Sidang Tahunan MPR, Bambang Soesatyo: Indonesia jadi Negara Penghasil Nikel Terbesar di Dunia

Dalam Sidang Tahunan MPR RI, dan Sidang Bersama DPR-DPD RI pada Jumat (16/8), Ketua MPR Dr. H. Bambang Soesatyo menyampaikan pentingnya meningkatkan ketahanan pangan di dalam negeri.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Agu 2024, 10:21 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 10:20 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di Sidang Tahunan MPR RI 2024.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di Sidang Tahunan MPR RI 2024. (Foto: Tangkapan layar dari Vidio.com).

Liputan6.com, Jakarta Dalam Sidang Tahunan MPR RI, dan Sidang Bersama DPR-DPD RI pada Jumat (16/8), Ketua MPR Dr. H. Bambang Soesatyo menyampaikan pentingnya meningkatkan ketahanan pangan di dalam negeri.

Hal itu mengingat semakin naiknya populasi dunia, tak terkecuali Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia.

"Meningkatnya populasi penduduk dunia khususnya di Indonesia, akan membutuhkan daya dukung bahan pangan yang lebih besar," ujar Bambang dalam Sidang Tahunan MPR RI, dan Sidang Bersama DPR-DPD RI yang disiarkan pada Jumat (16/8/2024).

Bambang melanjutkan, sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan, menghadapi beragam tekanan, mulai dari semakin sempitnya lahan pertanian, stagnasi produksi, meningkatnya frekuensi hama dan penyakit tumbuhan, semakin mahalnya biaya produksi, serta ancaman perubahan iklim.

"Untuk menghindari risiko krisis pangan di masa yang akan datang, kita perlu menyiapkan strategi besar untuk menciptakan “kedaulatan pangan” Indonesia, bukan sekedar “ketahanan pangan”, yang acapkali mengandalkan impor bahan-bahan pangan dari luar negeri," lanjut dia.

Dalam kesempatan itu, Bambang juga menyoroti sektor energi yang perlu menjadi perhatian bersama.

Di bidang energi, Indonesia telah berkomitmen secara bertahap menekan emisi gas rumah kaca dengan mengurangi porsi penggunaan energi fosil dan mulai beralih pada energi baru dan terbarukan, kata Bambang.

"Transisi energi ini merupakan pekerjaan besar, yang membutuhkan investasi sangat besar, dan tidak akan tuntas hanya dalam tiga sampai lima tahun," tuturnya.

"Strategi hilirisasi industri sudah memberikan hasil positif berupa nilai investasi pada industri pengolahan mineral yang meningkat pesat. Nilai ekspor nikel juga tumbuh sangat tinggi, yang membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar nomor satu di dunia," tambah dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya