Liputan6.com, Jakarta Kurs Rupiah ditutup melemah di awal pekan pada Senin, 25 November 2024. Rupiah ditutup melemah 6 point terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 25 point dilevel Rp.15.881 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15,875.
"Sedangkan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp.15.820 - Rp.15.910,” kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Senin (25/11/2024).
Baca Juga
Ibrahim mengungkapkan, lencalonan Bessent sebagai Menteri Keuangan AS membebani dolar, di tengah beberapa taruhan bahwa ia akan menjadi suara moderasi dalam pemerintahan Presiden Terpilih AS Donald Trump.
Advertisement
Namun, menurutnya, kemunduran dolar bisa bersifat sementara, mengingat Bessent secara terbuka mendukung dolar yang kuat dan juga mendukung tarif perdagangan.
"Dolar diperkirakan akan tetap didukung oleh kebijakan Trump, yang dipandang sebagai inflasi, dan kemungkinan akan menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di AS selama beberapa tahun mendatang," ungkapnya.
Sementara itu, CME Fedwatch kini menunjukkan pelaku pasar juga mengurangi taruhan untuk pemangkasan suku bunga seperempat poin dari Federal Reserve pada bulan Desember menjadi 52%, dibandingkan dengan 72% sebulan lalu.
Adapun indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi referensi Federal Reserve (The Fed), yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Jumat pekan ini. Data tersebut diharapkan dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga.
Selain itu, pasar juga terus memantau perkembangan situasi konflik di Timur Tengah, ketika Israel mempertimbangkan gencatan senjata dengan kelompok militan Hizbullah, dan AS menjadi penengah kesepakatan tersebut.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan pribadi seorang pengamat. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor transaksi terkait.
Sesuai dengan UU PBK No.32 Tahun 1997 yang diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 2011 bahwa transaksi di Valas beresiko tinggi dan keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Neraca Pembayaran RI Surplus USD 5,9 Miliar di Kuartal III 2024
Indonesia kembali mencatat surplus pada Neraca Pembayaran sebesar USD 5,9 miliar di kuartal III 2024, di mana sebelumnya mengalami defisit sebesar USD 0,6 miliar pada kuartal II 2024.
Surplus tersebut dipicu oleh perbaikan sejumlah indikator, salah satunya penurunan defisit transaksi berjalan menjadi USD 2,2 miliar atau 0,6 persen dari PDB, lebih baik dibandingkan defisit USD 3,2 miliar pada kuartal II 2024.
Surplus NPI juga dipicu oleh adanya peningkatan surplus Transaksi Modal dan Finansial menjadi USD6,6 miliar atau 1,8 persen dari PDB dari sebelumnya hanya sebesar USD3,0 miliar atau 0,9 persen dari PDB pada kuartal II 2024.
Capaian surplus NPI tersebut turut memengaruhi posisi cadangan devisa Indonesia yang meningkat menjadi sebesar USD149,9 miliar pada akhir September 2024, atau setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Advertisement