Raup Pendanaan Bank, Setoran Pajak Smelter Nikel di Kolaka Naik 147%

Prabowo bakal mengalokasikan gelombang pertama investasi di Danantara senilai USD 20 miliar untuk sekitar 20 proyek strategis nasional.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana Diperbarui 26 Feb 2025, 19:30 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2025, 19:30 WIB
Ilustrasi bahan baku nikel di salah satu smelter yang berlokasi di Maluku. (Deon/Liputan6.com)
Ilustrasi bahan baku nikel di salah satu smelter yang berlokasi di Maluku. (Deon/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong program hilirisasi nikel guna mencapai target ketahanan energi sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Salah satu yang tengah diperkuat yakni dukungan pendanaan untuk proyek smelter di Tanah Air.

Dalam acara peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) beberapa waktu lalu, Prabowo memusatkan perhatian pada sektor hilirisasi mineral hingga pembangunan pusat data kecerdasan buatan.

Prabowo bakal mengalokasikan gelombang pertama investasi di Danantara senilai USD 20 miliar untuk sekitar 20 proyek strategis nasional.

"Kurang lebih 20 proyek strategis bernilai miliaran dolar akan difokuskan pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan," kata Prabowo.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno mengungkapkan, di Indonesia sudah ada satu fasilitas pemurnian atau smelter nikel yang mendapat dukungan pembiayaan dari perbankan nasional.

Smelter tersebut ialah milik PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) yang menggunakan pendanaan dari Bank Mandiri. Fasilitas pemurnian ini disebutnya dapat menjadi contoh bagi perbankan lain agar mau membiayai proyek hilirisasi.

"Sudah ada, setahu saya smelter nikel milik Ceria Group yang menggunakan pendanaan dari beberapa bank," kata Tri Winarno, Rabu (26/2/2025).

Adapun, Ceria Nugraha Indotama merupakan perusahaan pertambangan nikel terintegrasi yang beroperasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan mencapai 6.785 ha.

 

Groundbreaking Hilirisasi di 2019

Pada 2019, Ceria memulai komitmen untuk agenda hilirisasi lewat peletakan batu pertama smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Rectangular. Lalu pada 2020, pemerintah menetapkan smelter RKEF Rectangular dan pabrik HPAL milik Ceria sebagai Proyek Strategis Nasional.

Dua tahun setelahnya pada 2022, Ceria memperoleh dukungan kredit sindikasi fasilitas term loan pembiayaan dari sejumlah perbankan. Pembiayaan itu dipimpin oleh Bank Mandiri dengan anggota Bank Jabar Banten (BJB) dan Bank Sulawesi Selatan Barat (Bank Sulselbar).

Dalam perjanjian pembiayaan sindikasi itu, Ceria mendapat total pendanaan USD 277,69 juta dalam bentuk fasilitas term loan untuk mendukung pembangunan dan operasional pabrik smelter feronikel RKEF line 1 dan fasilitas pendukungnya di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

 

Setoran Pajak Naik 147%

Dengan adanya dukungan dana tersebut, Direktur Operasional PT Ceria Nugraha Indotama Yusram Rantesalu mengungkapkan, kontribusi pajak yang disetor perusahaan kepada negara tercatat mengalami kenaikan 147 persen, dari Rp 150 miliar menjadi lebih dari Rp 300 miliar.

"Hal ini menegaskan peran perusahaan dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat lokal. Peran Ceria juga sangat berdampak dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Wolo dengan tidak adanya tingkat miskin ekstrem," ujar Yusram.

Yusram optimistis bahwa kerja sama yang telah terjalin dengan pihak penyalur dana dapat memperkuat hubungan bisnis. Sekaligus membuka peluang baru dalam mendukung pengembangan industri serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun nasional.

"Dengan optimisme yang tinggi, Ceria Group berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi kemajuan industri nikel serta perekonomian Indonesia secara keseluruhan," pungkas Yusram.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya