Liputan6.com, Jakarta Saat sela-sela penyelenggaraan Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) di Norwegia, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, telah diagendakan bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, Andreas Motzfeldt Kravik di kantornya untuk membahas upaya bersama dalam mengimplementasikan kebijakan FOLU Net Sink 2030.
Pertemuan ini menegaskan kembali komitmen kuat kedua negara dalam menjaga kelestarian hutan tropis dan mengatasi tantangan lingkungan global.
Baca Juga
Sebelum melanjutkan diskusi, Menteri Siti Nurbaya menyampaikan apresiasinya terhadap Oslo Tropical Forest Forum. Dirinya menekankan bahwa forum ini menunjukkan komitmen kuat Norwegia dalam melestarikan hutan tropis.
Advertisement
“Saya percaya melalui kolaborasi dan dialog, forum ini memainkan peran penting dalam mempromosikan peran kritis hutan tropis dalam konservasi keanekaragaman hayati, pengaturan iklim, dan mendukung mata pencaharian jutaan orang di seluruh dunia,” ujar Menteri Siti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/7/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Siti menegaskan kemajuan kemitraan antara Indonesia dan Norwegia di sektor lingkungan dan kehutanan. “Sejak pertemuan terakhir kita di Indonesia pada 30 April 2024, Anda mungkin telah menyaksikan komitmen Indonesia dalam mengurangi deforestasi dan mendorong pencapaian FOLU Net Sink 2030,” tambahnya.
Sejak penandatanganan MoU baru pada bulan September 2022 tentang Kemitraan dalam Mendukung Upaya Indonesia Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca dari Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, serta penyaluran Result Based Contribution (RBC) atau kontribusi berbasis hasil sebesar USD 156 juta, mencerminkan pencapaian Indonesia dalam mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
Saat ini RBC tahap kedua dan ketiga sedang dalam proses pendistribusian kepada para pelaksana di Indonesia melalui mekanisme Dana Lingkungan Hidup.
“Setelah melalui tahap Pertama Kontribusi Berbasis Hasil/Result Based Contributions (RBC), tahap kedua dan ketiga RBC sedang dalam proses distribusi kepada para pelaksana di Indonesia melalui mekanisme Dana Lingkungan Indonesia. Selanjutnya, diskusi mengenai tahap keempat sedang berlangsung. Kami berterima kasih kepada Norwegia atas dorongan untuk lebih efektif. Kita bersama-sama berusaha mewujudkan MoU ini dan mencapai tujuannya,” jelas Menteri Siti.
Semangat Kemitraan
Pertemuan kali ini juga menyoroti semangat kemitraan setara dan saling menghormati antara Indonesia dan Norwegia, yang dapat menunjukkan kepemimpinan ambisius dalam mencapai tujuan Perjanjian Paris dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, serta terlibat dalam kerangka keanekaragaman hayati global pasca-2020.
Menteri Siti Nurbaya menutup pertemuan dengan menyampaikan terima kasih atas kepemimpinan dan partisipasi semua pihak yang terlibat. “Pertemuan kita telah memperkuat kemitraan yang kokoh antara Indonesia dan Norwegia, menyoroti komitmen bersama kita dalam menghadapi tantangan lingkungan dan iklim yang mendesak. Mari kita pertahankan momentum yang telah kita bangun. Saya menantikan kemitraan kita yang berkelanjutan dan dampak positif yang akan kita capai bersama,” tutupnya.
Wakil Menteri Kravik sempat menanyakan keberlanjutan agenda iklim yang selama ini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Menteri Siti menyampaikan bahwa Presiden terpilih juga merupakan anggota kabinet Presiden Joko Widodo saat ini. Dirinya menyakini, program-program dan tujuan pemerintahan yang terkait dengan lingkungan tidak akan bergeser.
Wakil Menteri Kravik berkelakar, bahwa dirinya akan kembali mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat. Dirinya juga ingin mengunjungi Kementerian LHK, dengan kondisi apabila Menteri Siti yang kembali memimpin. Seketika semua yang hadir di dalam ruangan tertawa mendengar kelakar Kravik.
Advertisement
Laju Deforestasi Indonesia Terendah Sepanjang Sejarah, Ini Bukti
Sebelumnya, analisis bersama yang dilakukan World Resources Institute (WRI) Global, Universitas Maryland, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang difasilitasi oleh Norwegia, menunjukkan laju deforestasi antara tahun 2022 dan 2023 hanya 0,13 juta hektar per tahun.
Hal ini disampaikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya pada panel pleno Menteri di Oslo Tropical Forest Forum 2024, Norwegia, Selasa (25/06/2024) waktu setempat.
"Tinjauan yang dilakukan oleh World Resources Institute menegaskan bahwa laju deforestasi di Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, merupakan yang terendah sepanjang sejarah, melampaui negara-negara lain," demikian disampaikan Menteri LHK Siti Nurbaya saat menjadi salah satu pembicara pada panel pleno Menteri Oslo Tropical Forest Forum 2024 dikutip Jumat (28/6/2024).
Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti juga menyampaikan komitmen pengurangan emisi melalui komitmen pencapaian NDC Indonesia. Pendekatan Indonesia dalam mengelola sumber daya alam dan melaksanakan aksi iklim bersifat sistematis dan terintegrasi, mencakup 15 kelompok aksi iklim yang terangkum dalam Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030.
"Rencana ini mengikat secara hukum, bukan sekadar komitmen di atas kertas," tegas Menteri Siti.
Pengurangan emisi Indonesia mencapai 47,3% pada tahun 2020, 43,8% pada tahun 2021, dan 41,6% pada tahun 2022 dibandingkan dengan baseline tahunan, yang berada di sekitar target NDC sebesar 43,2% dengan kerja sama internasional dan jauh melebihi target kapasitas nasional sebesar 31,89%.
Sejak penandatanganan MoU baru pada bulan September 2022, pemerintah Norwegia telah memberikan kontribusi berbasis hasil sebesar USD 156 juta untuk mendukung FOLU Net Sink 2030 di Indonesia. Menteri Siti mengungkapkan bahwa hal tersebut mencerminkan pencapaian Indonesia dalam mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
"Meskipun demikian, sebagian besar pembiayaan yang dibutuhkan untuk memenuhi target FOLU Net Sink 2030 sebagian besar masih berasal dari anggaran negara kita," ujarnya.
Kendalikan Kebakaran Hutan
Lebih lanjut, Menteri Siti menyampaikan bahwa Indonesia berhasil mengendalikan kebakaran hutan selama periode El Nino yang berkepanjangan baru-baru ini. Dengan begitu, tetap memastikan target iklim FOLU Net Sink 2030 tetap berada pada jalurnya.
Hal penting lain yang disampaikan Menteri Siti pada forum tersebut bahwa di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, wilayah yang dibagikan secara sah kepada masyarakat lokal dan adat melalui agenda perhutanan sosial telah meningkat 18 kali lipat dibandingkan pemerintahan sebelumnya, dan diproyeksikan akan melampaui 20 kali lipat pada akhir bulan Oktober.
Sebagai penutup, Menteri Siti menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Norwegia, atas kemitraan produktifnya dengan Indonesia, serta mitra internasional yang memotivasi Indonesia dalam upaya pelestarian lingkungan dan kehutanan berkelanjutan.
Advertisement