saya tahu itu untuk menghindari tidak adanya regulasi sekarang ini agar tidak lagi terjadi penggundulan karena food estate seperti yang terjadi," ujar Mahfud MD dalam sesi Debat Cawapres, Jumat (22/12/2023).Diketahui, program food estate ini memang menuai kritikan dari berbagai pihak. Sebab, program tersebut dinilai hanya menguntungkan kroni, merusak lingkungan dan tidak menguntungkan.
Perlu diketahui, pada Juli 2020, Presiden Joko Widodo telah menunjuk Kementerian Pertahanan (Kemhan) menjadi leading sector untuk program Food Estate yang berlokasi di Kalimantan Tengah. Namun, banyak yang menyebut program food estate merupakan proyek gagal.
Advertisement
Program Jangka Panjang
Menanggapi pertanyaan mengenai food estate, Gibran menegaskan, proyek lumbung pangan atau food estate merupakan program jangka panjang. Sehingga tidak bisa asal nilai dengan cepat.
"Jadi, memang yang namanya food estate lahan pertanian itu program jangka panjang, jadi tidak bisa di judge sekali, dua, tiga kali panen," kata Gibran dalam debat Cawapres kedua di JCC, Jakarta, dikutip Senin (22/1/2024).
Menurutnya, hal biasa apabila dalam proyek food estate mengalami kegagalan pada masa panen pertama hingga ketiga kali. Biasanya, setelah enam hingga tujuh kali baru terlihat hasilnya.
"Panen pertama kedua dan ketiga itu pasti tidak pernah 100 persen, ini yang petani pasti paham, baru nanti panen keenam, ketujuh akan kelihatan hasilnya seperti apa," pungkas Gibran.