Ide 4 Hari Kerja, Kota di Jepang Ini Sudah Mau Memberlakukan Lebih Dulu

Gubernur Yuriko Koike menekankan pentingnya gaya kerja yang fleksibel, terutama bagi perempuan. Salah satunya melalui sistem 4 hari kerja.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Jan 2025, 17:48 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2025, 17:48 WIB
Tradisi Warga Jepang Memulai Kerja di Tahun Baru
Orang-orang yang memakai masker wajah melakukan tradisi doa untuk Tahun Baru pada hari kerja pertama tahun ini di Kuil Kanda Myojin, di Tokyo, Jepang. (AP Photo/Koji Sasahara)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung-Rano Karno mewacanakan memangkas hari kerja bagi karyawan di Jakarta menjadi 4 hari kerja.

Ternyata, Beberapa pemerintah kota di Jepang telah lebih dulu mau melakukannya. Seperti Pemerintah Kota Tokyo memiliki rencana untuk memberlakukan 4 hari kerja dalam seminggu bagi karyawan pemerintah. Rencananya, waktu kerja ini akan mulai dilakukan pada April sebagai bagian dari upaya reformasi gaya kerja.

Tokyo menjadi bagian dari sejumlah pemerintah daerah lain di Jepang yang memperkenalkan langkah serupa untuk memperbaiki kondisi kerja di tengah kekurangan tenaga kerja.

Melansir laman The Japan Times, Kamis (23/1/2025), Gubernur Yuriko Koike menekankan pentingnya gaya kerja yang fleksibel, terutama bagi perempuan. Salah satunya melalui sistem 4 hari kerja.

"Kami akan terus meninjau gaya kerja yang fleksibel untuk memastikan bahwa perempuan tidak harus mengorbankan karier mereka karena berbagai peristiwa dalam hidup seperti melahirkan atau membesarkan anak," jelas dia.

Untuk membantu karyawan menyeimbangkan pengasuhan anak dan pekerjaan, pemerintah berencana untuk memperkenalkan sistem "cuti parsial pengasuhan anak" baru, yang memungkinkan pekerja mengurangi jam kerja mereka hingga dua jam sehari.

Pekerja pemerintah, saat ini menggunakan sistem waktu fleksibel untuk menyesuaikan jam kerja mereka, yang memungkinkan menambah satu hari libur ekstra setiap empat minggu.

Sistem ini akan direvisi untuk memberikan satu hari libur ekstra per minggu, yang memungkinkan mereka bekerja empat hari seminggu dan mengambil tiga hari libur sisanya.

"Pemberdayaan perempuan, sebuah tujuan yang telah jauh tertinggal dari negara lain di dunia, telah menjadi isu yang sudah berlangsung lama di negara kita," kata Koike, seraya menambahkan bahwa mengatasi situasi ini adalah kunci untuk menciptakan masa depan di mana baik pria maupun wanita dapat berkembang.

Koike juga mengatakan mereka akan terus memajukan inisiatif untuk mengatasi kekurangan lowongan di sekolah taman kanak-kanak dan mendukung pembekuan sel telur.

 

Hasil Revisi Aturan

FOTO: Cegah COVID-19 Omicron, Jepang Larang Masuk Semua Warga Asing
Orang-orang yang memakai masker berjalan di sekitar persimpangan Shibuya Tokyo, Jepang. (AP Photo/Kiichiro Sato)... Selengkapnya

Adapun Parlemen meloloskan revisi aturan yang mengharuskan perusahaan untuk menawarkan opsi kerja fleksibel bagi karyawan dengan anak kecil pada Mei tahun lalu. Aturan ini berlaku mulai April mendatang.

Undang-undang yang direvisi akan memperbolehkan karyawan bekerja dari rumah, memiliki jam kerja yang lebih pendek, dan mewajibkan perusahaan dengan lebih dari 300 karyawan untuk mengungkapkan data tentang aturan cuti pekerja laki-laki ketika menjadi ayah.

Selain Tokyo, beberapa kota di Jepang yang mengumukan perihal 4 hari kerja ini, seperti Prefektur Miyagi yang pada bulan Oktober.

Pemkot mengumumkan rencana untuk melakukan opsi 4 hari kerja seminggu kepada semua karyawan prefektur di 2026. Ini menjadi yang pertama di wilayah Tohoku yang melakukan kebijakan tersebut.

Dengan kebijakan tersebut, yang saat ini terbatas pada mereka yang memiliki tugas mengasuh anak, memungkinkan karyawan untuk menikmati akhir pekan tiga hari, jika atasan menyetujuinya.

Penerapan di Kota Lain

Potret Aktivitas Warga Shibuya Tokyo
Seorang anak sekolah berjalan di lingkungan Shibuya di Tokyo, Jepang (23/5/2019). Kota Shibuya memiliki Luas wilayah adalah 15.11 km².(AFP Photo/Behrouz Mehri)... Selengkapnya

Kota lain yang mengadopsi inisiatif serupa adalah Prefektur Ibaraki. Wilayah ini memperkenalkan empat hari kerja seminggu meski secara selektif pada bulan April untuk sebagian besar karyawan.

Namun ini tidak termasuk bagi guru dan pekerja shift, pengasuh anak. Adapula  Prefektur Chiba menerapkan kebijakan empat hari kerja seminggu pada Juni.

Kemudian kota Kuji di Prefektur Iwate memulai uji coba empat hari kerja seminggu pada bulan Mei. Kota ini merencanakan akan melakukannya pada tahun 2025 untuk mengatasi penurunan tajam dalam pelamar kerja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya