Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mencatatkan pencapaian signifikan atau biasa disebut ‘Big Hitter’ melalui kesuksesan pengeboran sumur minyak dari dua reservoir primer di dua lapangan Wilayah Kerja (WK) Rokan. Dua sumur tersebut masing-masing Pinang #68 sebesar 1020 barel minyak per hari (BOPD) serta sumur Pudu#23 sebesar 967 BOPD.
“Pencapaian ini merupakan hasil dari upaya PHR mengoptimalkan potensi lapangan-lapangan tua di WK Rokan melalui digitalisasi data sumur, serta inovasi-inovasi yang disesuaikan dengan karakter reservoir di lapangan masing-masing,” ujar EVP Upstream Business PHR Andre Wijanarko dikutip Kamis (31/10/2024).
Baca Juga
Andre meyakini hasil produksi dari lapangan ini mampu membuka peluang baru diantara lapangan-lapangan primer yang dioperasikan PHR. Angka pencapaian ini dianggap sangat penting mengingat kedua lapangan itu memiliki kecenderungan karakter geologis reservoir dengan tingkat produktivitas yang dianggap minim. Di area Pinang misalnya, lapangan yang terletak di paling ujung utara Blok Rokan ini rata-rata sumur menghasilkan sekitar 50 BOPD.
Advertisement
Penerapan teknologi juga berperan penting. Digitalisasi seluruh data sumur lapangan dianalisa menggunakan metode numerik berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dinamai i- PADI (Integrated Precission Automated Drilling Infill), yang juga direplikasi pada beberapa sumur lainnya.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus mengatakan bahwa keberhasilan para perwira PHR memberikan tambahan produksi dari dua sumur ‘Big Hitter’ pada momen Sumpah Pemuda ini menunjukkan sinergi semangat sumpah pemuda sebagai simbol migas menjadi pemersatu dan lokomotif ekonomi nasional dan menjadi langkah signifikan menuju ketahanan energi nasional.
"Ke depan masih terdapat beberapa sumur lainnya yang saat ini sedang dalam tahap uji alir oleh tim PHR. Setidaknya 9 sumur produksi di Lapangan Pudu dan 1 sumur produksi di Lapangan Pinang. Masih kita tunggu laporannya secara bertahap hingga pada akhir tahun atau awal tahun 2025" pungkas Rikky .
Kejar Swasembada Energi Prabowo, SKK Migas Bakal Ambil Alih Sumur Nganggur
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) siap menindaklanjuti target swasembada energi yang diusung Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya dengan melakukan reaktivasi dan mengambil alih sumur migas nganggur (idle).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini pihaknya melihat ada sejumlah temuan undeveloped discovery, berupa lapangan dan sumur migas yang belum kunjung dikembangkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
"Jadi ada temuan-temuan di masa yang lalu, kita kumpulin ini, yang belum dikembangkan. Belum diusulkan jadi lapangan yang dikembangkan. Padahal ini kan costnya sudah keluar. Jadi ini yang pertama yang kita akan kejar kepada KKKS," ujarnya di Kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Bakal Identifikasi
Dwi mengatakan, SKK Migas bakal mengidentifikasi mana saja sumur-sumur mangkrak yang bisa dikerjakan oleh pemerintah. Dalam pelaksanaannya, itu juga bakal didiskusikan dengan pihak KKKS.
Menurut dia, saat ini pemerintah punya kekuatan lebih untuk bisa mengambil alih sumur-sumur migas tersebut. Dengan adanya Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 110.K/MG.01/MEM.M/2024 tentang Pedoman Pengembalian Bagian Wilayah Kerja Potensial Yang Tidak Diusahakan Dalam Rangka Optimalisasi Produksi Minyak dan Gas Bumi.
Advertisement
Reaktivasi Sumur Nganggur
"Kita di 2024 ini sudah punya senjata untuk menekan itu. Kalau yang selama ini kan KKKS tidak mengembangkan ya sudah kita hanya menghimbau-menghimbau, tapi kita tidak punya alat mem-presser-nya," kata Dwi Soetjipto.
"Nah sekarang sudah ada Kepmen ESDM Nomor 110/2024 yang menetapkan, misalnya antara lain undeveloped discovery 3 tahun dia sudah ketemu discovery tidak diapapakan, pemerintah bisa mengambil alih," tegasnya.
Kebijakan itu bakal dioptimalkan untuk mempercepat proses reaktivasi sumur nganggur. Sehingga seluruh ongkos produksi yang telah dikeluarkan bisa kembali pada negara.
"Sekarang ini kita sedang dalam proses untuk diskusi dengan KKKS, agar nanti Januari 2028 seluruh rekomendasi terhadap undeveloped discovery EOR, POD, idle field, idle well itu sudah siap. Dan yang tidak ada rencana yang bisa kita terima, ya itu harus dikembalikan ke negara," tutur Dwi Soetjipto.