Liputan6.com, Jakarta PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), anak usaha dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga dari Kementerian Perdagangan berdasarkan rekomendasi Surat Persetujuan Ekspor (SPE) yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kuota ekspor konsentrat tembaga sejumlah 587.330 wmt (wet metrik ton) atau setara 534.000 dmt (dry metrik ton) berlaku hingga 31 Desember 2024. Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau, menyatakan bahwa kuota tersebut telah sesuai dengan pengajuan yang disampaikan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024.
Baca Juga
“Kami mengapresiasi dukungan pemerintah sehingga AMNT bisa kembali melakukan ekspor konsentrat tembaga. Izin ekspor ini akan memperkuat kondisi keuangan perusahaan yang saat ini sedang mengeluarkan belanja modal yang tinggi untuk berbagai proyek ekspansi untuk mendukung operasional smelter,” ujar Rachmat dikutip Kamis (25/7/2024).
Pemberian izin ekspor tersebut turut menjadi bukti bahwa kemajuan proyek smelter tembaga yang dibangun oleh PT Amman Mineral Industri (AMIN) berjalan sesuai dengan target pemerintah.
Advertisement
Smelter Tembaga AMMAN
Berdasarkan hasil verifikasi pihak ketiga independen, proyek smelter tembaga AMMAN telah mencapai penyelesaian mekanis (mechanical completion) per tanggal 31 Mei 2024, di mana kemajuan smelter telah mencapai 95,5%.
Proses komisioning untuk fasilitas utama smelter berlangsung segera setelahnya. Produksi katoda tembaga pertama ditargetkan pada kuartal IV 2024. Fasilitas smelter tembaga AMMAN memiliki total kapasitas input hingga 900 kilo ton per tahun (ktpa) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan.
Produk dari pemurnian ini akan berupa katoda tembaga yang mencapai 222ktpa, sekitar 18 ton emas, 55 ton perak, dan asam sulfat sekitar 830,000 ton per tahun.
Beroperasi di Kuartal IV 2024, Smelter Tembaga Amman Mineral Mulai Tahap Komisioning
Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke fasilitas smelter tembaga PT Amman Mineral Industri (AMIN), anak perusahaan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN), di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Agenda kunjungan kerja yang dipimpin oleh Maman Abdurrahman, S.T. ini adalah untuk meninjau langsung kemajuan komisioning smelter tembaga AMMAN yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
”Kami Komisi VII DPR RI melihat kemajuan proyek smelter tembaga AMMAN luar biasa. AMMAN terbukti berkomitmen dalam investasinya dengan membangun smelter yang saat ini sudah memasuki tahap komisioning. Saya punya keyakinan yang sangat luar biasa besar dengan terbangunnya smelter AMMAN ini terhadap masa depan industri pertambangan di Indonesia karena akan mendorong gairah investasi dalam segi hilirisasi,” ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman dikutip Selasa (16/7/2024).
Presiden Direktur AMIN, Rachmat Makkasau, yang mendampingi kunjungan kerja DPR RI tersebut memaparkan kemajuan smelter tembaga AMMAN yang telah mencapai 95,5% dari hasil verifikasi hingga 31 Mei 2024. Hasil ini menandakan telah tercapainya penyelesaian konstruksi fisik dan mekanis. Sekitar 4,5% sisanya merupakan tahapan komisioning yang saat ini tengah berjalan.
“Progres smelter tembaga AMMAN berjalan sesuai rencana. Tahap komisioning sudah dimulai sejak 1 Juni lalu dan kami telah menerima Sertifikat Kesiapan Komisioning dari verifikator independen, yang menandakan bahwa smelter tembaga AMMAN telah memenuhi seluruh persyaratan untuk komisioning yang aman,” jelas Rachmat.
Tahap komisioning dijadwalkan berlangsung selama 4-5 bulan. Dalam tahapan ini, tungku smelter mulai dipanaskan dan konsentrat tembaga akan mulai dimasukkan ke smelter. Produksi katoda tembaga pertama yang menandakan dimulainya operasional smelter dijadwalkan pada kuartal IV 2024.
Advertisement
Komisioning Infrastruktur
Sebelumnya, komisioning infrastruktur pendukung juga telah dilakukan sejak kuartal pertama tahun 2024, seperti fasilitas penyediaan air bersih Desalination and Demineralization Water (DDW) dan fasilitas suplai oksigen dan gas nitrogen Air Separation Unit.
Sementara itu, ratusan karyawan juga telah selesai menjalani pelatihan secara ekstensif di Tiongkok selama lima bulan untuk memastikan seluruh karyawan dibekali dengan keterampilan terbaik untuk mengoperasikan smelter dan memproduksi katoda tembaga beserta produk sampingannya dengan aman dan efisien.
Fasilitas smelter tembaga AMMAN memiliki total kapasitas input 900 kilo ton per tahun (“ktpa”) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa depan. Produk dari peleburan ini akan berupa katoda tembaga yang mencapai 222 ktpa dan asam sulfat mencapai 830 ktpa.
Smelter Amman Mineral Mulai Produksi di Kuartal IV 2024
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melalui anak usahanya yaitu PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT)diperkirakan akan memulai produksi katoda tembaga pada kuartal IV-2024.
Saat in perseroan sedang menyelesaikan proses komisioning smelter tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Per 31 Mei 2024, kemajuan proyek yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) itu telah mencapai 95,5 persen.
Presiden Direktur AMNT Rachmat Makkasau menjelaskan, smelter ini dirancang memiliki kapasitas input terpasang sebesar 900 ribu ton konsentrat per tahun (ktpa).
"Selain itu, smelter akan menghasilkan produk akhir berupa 222 ribu ton katoda tembaga per tahun (tpa), serta asam sulfat, emas batangan, perak batangan, dan selenium," ujar Rachmat dikutip dari Antara, Senin (15/7/2024).Ia melanjutkan, saat ini konstruksi fisik dan mechanical completion telah selesai, dan progres smelter menyisakan 5 persen lagi, yang merupakan tahapan komisioning yang tengah dalam proses.
"Proses komisioning, yang dimulai pada awal Juni 2024, dijadwalkan berlangsung selama lima bulan," ujar Rachmat.
Advertisement