Kisah Miliader Jack Cowin, dari Penjual Kartu Natal hingga Raja Bisnis Cepat Saji Bernilai USD 3 Miliar

Jack Cowin, pendiri Hungry Jack’s, mengubah investasi kecil USD 100.000 di KFC pada 1969 menjadi kerajaan bisnis cepat saji senilai lebih dari USD 3 miliar.

oleh Elyza Binta Chabibillah diperbarui 10 Des 2024, 14:01 WIB
Diterbitkan 09 Des 2024, 21:00 WIB
Jasad manusia ditemukan di gerai saji Hungry Jack's di pinggiran Perth
Jasad manusia ditemukan di gerai saji Hungry Jack's di pinggiran Perth (ABC Australia)

Liputan6.com, Jakarta Sebagai anak kecil, Jack Cowin bekerja keras dengan menyekop salju, mengantar koran, dan menjual kartu Natal untuk mendapatkan uang. Saat berusia 20-an, ia beralih dari menjual kartu Natal menjadi bisnis makanan cepat saji. Kini, di usia 82 tahun, Cowin adalah seorang miliarder berkat kerajaan bisnis makanan cepat saji yang ia bangun.

Jack Cowinadalah pendiri dan ketua Competitive Foods Australia, perusahaan yang mengoperasikan restoran Burger King di Australia dengan nama “Hungry Jack’s.”

Ia juga pemegang saham terbesar Domino’s Pizza di Australia dan mendukung perusahaan daging berbasis nabati bernama v2food. Sebelum mendirikan Hungry Jack’s, Cowin berjasa membawa Kentucky Fried Chicken (KFC) ke Australia pada tahun 1969. 

Mengutip dari CNBC Make it, Senin (9/12/2024) Pada 2013, ia menjual franchise KFC miliknya yang berjumlah 55 restoran dalam sebuah kesepakatan senilai sekitar USD 71 juta, menurut perwakilan Competitive Foods Australia.

Saat ini, bisnisnya bernilai lebih dari USD 3 miliar dan menghasilkan lebih dari USD 300 juta per tahun, ungkap Cowin.

Anak yang Penuh Inisiatif

Cowin tumbuh besar di Kanada dan sejak kecil sudah menyadari bahwa ia ingin memiliki kebebasan dalam hidupnya. Ayahnya bekerja di Ford Motor Company dan sering ditugaskan untuk berpindah-pindah tempat.  

"Sebagai anak kecil, saya ingin memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang saya inginkan. Saya melihat ayah saya seperti berada di ‘treadmill’ kerja, berpindah ke sana kemari sesuai keputusan perusahaan,” kata Cowin. 

Saat kuliah, Cowin menjual pohon, tanaman hias, dan bibit dari satu peternakan ke peternakan lainnya. Ia begitu sukses hingga menghasilkan USD 8,000 per tahun, sementara profesor universitasnya hanya mendapat USD 5,000 per tahun. 

 

 

Kesempatan Emas di Australia

Ilustrasi orang terkaya dunia atau miliarder. Foto: Freepik/vecstock
Ilustrasi orang terkaya dunia atau miliarder. Foto: Freepik/vecstock

Pada akhir 1960-an, Cowin yang sudah menikah dan memiliki anak pertama menerima telepon dari dua teman SMA-nya. Mereka bekerja untuk KFC Amerika dan ditugaskan meneliti apakah bisnis tersebut dapat berkembang di Australia.  

“Karena ayah saya pernah ke sana untuk bekerja, dan saya satu-satunya yang tahu di mana Australia berada di peta, mereka menelepon saya dan berkata: ‘Kamu harus datang ke sini. Lihatlah sendiri,’” kata Cowin. 

Tanpa pikir panjang, Cowin langsung terbang ke Australia pada Februari 1969 dan menghabiskan tiga minggu membantu temannya melakukan riset. 

Mereka akhirnya menemukan bahwa ada pasar potensial untuk makanan cepat saji di Australia. Pada saat itu, restoran di Australia masih didominasi toko ikan dan kentang goreng, restoran Cina, dan restoran mewah berkelas.

Setelah penelitian selesai, Cowin membayar deposit sebesar USD 1,000 untuk sebuah franchise KFC dengan janji akan mendapatkan 10 lokasi jika perusahaan Amerika tersebut memutuskan untuk ekspansi ke Australia.

 

Kesuksesan Pertama

Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya Dunia: Foto: Freepik/Chokniti
Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya Dunia: Foto: Freepik/Chokniti

Enam bulan kemudian, Cowin diberi tahu bahwa KFC Amerika menyetujui ekspansi ke Australia dan ia memiliki kesempatan untuk membuka restoran franchise pertamanya. Namun, ia tidak punya cukup dana, sehingga ia mulai mencari pinjaman. 

“Saya menghubungi 30 orang Kanada untuk meminjamkan masing-masing USD 10,000. Saya akhirnya mengumpulkan USD 300,000,” katanya. “Jika tidak, saya mungkin masih menyekop salju di Kanada.”

Pada Desember 1969, Cowin pindah bersama keluarganya ke Perth, Australia, dan membuka restoran KFC pertamanya. “Itu seperti menemukan minyak pada pengeboran pertama, karena restoran tersebut langsung booming,” katanya.

Setelah itu, ia membuka dua restoran lagi, kemudian masuk ke bisnis burger, pizza, dan manufaktur makanan. “Hari ini, bisnis tersebut bernilai USD 3 miliar dan menghasilkan USD 300 juta per tahun.”

Cowin saat ini memiliki 98% dari perusahaannya, sementara 2% sisanya dipegang oleh investor awalnya. “Investasi awal sebesar USD 10,000 kini bernilai USD 40 juta. Semua orang sudah mendapatkan kembali uang mereka, dan mereka yang bertahan mendapatkan keuntungan besar,” ujarnya.

 

Rahasia Kesuksesan

Ilustrasi Miliarder Dunia. Unsplash/Hunter Race
Ilustrasi Miliarder Dunia. Unsplash/Hunter Race

Ketika ditanya rahasia kesuksesannya, Cowin menjawab, “Apa pun yang kamu lakukan, lakukanlah dengan baik. Orang-orang yang meminjamkan uang kepada saya sebenarnya berinvestasi pada saya sebagai individu.”

 “Ketika kamu tidak bisa membedakan antara kerja dan bermain, berarti kamu berada di tempat yang tepat. Saya tidak pernah merasa bekerja sehari pun dalam hidup saya, karena saya menikmati apa yang saya lakukan.” pungkasnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya