Tuntas 2 Pekan, PIK 2 Luncurkan Air Dome Pertama di Indonesia

Air Dome di PIK 2 memanfaatkan energi surya melalui strip transparan khusus untuk pencahayaan di siang hari, yang mengurangi kebutuhan listrik.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Jan 2025, 17:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2025, 17:00 WIB
PT Bressen Technology Indonesia  meluncurkan proyek Air Dome pertama di Indonesia, berlokasi di Pantai Indah Kapuk atau PIK 2. (Dok Bressen)
PT Bressen Technology Indonesia meluncurkan proyek Air Dome pertama di Indonesia, berlokasi di Pantai Indah Kapuk atau PIK 2. (Dok Bressen)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Bressen Technology Indonesia baru saja meluncurkan proyek Air Dome pertama di Indonesia, berlokasi di Pantai Indah Kapuk atau PIK 2.

CEO PT Bressen Technology Indonesia Shen Chao mengatakan, proyek Air Dome ini menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan bangunan konvensional. Semisal ongkos pengadaan dan proses pemasangan struktur teramat singkat, hanya dua pekan saja.

"Proyek ini memiliki dua aspek utama. Pertama, dari segi efisiensi biaya, biaya konstruksi Air Dome jauh lebih rendah dibandingkan bangunan konvensional dengan ukuran yang sama. Pemasangan SPIKE Air Dome hanya membutuhkan waktu dua minggu setelah semua material dan peralatan tiba di lokasi, dibandingkan pembangunan tradisional yang memakan waktu bertahun-tahun," terangnya, Senin (13/1/2025).

Selain itu, Air Dome memanfaatkan energi surya melalui strip transparan khusus untuk pencahayaan di siang hari, yang mengurangi kebutuhan listrik.

"Membran yang digunakan pada Air Dome juga memiliki isolasi yang sangat baik, menjaga panas dan mengurangi kebutuhan pendinginan. Sehingga operasinya sangat hemat energi," imbuh Shen Chao.

Cuaca jadi tantangan utama pemasangan Air Dome di PIK 2, khususnya hujan yang dapat menyebabkan genangan air pada membran. "Dalam proses inflasi Air Dome, kami sangat bergantung pada cuaca. Saat hujan, kami menggunakan pompa untuk menghilangkan genangan air," ungkapnya.

Material PVDF yang digunakan mampu menahan tekanan angin hingga 67 m/s, dan beban hingga 250 kg/m². Sehingga cocok untuk berbagai aktivitas seperti konser, aula pameran, pusat logistik, gudang penyimpanan material, pabrik, hingga aula pelatihan.

 

Bakal Lebih Banyak

PT Bressen Technology Indonesia  meluncurkan proyek Air Dome pertama di Indonesia, berlokasi di Pantai Indah Kapuk atau PIK 2. (Dok Bressen)
PT Bressen Technology Indonesia meluncurkan proyek Air Dome pertama di Indonesia, berlokasi di Pantai Indah Kapuk atau PIK 2. (Dok Bressen)... Selengkapnya

Menurut dia, proyek ini juga bisa jadi percontohan untuk pembangunan Air Dome di wilayah lain di Indonesia. PT Bressen Technology Indonesia berencana mengembangkan lebih banyak Air Dome di berbagai lokasi, termasuk di kawasan seperti PIK dan Sudirman, Jakarta.

Maka sebab itu, Shen Chao menekankan pentingnya memperkenalkan teknologi Air Dome secara luas melalui Asosiasi Air Dome Indonesia. Untuk menetapkan standar dan memperluas penggunaannya.

"Kami telah melakukan banyak promosi dan presentasi kepada BUMN maupun perusahaan swasta. Tahun ini, kami berencana membentuk Asosiasi Air Dome Indonesia untuk menciptakan komunitas penggemar dan praktisi Air Dome. Saat ini Indonesia belum memiliki standar SNI untuk Air Dome, sementara China dan Eropa sudah memilikinya," bebernya.

Selain itu, Shen Chao juga mengungkapkan rencana proyek lainnya di Indonesia. "Kami telah mengajukan proposal untuk proyek-proyek tertentu kepada klien di berbagai wilayah Indonesia dan mendapatkan respons yang positif," sebut dia.

 

Salah Paham

Sementara Manajer Proyek PT Bressen Technology Indonesia Ricky F Nababan menambahkan, banyak yang salah paham tentang Air Dome. Terutama terkait risiko runtuh jika blower mati.

"Air Dome memiliki tekanan udara internal, dan semuanya didukung oleh genset cadangan. Sehingga tidak akan terjadi kegagalan atau runtuh akibat masalah pasokan listrik dari PLN. Bahkan jika genset juga mati, Air Dome tidak langsung runtuh, tetapi akan mengempis secara perlahan dan dapat ditangani tanpa korban," urainya.

"Banyak yang salah paham, berpikir bahwa jika blower mati, Air Dome akan langsung runtuh. Padahal, udara di dalamnya bertekanan. Sehingga jika blower mati, Air Dome hanya akan mengempis perlahan, sekitar 20 persen dalam satu jam" tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya