Virgin Australia Airlines Jadi Maskapai Internasional Pertama yang Tenggak SAF Pertamina

Saat ini SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon.

oleh Arthur Gideon diperbarui 18 Sep 2024, 16:40 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 16:40 WIB
Virgin Australia Airlines jadi maskapai internasional pertama yang menikmati layanan SAF PT Pertamina Patra Niaga dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai, Bali. (dok Pertamina)
Virgin Australia Airlines jadi maskapai internasional pertama yang menikmati layanan SAF PT Pertamina Patra Niaga dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai, Bali. (dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga memasok Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk Virgin Australia Airlines. Maskapai ini menjadi maskapai internasional pertama yang menikmati layanan SAF dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai, Bali. 

Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya menjelaskan, penyaluran pertama SAF di Bandara Ngurah Rai ini menandai bahwa Indonesia dapat beradaptasi dengan tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional, di mana saat ini SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon.

"Pengurangan karbon ini tanpa memerlukan perubahan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet," ungkap dia dalam keterangan tertulis, Rabu (18/9/2024).  

SAF yang disalurkan sudah mengacu framework sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU).

Selain itu, SAF telah memenuhi standar internasional yang diatur oleh American Society of Testing and Materials (ASTM) dan terjamin aman karena sudah termasuk sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) yang dapat diklaim kepada International Civil Aviation Organization (ICAO).

"Langkah baru menuju penerbangan berkelanjutan ini mampu mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil, karena SAF Pertamina merupakan perpaduan dari 38,43% synthetic kerosene yang diproduksi dari minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) dan 61,57% avtur yang berasal dari fosil," tambahnya.

 

Target Net Zero Emission

Pertamina Patra Niaga Resmi Bersertifikasi Internasional Distribusi SAF, Pertama di Asia Tenggara!
Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai di Bali dan Soekarno-Hatta Aviation Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI) di Jakarta menjadi lokasi pertama yang mendapatkan sertifikasi ISCC CORSIA dan ISCC EU.

General Manager Sustainability Virgin Australia, Fiona Walmsley, pada kesempatan yang sama mengatakan, kerja sama ini merupakan langkah awal antara Indonesia dan Australia dalam upaya mewujudkan target Net Zero Emission di kedua negara.

“Dengan bergandengan tangan, Indonesia dan Australia berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dan mengimplementasikan solusi ramah lingkungan yang inovatif. Kolaborasi ini menunjukkan tekad untuk membangun masa depan sektor aviasi yang lebih berkelanjutan dan bersih,” kata Fiona.

Sebanyak kurang lebih 160 kiloliter SAF disalurkan kepada Pesawat Boeing 737 milik Virgin Australia pada gelaran Bali International Airshow untuk dua hari penerbangan Virgin Australia di Ngurah Rai, yaitu pada 18 hingga 19 September 2024. Sebagai informasi, Virgin Australia turut melayani rute penerbangan dari Denpasar ke Brisbane, Melbourne, Sydney, dan Gold Coast.

Metode Chain of Custody Tipe Mass Balance

SAF yang disalurkan di Aviation Fuel Terminal Ngurah Rai dikelola menggunakan metode chain of custody tipe mass balance.

Dalam metode ini, produk avtur konvensional berbahan bakar fosil dicampurkan dengan bahan bakar terbarukan (SAF) dalam tangki yang sama karena keduanya memiliki spesifikasi teknis yang serupa. Meskipun dicampur, pencatatan dan pembukuan avtur dan SAF dilakukan secara terpisah.

Penyaluran SAF ke pasar global menjadi komitmen nyata PT Pertamina Patra Niaga yang secara agresif mendorong transisi energi di sektor aviasi dan mendukung target Net Zero Emission Indonesia tahun 2060.

SAF, yang diproduksi dari limbah, diolah di kilang bersamaan dengan bahan bakar fosil untuk menghasilkan bahan bakar sintetis rendah karbon, mengurangi emisi karbon hingga 84% dibandingkan bahan bakar jet konvensional, serta telah disertifikasi ISCC CORSIA dan ISCC RED-EU.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya