Bos The Fed Buka-bukaan soal Rencana Turunkan Suku Bunga

Sebaliknya, The Fed mencari keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi akan kembali ke level 2%, jelas Powell.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Jul 2024, 12:45 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2024, 12:45 WIB
Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat tidak akan menunggu sampai inflasi mencapai 2% untuk menurunkan suku bunga.

Melansir CNBC International, Selasa (16/7/2024) Powell merujuk pada gagasan bahwa kebijakan bank sentral bekerja dengan kelambatan yang panjang dan bervariasi.

"Implikasinya adalah jika Anda menunggu sampai inflasi turun hingga 2%, Anda mungkin menunggu terlalu lama, karena pengetatan yang Anda lakukan, atau tingkat pengetatan yang Anda miliki, masih belum berjalan. dampaknya yang mungkin akan mendorong inflasi di bawah 2%," kata Powell dalam kegiatan Economic Club of Washington D.C.

Sebaliknya, The Fed mencari keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi akan kembali ke level 2%, jelas dia.

"Yang meningkatkan kepercayaan terhadap hal tersebut adalah data inflasi yang lebih baik, dan akhir-akhir ini kita mendapatkan sebagian dari data tersebut," imbuh bos The Fed,

Powell juga melihat, hard landing terhadap perekonomian AS bukanlah skenario yang mungkin terjadi.

Ini merupakan pidato publik pertama Powell sejak laporan indeks harga konsumen AS di bulan Juni menunjukkan penurunan inflasi, dengan harga-harga sebenarnya turun secara bulanan.

Powell mengatakan pada awal kemunculannya bahwa dia tidak bermaksud memberikan sinyal apa pun tentang kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya. Pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya akan diadakan pada akhir Juli.

Powell menyampaikan pernyataan tersebut sebagai bagian dari diskusi dengan David Rubenstein, ketua Economic Club Washington, D.C., dan salah satu pendiri The Carlyle Group, tempat ketua The Fed sebelumnya bekerja.

Kisaran target suku bunga dana federal saat ini adalah 5,25% hingga 5,50%. Angka tersebut naik dari kisaran 0% hingga 0,25% selama pandemi Covid-19, dan kisaran 1,50%-1,75% sebelum krisis pandemi tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Terendah Sejak 2020, AS Catat Inflasi 3% di Bulan Juni 2024

Warga Uruguay menyeberangi perbatasan untuk mendapatkan harga yang lebih murah
Dengan ekonomi yang goyah, nilai tukar peso Argentina anjlok terhadap dolar AS dan inflasi tahunannya mencapai 115,6%, salah satu yang tertinggi di dunia. Sebaliknya, ekonomi Uruguay lebih stabil, dengan inflasi rendah dan mata uang yang lebih kuat. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Tingkat inflasi bulanan Amerika Serikat menunjukkan penurunan pada bulan Juni 2024.

Angka inflasi ini diyakini memberi kepercayaan Federal Reserve untuk mulai menurunkan suku bunganya pada akhir tahun ini.

Mengutip CNBC International, Jumat (12/7/2024) indeks harga konsumen yang mengukur biaya barang dan jasa di seluruh perekonomian AS, turun 0,1% dari bulan Mei, menjadikan tingkat inflasi kini di angka 3%.

Angka tersebut merupakan level terendah dalam lebih dari tiga tahun atau sejak 2020, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS.

Kemudian inflasi AS yang termasuk biaya pangan dan energi atau CPI inti meningkat 0,1% secara bulanan ke angka 3,3%, level terkecil sejak April 2021.

Penurunan harga BBM sebesar 3,8% menjadi is pendorong menurunnya inflasi AS pada bulan Juni, mengimbangi kenaikan sebesar 0,2% pada harga pangan dan perumahan.

Biaya-biaya yang terkait dengan perumahan telah menjadi salah satu komponen inflasi yang paling sulit diturunkan dan menyumbang sekitar sepertiga dari bobot CPI, sehingga penurunan tingkat kenaikan merupakan tanda positif lainnya.

"Laporan inflasi bulan Juni berarti The Fed selangkah lebih dekat dengan penurunan suku bunga di bulan September," kata Chris Larkin, direktur pelaksana perdagangan dan Investasi di E-Trade dari Morgan Stanley.

"Banyak hal bisa terjadi antara saat ini dan tanggal 18 September, namun kecuali sebagian besar angka kembali ke wilayah ‘panas’, alasan The Fed untuk tidak menurunkan suku bunganya mungkin tidak dapat dibenarkan lagi," ujarnya.


Harga Kendaraan Bekas Menurun

Indeks harga konsumen Amerika Serikat
Seseorang mengendarai skuter melewati toko pencairan cek dan pinjaman gaji di pusat kota Los Angeles, California, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi AS pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun. Ini didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Selain penurunan harga energi dan sedikit kenaikan harga perumahan harga kendaraan bekas di AS juga ikut menurun hingga 1,5% pada bulan Juni dan turun 10,1% dari tahun lalu.

Perumahan sendiri telah menjadi salah satu pendorong utama lonjakan awal inflasi AS pada tahun 2021.

Laporan inflasi yang terkendali berarti bahwa pendapatan riil rata-rata per jam bagi pekerja meningkat 0,4% setiap bulan, meskipun pendapatan tersebut hanya naik 0,8% dari tahun lalu, menurut laporan BLS.

Meskipun para pengambil kebijakan The Fed menargetkan inflasi sebesar 2% per tahun, laporan CPI bulan Juni memberikan keyakinan lebih lanjut bahwa tren inflasi mengarah ke arah yang benar.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya