Populasi Orang Kaya di Negara BRICS Diramal Melesat 85% dalam 10 Tahun

Blok BRICS secara keseluruhan memiliki kekayaan yang dapat diinvestasikan sebesar USD 45 triliun saat ini.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Feb 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2024, 06:00 WIB
Presiden Jokowi Menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatanhttps://www.liputan6.com/dashboard/articles/create?type=TextTypeArticle#
Presiden Jokowi menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Populasi jutawan hingga miliarder di negara-negara BRICS diperkirakan akan mengalami lonjakan besar selama dekade berikutnya, dan berkontribusi terhadap peningkatan kekayaan di seluruh negara anggota.

Hal itu diungkapkan dalam laporan terbaru oleh Henley & Partners, yang diterbitkan dalam kemitraan dengan firma intelijen global New World Wealth.

Mengutip CNBC International, Jumat (16/2/2024) Henley & Partners memperkirakan jumlah jutawan di di negara-negara BRICS diperkirakan akan meningkat hingga 85 persen dalam 10 tahun ke depan.

Blok BRICS, yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, secara keseluruhan memiliki kekayaan yang dapat diinvestasikan sebesar USD 45 triliun saat ini.

Anggota negara BRICS tahun ini pun telah diperluas hingga mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi juga akan bergabung dengan blok tersebut.

Saat ini, terdapat 1,6 juta individu dengan aset yang dapat diinvestasikan lebih dari satu juta dalam blok tersebut.

"Perkiraan BRICS sebesar 85 persen akan menjadi pertumbuhan kekayaan tertinggi di antara blok atau wilayah mana pun secara global," kata Andrew Amolis, analis kekayaan di New World Wealth.

Sebagai perbandingan, negara kelompok G7 yang memiliki kekayaan yang dapat diinvestasikan sebesar USDN110 triliun pada Desember 2023, diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah jutawan di wilayah tersebut sebesar 45 persen selama dekade berikutnya, berdasarkan data yang diberikan oleh Amolis.

G7 adalah koalisi negara-negara maju di dunia, yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jepang, Italia, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.

"(BRICS) menantang tatanan dunia dan menjadikan dirinya sebagai saingan kuat bagi G7 dan lembaga internasional lainnya," ungkap Managing Partner dan Kepala Asia Tenggara Henley & Partners, Dominic Volek, dalam sebuah presentasi webcast.

 

India Diperkirakan Akan Catat Kenaikan Kekayaan Terbesar

Presiden Jokowi telah menutup acara KTT G20 di Bali dan menyampaikan pesan untuk penyelenggaraan KTT oleh India tahun depan. Ia juga menyerahkan palu kepemimpinan ke PM India Narendra Modi pada Rabu (16/11/2022).
Presiden Jokowi telah menutup acara KTT G20 di Bali dan menyampaikan pesan untuk penyelenggaraan KTT oleh India tahun depan. Ia juga menyerahkan palu kepemimpinan ke PM India Narendra Modi pada Rabu (16/11/2022).

India memimpin dalam hal ekspansi kekayaan, menurut Henley & Partners, dengan perkiraan lonjakan kekayaan per kapita sebesar 110 persen pada tahun 2033, diikuti oleh Arab Saudi, yang kekayaan per kapitanya diperkirakan akan meningkat lebih dari 105 persen pada periode yang sama.

UEA diperkirakan akan mengalami pertumbuhan kekayaan individu sebesar 95 persenX sementara kekayaan Tiongkok dan Ethiopia diperkirakan akan tumbuh masing-masing sebesar 85 persen dan 75 persen

Dalam dekade terakhir, ekspansi kekayaan swasta Tiongkok memimpin di antara negara-negara BRICS dengan pertumbuhan yang mengejutkan sebesar 92 persen, sementara India berada di urutan kedua dengan ekspansi sebesar 85 persen dalam rentang waktu yang sama.

Selanjutnya, UEA mengikuti di posisi ketiga dengan pertumbuhan kekayaan sebesar 77 persen.

Di sisi lain, anggota lain dalam koalisi BRICS, seperti Afrika Selatan dan Iran, mengalami penurunan populasi jutawan sejak tahun 2013.

AS Punya 45 Keluarga Miliarder, Ada yang Lebih Kaya dari Elon Musk

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Amerika Serikat kini memiliki 45 keluarga miliarder dengan kekayaan bersih senilai USD 10 miliar atau sekitar Rp. 156,3 triliun.

Salah satu dari keluarga ini bahkan mengantongi kekayaan bersih yang lebih besar dari harta orang terkaya di dunia saat ini, Elon Musk, menurut Forbes.

Melansir Business Insider, Selasa (13/2/2024) ahli waris pendiri Walmart, Sam Walton, masih memiliki sekitar 45 persen saham raksasa ritel tersebut, atau setara kekayaan bersih gabungan sebesar USD 267 miliar (Rp. 4,1 kuadriliun) pada 16 Januari 2024, menurut peringkat keluarga decabillionaire Forbes yang baru.

Angka tersebut jauh melampaui kekayaan bersih CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk senilai USD 202 miliar atau Rp. 3,1 kuadriliun.

Forbes memperkirakan 45 keluarga super kaya ini secara kolektif memiliki kekayaan sekitar USD 1,3 triliun, atau sekitar 10 kali lipat kekayaan pribadi Warren Buffett.

Keluarga Mars berada di urutan kedua setelah keluarga Walton, dengan mengantongi kekayaan senilai USD 117 miliar atau Rp. 1,8 kuadriliun yang tersebar di perusahaan pembuat makanan manis itu.

Ada banyak keluarga terkenal lainnya dalam daftar, dengan nama seperti Koch, Lauder, Hearst, dan Marriott.

Nama-nama terkenal lainnya, termasuk Carnegie, Vanderbilt, dan Getty, tidak masuk dalam peringkat tersebut, karena berbagai alasan mulai dari kinerja harga saham dan perselisihan hukum yang mahal hingga pajak atas penjualan saham dan kegiatan amal.

Namun, keluarga John D. Rockefeller, orang terkaya di Amerika pada masa jayanya, nyaris tidak masuk dalam daftar Forbes dengan total kekayaan USD 10,3 miliar atau Rp 161 triliun.

Pada umumnya, keluarga terkaya di AS menghasilkan uang dengan membangun perusahaan swasta terbesar di negaranya.

Misalnya, keluarga Cargill-MacMillan memiliki kekayaan lebih dari UAD 60 miliar berkat kepemilikan mereka atas sekitar 88 persen saham di Cargill, raksasa bahan baku. Yang lain masih memegang saham di perusahaan publik yang mereka bantu bangun.

Keluarga Miliarder Lainnya

Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya. Foto: Freepik
Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya. Foto: Freepik

Adapun keluarga Dorrance yang memiliki hampir 40 persen saham di Campbell Soup; keluarga Brown memiliki sekitar setengah dari Brown-Forman, pemilik Jack Daniel's; dan keluarga Pritzker adalah pemegang saham terbesar Hyatt Hotels.

Beberapa dari keluarga miliarder juga telah menjual saham mereka, seperti keluarga Busch, yang menjual sahamnya di Anheuser-Busch kepada InBev pada tahun 2008.

Selain itu, keluarga Haslam menjual seluruh sahamnya di jaringan pemberhentian truk bernama Pilot Travel Centers senilai sekitar USD 13 miliar atau Rp. 203,2 triliun kepada Berkshire Hathaway milik Warren Buffett selama beberapa tahun.

Daftar keluarga yang sangat kaya menunjukkan bahwa cara terbaik untuk membangun kekayaan generasi yang besar adalah dengan membangun bisnis yang besar dan bertahan lama; tampaknya tidak terlalu menjadi masalah apakah itu disimpan dalam keluarga, dijadikan milik pribadi, atau dijual.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya