Liputan6.com, Jakarta Syarat nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) bagi pelamar lowongan kerja KAI atau PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah menjadi sorotan warganet. Salah satunya besaran IPK 3,5 dari skala 4 yang belakangan dinilai terlalu tinggi.
EVP Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji buka-bukaan data pelamar kerja ke perusahaan tersebut. Nyatanya, sekitar 40 persen yang melamar dalam periode rekrutmen sebelumnya memiliki IPK 3,5 ke atas.
Baca Juga
"Sebenarnya kalau data histori kita ya yang melamar di Kereta Api, IPK-IPK 3,5 kita mungkin 40 persen. Jadi data kita 40 persen nature-nya orang yang daftar," ujar Agus saat ditemui di Jakarta, Senin (22/4/2024).
Advertisement
Informasi, ramai diperbincangkan syarat IPK 3,5 untuk rekrutmen KAI dalam program Manajemen Trainee. Ini merupakan program yang diusung KAI untuk menjaring talenta yang berkualitas sesuai dengan pos-pos pekerjaan nantinya.
Agus mengatakan, dalam 2 tahun terakhir ini cukup banyak pelamar dengan IPK sebesar 3,5. Dengan begitu, bisa dibilang kalau standar IPK itu bukan sesuatu yang mustahil atau sulit.
"Kalau sekarang kita lihat dari data saja, 2 tahun terakhir yang rekrut kita IPK 3,5 itu hampir 40 persen. Lumayan oke juga," ucapnya.
"Artinya artinya ya shifting ke rekrutmen khusus yang nantinya kita siapkan di MT ini saya pikir masih proper lah," imbuh Agus.
Alasan KAI
Diberitakan sebelumnya, syarat rekrutmen PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tengah menjadi sorotan di jagat maya. Tak sedikit yang melihat syarat pelamar rekrutmen PT KAI yang dicari dinilai sebagai spesifikasi yang terlalu tinggi.
Beberapa diantaranya adalah syarat besaran minimal Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK sebesar 3,5. Kemudian, juga disoroti pada skor TOEFL minimal sebesar 500.
Menanggapi syarat spek dewa rekrutmen KAI ini, VP Public Relation KAI, Joni Martinus turut memberikan penjelasan. Dia menegaskan, standar tinggi dalam rekrutmen management trainee yang dibuka sudah mengikuti pada aturan yang berlaku.
"Untuk persyaratan kemampuan berbahasa Inggris, kami menginginkan agar para pegawai memiliki kapabilitas sebagai calon pemimpin KAI di masa depan dengan wawasan global," kata Joni dalam keterangannya, Jumat (19/4/2024).
Advertisement
Syarat Lainnya
Sementara itu, untuk akreditasi perguruan tinggi serta nilai IPK dapat menjadi indikator kualitas pendidikan dan kompetensi calon karyawan. Joni menjlai, kemampuan bahasa Inggris yang baik juga menjadi penting dalam lingkungan bisnis global saat ini.
"Seperti yang kita tahu, KAI memiliki pelanggan dan mitra dari mancanegara. Kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris dapat mempermudah kolaborasi dan memastikan bahwa informasi dapat dipahami dengan jelas oleh semua pihak terkait," urainya.
Joni menerangkan, standar tinggi dalam rekrutmen ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap kualitas dan profesionalisme. Menurutnya, dengan menetapkan standar yang tinggi, KAI dapat membangun tim yang terdiri dari individu-individu yang memiliki kemampuan dan integritas tinggi.
"Hal ini dapat berkontribusi pada produktivitas, inovasi, dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan yang semakin kompleks," tegas Joni.