Menanti Data The Fed, Rupiah Lemes Lawan Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi melemah pada perdagangan hari ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Nov 2024, 10:44 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2024, 10:44 WIB
Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi melemah pada perdagangan hari ini. Prediksi rupiah ini terjadi seiring pasar mengantisipasi pencalonan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS, yang dikenal memiliki kebijakan pro-dolar atau hawkish.

Pada awal perdagangan Selasa, rupiah tercatat melemah 54 poin atau 0,34 persen ke level 15.935 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di 15.881 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS. Investor mengantisipasi kemungkinan The Fed dalam risalah pertemuan malam ini akan menyinggung pencalonan Bessent sebagai Menteri Keuangan yang dikenal hawkish dolar," ujar Lukman Leong, Analis Mata Uang dari Doo Financial Futures, dikutip dari ANTARA, Selasa (26/11/2024).

Dampak Kebijakan Hawkish terhadap Rupiah

Lukman menjelaskan bahwa kebijakan hawkish dolar cenderung memberikan tekanan besar pada mata uang negara-negara emerging market, termasuk rupiah. Hal ini disebabkan oleh penguatan dolar AS yang menjadi lebih menarik bagi investor global.

Selain itu, bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), kemungkinan akan mengomentari pencalonan Bessent serta prospek inflasi dan suku bunga ke depan. "Karena Bessent pro-dolar AS dan pro-pasar, kemungkinan The Fed akan bernada hawkish," tambahnya.

Proyeksi Pergerakan Rupiah

Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran 15.800 hingga 15.950 per dolar AS sepanjang perdagangan hari ini.

Dengan tekanan pelemahan yang terus membayangi, pelaku pasar diharapkan tetap memperhatikan perkembangan global, terutama terkait kebijakan The Fed dan dinamika politik di AS.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya