Kejar Asta Cita Prabowo, Smelter Nikel di Kolaka Target Beroperasi April 2025

Ceria Group yang berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) saat ini sedang dalam tahap akhir commissioning Smelter Merah Putih.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Jan 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 20:00 WIB
apa itu smelter
apa itu smelter ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Smelter Merah Putih milik PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara target siap beroperasi dalam waktu dekat. Untuk mendukung program hilirisasi energi sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam industri pertambangan nikel hijau.

Sebagai perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Ceria Group yang berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas) saat ini sedang dalam tahap akhir commissioning Smelter Merah Putih Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), dan persiapan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL).

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, Asrun Lio menyampaikan, progres PSN smelter Merah Putih Ceria telah mendekati rampung. Ia pun optimistis smelter RKEF Ceria akan segera beroperasi penuh pada April 2025.

Adapun merujuk laporan hasil reviu tata kelola PSN pembangunan Smelter PT Ceria Nugraha Indotama Triwulan IV 2024, pembangunan Smelter Merah Putih sejak 2019-2024 masih konstruksi, dengan progres telah mencapai 97,05 persen.

"Realisasi capaian target diukur berdasarkan 13 indikator. Di antaranya, penyiapan proyek, penyediaan lahan, tata ruang, pendanaan proyek, jaminan pemerintah, perizinan/non perizinan, pengutamaan komponen dalam negeri, pembangunan fisik, pengawasan dan pengendalian proyek, regulasi proyek, cipta kerja, dan pemanfaatan," terangnya, Senin (27/1/2025).

Selain progres konstruksi smelter, Asrun Lio juga mengapresiasi penggunaan energi bersih smelter Ceria Group yang bersumber dari PLTA Bakaru (dalam jaringan transmisi PLN). "Sumber energi itu dinyatakan dengan Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC)," imbuhnya.

Ia juga menyaksikan langsung keberadaan Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) berkapasitas 2 x 60 MW yang telah bersandar di Terminal Khusus Wolo. BMPP ini sudah terkoneksi dengan jaringan PLN Kolaka untuk menjaga keandalan dan stabilitas listrik smelter Ceria Group.

 

100% Tenaga Kerja Lokal

Pejabat Bupati Kolaka, Muh Fadliansyah turut mengapresiasi Ceria, yang mampu memanfaatkan 100 persen tenaga kerja lokal asli Indonesia. "Ceria telah berkontribusi besar di Kabupaten Kolaka. Bahkan, saat ini semua masyarakat di Wolo sudah terserap sebagai tenaga kerja di perusahaan," ungkap dia.

Menurut dia, dengan melihat progres smelter Merah Putih yang sudah hampir rampung, ia berharap smelter RKEF Ceria bisa segera beroperasi. "Kami mendoakan semoga smelter Ceria cepat beroperasi agar semakin membuka lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," sebutnya.

Deputy President Director yang juga Director of Corporate Affairs Ceria Group, Djen Rizal, menjelaskan bahwa Smelter Merah Putih Ceria ini dibangun oleh PMDN murni. Dengan dimiliki dan dikelola oleh putra daerah, lewat pendanaan oleh sindikasi perbankan nasional yang dipimpin oleh PT Bank Mandiri Tbk dan Bank SulselBar dan BJB.

"Smelter Merah Putih ini menjadi komitmen Ceria untuk melaksanakan program hilirisasi pemerintah. Untuk memberikan nilai tambah lebih di dalam negeri, sebagaimana diamanatkan di Asta Cita ke 5 dan 6 Presiden Prabowo Subianto, yaitu melanjutkan program hilirisasi dan pertumbuhan, pemerataan ekonomi, pemberantasan kemiskinan untuk menuju Indonesia Emas 2045," urainya.

 

Perjuangan Tak Mudah

Djen Rizal menceritakan, niatan dan ikhtiar seluruh manajemen Ceria untuk membangun industri yang berbasis hilirisasi ini melewati perjuangan yang tidak mudah.

Dimulai dengan groundbreaking pembangunan smelter di pertengahan kuartal IV 2019. Kemudian mendapatkan pendanaan di akhir quartal satu 2022 oleh sindikasi perbankan nasional, dan kini berpacu mencapai target penyelesaian pembangunan smelter menjelang akhir kuartal I 2025.

"Perjalanan kami masih panjang, untuk itu dukungan pemangku kepentingan di tingkat provinsi, kabupaten dan tentunya masyarakat lingkar tambang sangat kami harapkan," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya