Harga Emas Dunia Naik, Imbas Pelemahan Dolar AS

Dikutip dari CNBC, Kamis (16/1/2025), harga emas spot naik 0,6% menjadi USD 2.693,63 per ons

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 16 Jan 2025, 07:36 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 07:30 WIB
Ilustrasi harga emas hari ini
Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Harga emas melanjutkan kenaikan pada Rabu (15/1), seiring pelemahan dolar setelah data inflasi inti Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang lebih rendah dari ekspektasi. Ini menjadi yang menggerakkan harga emas dunia.

Hal ini meredakan tekanan inflasi dan menghidupkan kembali harapan bahwa siklus pelonggaran Federal Reserve (The Fed) belum berakhir.

Dikutip dari CNBC, Kamis (16/1/2025), harga emas spot naik 0,6% menjadi USD 2.693,63 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup naik 1,3% pada USD 2.717,80.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi inti, yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi yang fluktuatif, naik 3,2% secara tahunan. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan 3,3%.

“Data inflasi inti yang sedikit lebih rendah dari ekspektasi menjadi sentimen positif untuk emas. Implikasinya, The Fed kemungkinan tidak akan menutup peluang untuk memangkas suku bunga,” ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Melek menambahkan, meskipun peluang pemotongan suku bunga pada Januari sangat kecil, pasar mulai memperhitungkan kemungkinan pemotongan suku bunga hingga 40 basis poin (bps) pada akhir tahun, meningkat dari ekspektasi sebelumnya sebesar 31 bps sebelum data inflasi dirilis.

Dolar dan Imbal Hasil Obligasi Turun

Indeks dolar melemah 0,1%, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Selain itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga mengalami penurunan.

Namun, investor tetap khawatir bahwa potensi pemberlakuan tarif baru jika Donald Trump kembali menjabat minggu depan dapat memicu inflasi dan membatasi kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga lebih jauh.

Sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Namun, kenaikan suku bunga cenderung mengurangi daya tariknya.

Meskipun demikian, ketidakpastian seputar kebijakan tarif dan perdagangan global yang mungkin diberlakukan Trump diperkirakan akan terus mendukung permintaan emas sebagai aset safe haven.

“Ketidakpastian ini kemungkinan akan menjaga daya tarik emas sebagai perlindungan terhadap risiko ekonomi global,” ujar Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse by OANDA.

Prediksi Harga Emas Minggu Ini, Bakal Naik Lagi?

Ilustrasi harga emas hari ini
Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)... Selengkapnya

Emas mencatat kenaikan signifikan sebesar 26% sepanjang 2024, namun penutupan tahun membawa kekecewaan dengan absennya reli Sinterklas untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir. Memasuki 2025, harga emas ini kembali menjadi sorotan, menguji level resistensi penting di sekitar USD 2.700, meskipun dihadapkan pada kenaikan imbal hasil obligasi dan penguatan dolar AS.

Menurut laporan Kitco News, Senin (13/1/2024), emas kini menghadapi dinamika baru yang menciptakan tantangan sekaligus peluang.

Hubungan emas dengan dolar AS dan imbal hasil obligasi tampak semakin longgar, mendorong perhatian investor terhadap potensi emas sebagai pelindung nilai di tengah inflasi, ketidakpastian ekonomi, dan gejolak geopolitik.

Logam mulia ini menunjukkan penguatan sebagai aset moneter utama, bahkan mencatat rekor tertinggi terhadap pound Inggris dan euro pada pekan ini. Optimisme terhadap emas dan perak di 2025 tetap tinggi, meski volatilitas diperkirakan akan menjadi tantangan.

Faktor Pendorong Utama Harga Emas di 2025:

Ketidakpastian Kebijakan Moneter AS

Federal Reserve hanya berencana memangkas suku bunga dua kali pada 2025, lebih sedikit dibandingkan proyeksi sebelumnya. Kebijakan ini menciptakan risiko volatilitas yang memengaruhi harga emas.

Minat Investor Global

Meski investor Barat cenderung mengabaikan emas, pasar Asia, khususnya Tiongkok, terus menunjukkan minat besar. Konsumen Tiongkok diperkirakan akan membeli emas untuk melindungi kekayaan dari pelemahan yuan dan ketidakpastian pasar saham.

Pembelian Bank Sentral

Bank Sentral Tiongkok kembali aktif membeli emas, menambah 10 ton pada Desember 2024 setelah penambahan lima ton pada November. Selain itu, bank sentral di negara-negara berkembang terus menambah cadangan emas sebagai langkah diversifikasi dari ketergantungan pada dolar AS.

Prediksi Harga Emas: Menuju USD 3.000 per Ons?

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Banyak analis memprediksi bahwa emas akan mencapai USD 3.000 per ons pada 2025. Namun, kenaikan ini diperkirakan tidak akan terjadi secara cepat.

Lonjakan harga signifikan diprediksi baru akan terjadi pada paruh kedua tahun, ketika dampak kebijakan moneter global dan ketegangan geopolitik semakin jelas.

Di sisi lain, soal prediksi harga emas, meskipun ada tantangan berupa kenaikan suku bunga dan penguatan dolar, daya tarik emas sebagai aset defensif tetap kuat. Investor melihat emas sebagai perlindungan terhadap risiko ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang terus berkembang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya