Liputan6.com, Jakarta - Dalam era ketidakpastian ekonomi saat ini sebagai dampak eskalasi geopolitik di Timur Tengah sekaligus ketidakpastian penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) membuat warga yang ingin investasi bimbang.
Anjloknya nilai tukar rupiah, harga emas yang sudah terlalu mahal, dan volatilitas pasar saham menjadi sorotan utama dalam mengambil keputusan investasi.
Masyarakat mencari strategi dan instumen investasi tepat agar mampu melindungi nilai investasi dan juga tetap memperoleh imbal hasil yang memadai.
Advertisement
Di tengah kondisi ini, penting untuk memahami berbagai instrumen investasi yang tersedia, serta risiko yang terkait dengan masing-masing instrumen tersebut.
Perencana Keuangan Andy Nugroho menyarankan sebelum mulai berinvestasi, masyarakat harus mencoba untuk melakukan Analisa kondisi dan keadaan yang sedang terjadi, dan prediksi kondisi kedepannya.
“Bahkan seandainya kita sudah menganalisa saja bisa saja terjadi kerugian investasi. Apalagi bila kita tidak atau keliru dalam menganalisa kondisi dan keadaannya.” Jelasnya pada Liputan6.com, dikutip Sabtu (20/4/2024).
Analis ini sangat perlu agar masyarakat atau investor tidak merasa rugi atau bahkan kehilangan seluruh uangnya dalam lima atau 10 tahun ke depan. Masyarakat harus tahu portofolio investasi apa saja yang cocok untuk diri sendiri.
Seperti diketahui, saat ini banyak sekali instrumen investasi yang beredar di industri keuangan seperti emas, reksa dana, saham, obligasi dan bahkan kripto.
Pentingnya Memilih Instrumen Investasi yang Tepat
Namun, dengan beragamnya pilihan instrumen investasi yang tersedia, menjadi semakin penting bagi investor untuk memilih dengan bijaksana. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Profil Risiko
Pertama-tama, penting bagi investor untuk mengenali profil risiko mereka sendiri.
"Apakah Anda seorang investor konservatif yang tidak ingin mengambil risiko besar, atau lebih cenderung agresif dalam mencari potensi keuntungan yang tinggi?"
Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan sebuah investasi untuk dicairkan atau dijual kembali dengan cepat tanpa mengalami penurunan nilai yang signifikan.
Produk investasi seperti logam mulia, deposito, dan reksadana umumnya memiliki likuiditas yang tinggi, sementara investasi seperti properti mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dijual kembali.
Jangka Waktu Investasi
Setiap investor memiliki tujuan investasi yang berbeda, baik itu untuk jangka pendek, menengah, atau panjang.
Misalnya, jika Anda berencana untuk menggunakan dana investasi Anda dalam waktu satu tahun, Anda mungkin ingin memilih instrumen investasi yang relatif stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi pasar.
"Namun, jika tujuan Anda adalah untuk merencanakan pensiun dalam jangka waktu 10 tahun atau lebih, Anda mungkin lebih mempertimbangkan investasi yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang." Jelasnya.
Modal yang Tersedia
Beberapa investasi memerlukan modal besar untuk memulai, sementara yang lain dapat diakses dengan modal yang lebih kecil.
Penting untuk mengevaluasi seberapa banyak modal yang Anda siapkan untuk diinvestasikan dan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan anggaran Anda.
Pajak
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, penting untuk memahami implikasi pajak dari setiap instrumen investasi yang Anda pertimbangkan.
"Beberapa investasi mungkin memberikan keuntungan pajak tertentu, sementara yang lain mungkin menghasilkan kewajiban pajak yang lebih tinggi." Ujar Andy.
Advertisement
Diversifikasi Portofolio
Salah satu prinsip dasar dalam investasi adalah diversifikasi portofolio, yaitu membagi investasi Anda di berbagai instrumen keuangan untuk mengurangi risiko.
“Cara mengelola resikonya adalah dengan mengatur ulang portofolio investasi kita, dimana kita lebih banyak memberikan porsi investasi kepada instrument investasi yang beresiko menengah ataupun rendah.” Ujar Andy.
Dengan memiliki portofolio yang terdiversifikasi, Anda dapat melindungi diri dari fluktuasi harga yang signifikan dalam satu aset tertentu.
Sebagai contoh, selain berinvestasi dalam saham, Anda juga dapat mempertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian dana Anda ke dalam obligasi, reksa dana, atau properti.