Wamenlu Beberkan Prioritas RI Jadi Anggota BRICS

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arief Havas Oegroseno menjelaskan bahwa pada tahun pertama sebagai anggota BRICS, Indonesia masih menunggu informasi lebih lanjut dari Brasil mengenai program-program prioritas

oleh Tira Santia diperbarui 14 Jan 2025, 17:30 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 17:30 WIB
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arief Havas Oegroseno
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arief Havas Oegroseno (dok: Tira)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Indonesia secara resmi menjadi anggota penuh BRICS pada Senin, 6 Januari 2025, sebagaimana diumumkan oleh Brasil yang saat ini menjabat sebagai ketua BRICS.

Keanggotaan ini membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk memperluas kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi dengan negara-negara anggota BRICS lainnya.

Indonesia Menunggu Agenda Prioritas Brasil

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arief Havas Oegroseno menjelaskan bahwa pada tahun pertama sebagai anggota BRICS, Indonesia masih menunggu informasi lebih lanjut dari Brasil mengenai program-program prioritas. Hal ini penting untuk menentukan posisi Indonesia dalam kerangka kerja sama BRICS.

“Kita kan baru diterima, jadi kita mesti dengar dulu dari Brasil programnya apa, apa yang bisa dimajukan, kepentingan kita nanti seperti apa. Jadi, masih kita dengar dulu dari Brasil tahun ini, sebagai ketua baru, prioritasnya apa saja,” ujar Arief di Jakarta, Selasa (14/1/2025).

Fokus Indonesia: Ekonomi, Perdagangan, dan Investasi

Arief menegaskan bahwa salah satu fokus utama Indonesia dalam BRICS adalah menggali peluang di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi. Keanggotaan ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan dagang dan menarik investasi, khususnya dalam sektor manufaktur yang memiliki potensi besar di kawasan BRICS.

“Melihat peluang bersama di bidang ekonomi dan kerja sama lain yang bisa kita kembangkan di sana. Mulai dari perdagangan hingga investasi, termasuk sektor manufaktur di negara-negara BRICS. Jadi kita menunggu program Brasil tahun ini, baru nanti kita bisa menentukan posisi kita,” jelasnya.

 

Peluang Baru di Amerika Latin

BRICS 2025
BRICS 2025 (Foto: russiaspivottoasia.com)... Selengkapnya

Keanggotaan Indonesia di BRICS juga menjadi peluang untuk memperluas jangkauan ekonomi ke kawasan Amerika Latin, khususnya Brasil.

Selama ini, kerja sama ekonomi Indonesia lebih terfokus pada kawasan Asia melalui FTA ASEAN, RCEP, serta kerja sama dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

“Selama ini, arsitektur kerja sama kita kan di Asia Pasifik. FTA di ASEAN, RCEP, kerja sama dengan Australia, Selandia Baru, Tiongkok, Jepang, dan Korea. Kita juga bicara IPEF dengan Amerika Serikat dan CEPA dengan Uni Eropa. Tapi radar kita ke Amerika Latin, khususnya Brasil, masih belum,” tambah Arief.

 

Komitmen Indonesia dalam Kerja Sama BRICS

Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono dan sejumlah pemimpin negara/utusan khusus berpose saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, (24/10/2024).
Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono dan sejumlah pemimpin negara/utusan khusus berpose saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, (24/10/2024). (Alexander Nemenov, Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Dengan menjadi bagian dari BRICS, Indonesia berkomitmen untuk memperluas jangkauan ekonominya ke luar kawasan Asia. 

Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan di antara negara-negara anggota BRICS.

Keanggotaan ini tidak hanya memperluas cakrawala ekonomi Indonesia tetapi juga memperkuat posisinya dalam peta ekonomi global, menjadikan BRICS sebagai platform strategis untuk memperjuangkan kepentingan nasional di tengah dinamika global yang terus berubah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya