1 Tahun Perjalanan MIND ID Pacu Hilirisasi Produk Tambang Nasional

Salah satu pencapaian penting yang diraih MIND ID setahun terakhir adalah menyelesaikan proses divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Mar 2024, 16:21 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2024, 21:17 WIB
Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah
BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID atau Mining Industry Indonesia menargetkan pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah di Kalimantan Barat bisa mulai beroperasi pada akhir 2024 mendatang. (Dok. MIND ID)

Liputan6.com, Jakarta PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID tepat berusia 1 tahun pada 21 Maret 2024. Holding BUMN tambang telah memacu berbagai program hilirisasi produk pertambangan nasional mulai dari tembaga, bauksit hingga nikel demi meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengungkapkan rasa syukur terhadap berbagai torehan kinerja yang positif pada tahun pertama dalam melaksanakan tugas sebagai strategic holding.

Perseroan bersama seluruh anggota holding berupaya proaktif mendukung pemerintah untuk semakin mendorong program hilirisasi produk pertambangan.

Selain hal ini merupakan cara yang efektif untuk memberikan nilai tambah bagi persekonomian nasional, hilirisasi menjadi cara bagi Indonesia untuk menunjukkan keandalan industrialisasi produk tambang nasional.

“Kami sangat mensyukuri perjalanan satu tahun ini. Tentunya sudah banyak torehan positif yang dicapai tahun ini, tapi kami tidak berpuas diri dan terus mencari potensi untuk dapat terus lebih gencar dalam program hilirisasi dan menciptakan nilai tambah,” katanya.

Salah satu pencapaian penting yang diraih setahun terakhir adalah menyelesaikan proses divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. Meski memakan waktu yang tidak sebentar, holding berhasil menjadi pemegang saham mayoritas.

Hendi menyampaikan bahwa upaya divestasi ini merupakan komitmen penting pemerintah dalam memastikan terus berjalannya hilirisasi dari bijih nikel hingga menjadi produk siap ekspor.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


3 Proyek

BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID berupaya mewujudkan Tujuan Mulia (Noble Purpose) Grup MIND ID melalui ekspansi perusahaan ke bisnis energi baru terbarukan (EBT).
BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID berupaya mewujudkan Tujuan Mulia (Noble Purpose) Grup MIND ID melalui ekspansi perusahaan ke bisnis energi baru terbarukan (EBT). Dalam hal ini, Grup MIND ID PT Bukit Asam Tbk melalukan diversifikasi bisnis untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. (Dok. MIND ID)

Holding turut mengawal proses hilirisasi bauksit lewat proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Proyek Strategis Nasional (PSN) ini sangat krusial karena mampu menekan kebutuhan produk setengah jadi alumina Nasional.

Keberadaan SGAR ini akan melengkapi rantai hilirisasi produk bauksit. Dimulai dari pertambangan bijih bauksit yang dimiliki PT Antam di Kalimantan Barat. Hasil tambang kemudian diolah di smelter menjadi produk alumina.

Selanjutnya produk turunan itu dikirim ke Kuala Tanjung, Sumatra Utara untuk kemudian dileburkan menjadi produk aluminium.

 


Proyek Lain

Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR)
Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. (Liputan6.com/MIND ID)

Di Jawa Timur, MIND ID Group turut mendorong penyelesaian smelter tembaga yang dikerjakan oleh PT Freeport Indonesia. Proyek ini akan memberi nilai tambah bagi produk hasil dalam negeri.

Presiden Joko Widodo mengapresiasi MIND ID Group yang proaktif merampungkan sejumlah smelter termasuk salah satunya pabrik pemurnian alumina di Kalimantan Barat.

Menurutnya, langkah cepat ini dapat menjadi contoh bagi banyak pelaku pertambangan dalam menciptakan nilai tambah dari komoditas bahan mentah menjadi menjadi bahan setengah jadi maupun produk jadi.

“Ini yang sering saya sampaikan terkait hilirisasi. Setelah nikel, beberapa komoditas tambang juga terus berjalan, dan kemudian kita masuk ke bauksit. Karena bijih bauksit paling banyak ada di Kalimantan Barat," kata Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya