Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuturkan, pihaknya terbuka bagi miliarder Elon Musk untuk membeli TikTok. Ia juga mengajukan usulan agar AS bersama-sama memiliki separuh perusahaan itu.
"Saya akan melakukannya, jika ingin membelinya," ujar Trump kepada wartawan usai umumkan kemitraan sektor infrastruktur swasta AI baru dengan pemimpin teknologi termasuk CEO OpenAI Sam Altman dan CEO Softbank Masayoshi Son, dikutip dari USA Today, Kamis (23/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
CEO Tesla Elon Musk muncul sebagai calon pembeli beberapa hari sebelum aplikasi itu akan ditutup. Pada Senin, 20 Januari 2025, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menghentikan penegakan larangan aplikasi video yang sangat populer itu selama 75 hari.
Advertisement
Aplikasi itu ditutup sebentar selama lebih dari 12 jam pada Sabtu malam setelah Mahkamah Agung menegakkan hukum yang mengharuskan perusahaan induk TikTok ByteDance untuk menjual aset TikTok AS sehingga dapat terus beroperasi di AS.
Donald Trump juga terbuka bagi raksasa teknologi lain untuk akuisisi TikTok. Salah satu pendiri Oracle Larry Ellison. Ia hadir di Gedung Putih untuk kemitraan infrastruktur AI senilai USD 500 miliar antara pemerintahan Trump dan OpenAI, Softbank dan Oracle.
"Saya berhak membuat kesepakatan. Mari kita bernegosiasi di depan mata,” tutur Trump kepada Ellison.
Sementara itu, Perusahaan investasi milik Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal, yakni Kingdom Holding (KHC) akan tertarik investasi di TikTok milik ByteDance jika Elon Musk atau pihak lain menawarkan untuk membelinya. Demikian disampaikan CEO Talal Ibrahim a-Maiman kepada Al Arabiya.
KHC Sudah Pegang Saham X
Pencarian untuk menemukan pembeli bagi aplikasi video pendek populer milik Tiongkok itu terus berlanjut di AS setelah sempat ditutup dan kemudian dihidupkan kembali oleh perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump yang menunda pemberlakuan larangan terhadap aplikasi itu selama 75 hari.
KHC sudah memegang saham di platform media sosial milik Musk, X, dan perusahaan rintisan kecerdasan buatannya, xAI, demikian mengutip dari Channel News Asia.
Dana kekayaan negara Arab Saudi, PIF, memegang saham minoritas di KHC, dengan 5 persen saham perusahaan tersebut melantai di bursa saham Saudi.
Advertisement
Donald Trump Ingin 50% Saham TikTok
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda larangan hukum terhadap platform media sosial TikTok. Hal itu menjadi alasan untuk merayakan bagi 170 juta pengguna TikTok di Amerika Serikat.
Mengutip CNN, Selasa (21/1/2025), hal ini berbeda dengan di China, tempat perusahaan induk TikTok berada tidak begitu positif.
Hal ini terutama karena Donald Trump telah mengisyaratkan ia dapat meminta perusahaan untuk menyerahkan 50% saham TikTok untuk mencegah penutupan. Selain itu, ia juga mengisyaratkan tarif atas barang-barang China dapat bergantung pada apakah Beijing menyetujui kesepakatan potensial pada masa mendatang.
Ketika ditanya mengenai visi Donald Trump untuk masa depan TikTok, Kementerian Luar Negeri China mengatakan “operasi dan akuisisi perusahaan” harus diputuskan oleh perusahaan dan sejalan dengan hukum China.
"Amerika Serikat harus sungguh-sungguh mendengarkan suara akal sehat dan menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, jujur, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan dari semua negara,” ujar Juru Bicara Guo Jiakun pada Selasa pekan ini.
Adapun beberapa jam setelah pelantikannya pada Senin, 20 Januari 2025, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menunda selama 75 hari penegakan hukum yang haruskan TikTok dilarang di AS kecuali jika dijual kepada pembeli dari AS atau salah satu sekutunya.
Tindakan eksekutif tersebut mengikuti janji Donald Trump pada Minggu lalu, ia akan menunda penegakan hukum.
Bikin Usaha Patungan
TikTok menuturkan, jaminan tersebut memungkinkan untuk kembali online setelah tidak aktif selama lebih dari 12 jam selama akhir pekan.
“Penundaan itu akan membantu pemerintahan Donald Trump menentukan arah yang tepat ke depan dengan cara yang tertib yang melindungi keamanan nasional sambil menghindari penutupan tiba-tiba platform komunikasi yang digunakan oleh jutaan orang Amerika Serikat,” demikian isi perintah tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, Donald Trump telah berulang kali menyatakan mungkin terbuka terhadap pembeli Amerika Serikat yang membeli setengah dari perusahaan dan menjalankannya sebagai usaha patungan 50:50 dengan pemiliknya saat ini di China, ByteDance.
Usaha patungan yang melibatkan perusahaan AS dengan 50% saham di TikTok akan melunakkan isi hukum yang kontroversial itu, meskipun tidak jelas apakah anggota parlemen AS atau TikTok yang menyangkal hal itu menimbulkan risiko keamanan nasional bagi orang Amerika Serikat akan menerimanya.
Advertisement