Naik Lagi, Uang Beredar Mei 2024 Tembus Rp 8.965 Triliun

Bank Indonesia mencatat Uang Beredar tumbuh lebih tinggi pada Mei 2024. Posisi uang beredar dalam arti kuas (M2) pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp8.965,9 triliun, atau tumbuh sebesar 7,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9% (yoy).

oleh Tira Santia diperbarui 21 Jun 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2024, 15:30 WIB
20150812-Rupiah-Anjlok
Petugas menghitung uang pecahan USD 100 di pusat penukaran uang, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Bank Indonesia mencatat Uang Beredar tumbuh lebih tinggi pada Mei 2024. Posisi uang beredar dalam arti kuas (M2) pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp8.965,9 triliun, atau tumbuh sebesar 7,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9% (yoy). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia mencatat Uang Beredar tumbuh lebih tinggi pada Mei 2024. Posisi uang beredar dalam arti kuas (M2) pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp8.965,9 triliun, atau tumbuh sebesar 7,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9% (yoy). 

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, perkembangan M2 terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,3% (yoy) dan uang kuasi sebesar 8,8% (yoy).

Komponen M1 dengan pangsa 54,8% dari M2, pada Mei 2024 sebesar Rp4.915,7 triliun atau tumbuh sebesar 6,3% (yoy), setelah tumbuh 5,5% (yoy) pada bulan sebelumnya.

“Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta giro rupiah. Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Mei 2024 sebesar Rp934,0 triliun, atau tumbuh 8,7% (yoy), setelah tumbuh 5,3% (yoy) pada April 2024,” kata Erwin dalam keterangannya, Jumat (21/6/2024).

Lebih lanjut, untuk giro rupiah tercatat sebesar Rp1.691,1 triliun, atau tumbuh sebesar 8,1% (yoy), setelah tumbuh sebesar 6,5% (yoy) pada bulan sebelumnya. 

Kemudian, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,6% terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.290,6 triliun pada Mei 2024, atau tumbuh 4,1% (yoy), setelah tumbuh sebesar 4,8% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Pada Mei 2024, uang kuasi dengan pangsa 44,8% dari M2, tercatat sebesar Rp4.013,5 triliun atau tumbuh 8,8% (yoy), setelah tumbuh 8,5% (yoy) pada April 2024. Pertumbuhan uang kuasi dikontribusikan oleh simpanan berjangka (6,2%, yoy) dan giro valas (25,5%, yoy).

Sementara itu, tabungan lainnya terkontraksi sebesar 3,6% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 6,5% (yoy) pada bulan sebelumnya.

 

Uang Beredar M2

FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Tumpukan mata uang Rupiah, Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi uang beredar M2 pada Mei 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. 

“Penyaluran kredit pada Mei 2024 tumbuh sebesar 11,4% (yoy), setelah pada April 2024 tumbuh sebesar 12,3% (yoy),” ujarnya.

Lalu aktiva luar negeri bersih pada Mei 2024 tumbuh sebesar 0,6% (yoy), setelah bulan sebelumnya terkontraksi 1,1% (yoy). Tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 22,7% (yoy) pada Mei 2024, setelah tumbuh 25,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. 

BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Bisa Tembus 16.500 per Dolar AS Hari Ini

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan. Dalam beberapa bulan terakhir nilai tukar rupiah telah tembus level psikologis di 16.000 per dolar AS. bahkan Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjandra mengatakan bahwa mata uang garuda berpotensi terus melemah menuju 16.500 per dolar AS pada hari ini.

"Potensi pelemahan ke arah 16.500 per dolar AS dengan support di sekitar 16.380 per dolar AS," ujar Ariston di Jakarta, Jumat (21/6/2024). Tren pelemahan rupiah ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, tren penguatan indeks dolar AS masih akan berlanjut di kisaran 105,60 pada hari ini.

"Potensi pelemahan rupiah masih terbuka terhadap dolar AS hari ini melihat indeks dolar AS yang masih bergerak naik pagi ini," ungkapnya.

Kedua, kebijakan bank sentral AS The Fed yang masih enggan menurunkan suku bunga acuan juga akan mendorong pergerakan mata uang dollar AS ke level yang lebih tinggi. Alhasil, sejumlah mata uang dunia termasuk Rupiah berpotensi mengalami pelemahan lebih dalam.

"Sentimen pelemahan rupiah masih sama, soal The Fed yang kelihatan enggan terburu-buru menaikan suku bunga acuannya," bebernya.

Dari sisi internal, Ariston menyoroti langkah intervensi Bank Indonesia (BI) yang tidak melakukan perubahan kebijakan suku bunga. Meski demikian, optimalisasi instrumen seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI dapat menarik dolar AS masuk ke Indonesia untuk mengurangi pelemahan Rupiah.

"Kemarin BI juga tidak melakukan perubahan kebijakan suku bunga. Tapi BI bisa memakai instrumen lain untuk menarik dolar masuk ke Indonesia seperti SRBI," ujarnya.

Makin Amblas, Berapa Kurs Rupiah Hari Ini?

dolar ke rupiah
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat dibuka melemah. Pelemahan rupiah setelah pernyataan hawkish pejabat The Fed di Amerika Serikat (AS).

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah merosot 41 poin atau 0,25 persen menjadi 16.471 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar 16.430 per USD. 

"Rupiah diperkirakan kembali melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah pernyataan 'hawkish' dari pejabat The Fed Minneapolis Kashkari," kata analis mata uang Lukman Leong dikutip dari Antara, Jumat (21/6/2024).

Pejabat The Fed Minneapolis Kashkari mengatakan AS butuh waktu lama atau 2 tahun untuk inflasi kembali ke target 2 persen. Pernyataan tersebut memperkecil potensi penurunan suku bunga AS pada 2024.

Menurut Lukman, bila pelemahan rupiah terus berlangsung maka akan berat, walaupun pertumbuhan ekonomi domestik masih berkisar 5 persen, namun secara umum permintaan lemah, seperti penjualan ritel, dan mobil yang masih turun.

Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp16.400 per dolar AS sampai dengan Rp16.550 per dolar AS.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya