BPS: Kenaikan Tarif Cukai Tembakau Picu Inflasi Rokok

Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menuturkan, cukai hasil tembakau secara tidak langsung memang menaikan harga jual eceran.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Jan 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2025, 08:30 WIB
BPS: Kenaikan Tarif Cukai Tembakau Picu Inflasi Rokok
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penyesuaian tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) memiliki dampak signifikan terhadap harga jual eceran rokok. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penyesuaian tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) memiliki dampak signifikan terhadap harga jual eceran rokok.

"Cukai hasil tembakau secara tidak langsung memang menaikan harga jual eceran," Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers BPS, ditulis Jumat (3/1/2025).

Meskipun Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait CHT ini berbeda dengan regulasi yang mengatur harga jual eceran rokok, data yang ada menunjukkan bahwa pada tahun 2024 terjadi kenaikan harga rokok yang cukup tajam. Berdasarkan PMK Nomor 191 tahun 2022, rokok jenis SKM dan jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) tarif cukainya naik 12%.

Sementara, Sigaret Kretek Tangan (SKT) maupun Sigaret Putih Tangan (SPT) naik sekitar 3-5%. Kenaikan tarif cukai rokok ini secara langsung berpengaruh terhadap biaya produksi dan distribusi rokok.

Produsen rokok, sebagai bagian dari rantai pasokan, cenderung menyesuaikan harga jual untuk menjaga margin keuntungan mereka setelah adanya kenaikan cukai. Akibatnya, konsumen merasakan dampaknya berupa harga rokok yang semakin mahal di pasaran.

Lebih lanjut, meskipun regulasi terkait harga jual eceran rokok dan tarif cukai rokok memiliki perbedaan, kenaikan cukai tembakau tetap memberikan kontribusi terhadap inflasi rokok. Inflasi ini menunjukkan seberapa besar harga barang dan jasa yang terkait dengan rokok mengalami kenaikan.

Sebagai produk dengan daya tarik konsumen yang besar, terutama di kalangan perokok aktif, rokok cenderung mengalami dampak inflasi yang cukup besar dari kebijakan kenaikan cukai.

"Meskipun PMK CHT ini berbeda dengan PMK hasil harga jual eceran, namun di 2024 memang tertangkap bahwa terjadi kenaikan harga rokok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kenaikan cukai rokok juga berpengaruh terhadap kenaikan inflasi rokok," ujarnya.

Dalam laporan BPS, rokok dengan jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) menjadi salah satu komoditas utama yang menyumbang inflasi di Desember 2024.

Inflasi 2024 Terendah sepanjang Sejarah, Ini Penjelasan BPS

BI Prediksi Inflasi Oktober Capai 0,05 Persen
Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak dan inflasi kelompok harga diatur Pemerintah yang tidak sebesar prakiraan awal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun kalender (year to date) Desember 2024 sebesar 1,57% merupakan yang terendah dalam sejarah penghitungan inflasi yang dilakukan BPS.

"Jadi, inflasi tahun kalender atau year to date Desember 2024 sebesar 1,57% adalah inflasi terendah selama ini atau sejak dilakukannya penghitungan inflasi oleh BPS," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers BPS, Kamis (2/1/2025).

Sebelumnya, kata Pudji, BPS pernah mencatat inflasi terendah pada 2020, yang mencapai 1,68%. Data ini mencerminkan adanya penurunan signifikan dalam laju inflasi yang terjadi pada tahun ini.

"Terakhir BPS pernah mencatat inflasi tahun kalender yang juga rendah yaitu di tahun 2020 yaitu sebesar 1,68%," ujarnya.

Menurut Pudji Ismartini, rendahnya inflasi 2024 disebabkan oleh berbagai faktor, terutama stabilitas harga pangan pokok yang sempat melonjak pada 2022 dan 2023. Harga pangan yang kembali stabil menjadi faktor utama dalam menekan inflasi pada tahun ini.

"Rendahnya inflasi 2024 ini disebabkan oleh sejumlah faktor, namun melandainya harga pangan pokok setelah sempat naik di tahun 2022 dan juga 2023 ini bisa dikatakan menjadi faktor utama," jelasnya.

Beberapa komoditas utama yang berperan dalam meredam inflasi tahun kalender pada Desember 2024 antara lain, Cabai Merah yang mengalami deflasi signifikan sebesar 46,53% dengan andil deflasi mencapai 0,27%. Penurunan harga cabai merah sangat berpengaruh pada penurunan angka inflasi.

Kemudian, menyusul cabai merah, harga cabai rawit juga mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu sebesar 39,74%, dengan andil deflasi 0,18%.

Selanjutnya, harga bensin mengalami deflasi sebesar 1,86%, yang memberikan andil deflasi sebesar 0,09%. Lalu, tarif angkutan udara mengalami penurunan sebesar 7,26%, memberikan andil deflasi sebesar 0,06%. Penurunan tarif ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengaruh permintaan dan penyesuaian tarif maskapai.

 

BPS: Inflasi Desember 2024 Tercatat 0,44%, Ini Biang Keroknya

Inflasi
Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,44% secara bulanan pada Desember 2024. Kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,33% pada November 2024 menjadi 106,80% pada Desember 2024 menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa yang memengaruhi daya beli masyarakat.

"Pada Desember 2024 terjadi inflasi sebesar 0,44% secara bulanan atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 106,33% pada November 2024 menjadi 106,80% pada Desember 2024," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers pengumuman inflasi Desember 2024, Kamis (2/1/2025).

Ia mengungkapkan, inflasi tahunan atau year-on-year (YoY), pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,57%. Perbandingan antara Desember 2024 dan Desember 2023 menunjukkan tingkat inflasi yang stabil, dengan angka YoY dan year-to-date (YTD). 

Ia menyebut inflasi bulanan pada Desember 2024 tercatat lebih tinggi dibandingkan inflasi November 2024 dan Desember 2023. Angka inflasi bulanan ini menunjukkan pergerakan harga yang lebih signifikan pada bulan Desember dibandingkan dua bulan sebelumnya.

"Inflasi bulanan pada Desember 2024 lebih tinggi dibandingkan inflasi November 2024 dan juga inflasi Desember 2023," ujar dia.

Kontribusi Terbesar

Inflasi Ekonomi Indonesia
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan tren penurunan inflasi ini menunjukan stabilitas harga komoditas pangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi Desember 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 1,33%, memberikan andil inflasi sebesar 0,38%. Komoditas yang mendominasi kenaikan harga di kelompok ini adalah telur ayam ras dan cabai merah, masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,06%.

Komoditas lainnya yang turut memberikan andil inflasi dalam kelompok ini adalah ikan segar, cabai rawit, bawang merah, dan minyak goreng, yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,03%. Sementara itu, bawang putih, sawi hijau, daging ayam ras, dan beras turut berkontribusi dengan andil inflasi sebesar 0,01% per komoditas.

Inflasi Desember 2024 juga dipengaruhi oleh komponen harga yang berbeda. Komponen inti, yang mencerminkan kecenderungan inflasi jangka panjang tanpa faktor sementara, mengalami inflasi sebesar 0,17%. Komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,11%, dengan komoditas yang dominan seperti minyak goreng, emas perhiasan, dan kopi bubuk.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya