Wee Cho Yaw, Miliarder Singapura dan Pendiri UOB Indonesia Meninggal Dunia di Usia 95 Tahun

Dalam lebih dari lima dekade di bawah kepemimpinan Wee Cho Yaw, UOB berkembang dari bank dengan hanya satu cabang menjadi bank regional di 19 negara dan beberapa kawasan regional.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Feb 2024, 17:37 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2024, 17:35 WIB
Chairman Emeritus, Penasihat UOB Group, serta Pendiri UOB Indonesia Wee Cho Yaw meninggal dunia di usia 95 tahun. (Dok UOB)
Chairman Emeritus, Penasihat UOB Group, serta Pendiri UOB Indonesia Wee Cho Yaw meninggal dunia di usia 95 tahun. (Dok UOB)

 

Liputan6.com, Jakarta - Chairman Emeritus, Penasihat UOB Group, serta Pendiri UOB Indonesia Wee Cho Yaw meninggal dunia pada 3 Februari 2024. Wee Cho Yaw meninggal dunia di usia  95 tahun. Wee seorang bankir visioner yang berperan penting dalam perkembangan UOB di Asia.

Chairman UOB Wong Kan Seng mengatakan, tidak diragukan lagi, Wee Cho Yaw adalah salah satu pengusaha paling sukses di Singapura. Melalui kerja keras, tekad, ketegasan, dan nilai-nilai Asia yang kuat, beliau membangun UOB menjadi salah satu bank yang paling dikagumi di dunia.

"Kehadiran beliau dapat dilihat di seluruh Singapura melalui berbagai industri, bisnis, individu dan komunitas yang telah didukung oleh UOB selama bertahun-tahun. Beliau juga telah memberikan banyak kontribusi penting bagi perkembangan Singapura sebagai pusat keuangan global.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/2/2024)

Wee Ee Cheong, Deputy Chairman and Chief Executive Officer, serta putra dari Wee mengatakan, Wee Cho Yaw meninggalkan rekam jejak yang luar biasa di Singapura dan kawasan sekitarnya. Wee Cho Yaw telah menjadi sumber inspirasi bagi dirinya dalam segala aspek kehidupan.

"Banyak hal yang akan dibicarakan mengenai ketajaman bisnis dan pembuatan kesepakatan, namun nilai-nilai kehormatan, usaha, persatuan serta komitmen akan menjadi warisan yang Beliau tinggalkan di UOB," kata Wee Ee Cheong.

"Baik itu pemikiran menyeluruh untuk jangka panjang pentingnya hubungan yang mendalam, melakukan hal yang benar atau memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, pengaruh ayah saya dan nilai-nilai yang dianut akan bertahan selamanya di UOB.” tambah Wee Ee Cheong.

 

Dari 1 Cabang Jadi Menyebar ke 19 Negara

Dalam lebih dari lima dekade di bawah kepemimpinan Wee Cho Yaw, UOB berkembang dari bank dengan hanya satu cabang menjadi bank regional di 19 negara dan beberapa kawasan regional.

Melalui fokusnya yang berfokus pada pertumbuhan yang hati-hati, disiplin, dan berkelanjutan, aset UOB meningkat dari S$ 2,8 miliar menjadi S$ 253 miliar pada saat beliau pensiun sebagai Chairman pada 2013.

Pada tanggal 30 September 2023, aset UOB telah tumbuh menjadi S$516 miliar dan mendapatkan peringkat diantara bank-bank terkemuka di dunia: Aa1 by Moody’s Investors Service dan AA- by S&P Global Ratis dan Fitch Ratings.

Meskipun dikenal secara global sebagai pebisnis yang cerdik dan tegas, legenda Wee sebagai pembuat kesepakatan yang ulung terbentuk di Singapura.

Meskipun akuisisi awal atas Chung Khiaw Bank, Lee Wah Bank, dan Industrial and Commercial Bank memberikan indikasi keahliannya yang luar biasa dalam membuat kesepakatan, akuisisi Overseas Union Bank pada tahun 2001 membawa Wee menjadi salah satu pengusaha terkemuka di Singapura.

 

Mementingkan Pendidikan

Wee juga percaya akan pentingnya pendidikan dan berkontribusi kepada masyarakat. Wee Cho Yaw adalah presiden pendiri Federation of Chinese Clan Associations (SFCCA) dari tahun 1985 hingga 2010.

Wee Cho Yaw turut memimpin Hokkien Huay Kuan dari tahun 1972 hingga 2010. Untuk membantu membangun jembatan antara Singapura dan Tiongkok, beliau mendirikan Wee Cho Yaw Singapore-China Banking Forum.

Pada tahun 2015, UOB mendirikan program beasiswa Wee Cho Yaw Future Leaders Award senilai S$ 50 juta untuk membantu memberikan dukungan finansial kepada siswa dari latar belakang kurang mampu.

Wee menerima banyak pengharagaan selama karirnya termasuk Distinguished Service Order (Penghargaan Hari Nasional tertinggi di Singapura), Penghargaan Warisan Dewan Penasihat Bisnis ASEAN untuk Singapura dan Gelar Kehormatan Doktor Sastra dari National University of Singapore dan Nanyang Technology University.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya