Liputan6.com, Jakarta Louis Dreyfus Company (LDC) meluncurkan Montebelo Brasil merk jus buah segar dalam kemasan di Indonesia sebagai ekspansi pertama ke pasar Asia setelah sukses diperkenalkan di Prancis pada tahun lalu.
Country Head LDC Rajat Dutt, mengatakan, ekspansi ke indonesia ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memperluas jejak bisnis ke segmen hilir dengan menghadirkan produk bernilai tambah.
"Montebelo Brasil menghadirkan 100 persen jus buah segar premium yang diproses tanpa konsentrat (Not From Concentrate - NFC)" katanya dikutip dari Antara, Kamis (20/1/2025).
Advertisement
Dia mengatakan, dengan populasi lebih dari 277 juta jiwa, pasar jus dalam kemasan di Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,3 persen hingga 2028.
“Indonesia adalah pasar strategis bagi Montebelo Brasil, yang siap menawarkan jus premium dengan kualitas terjamin. Konsumen bahkan dapat melacak asal bahan baku dan lokasi produksi (traceability), sesuai dengan preferensi mereka akan minuman alami dan transparan,” ujarnya.
Rajat Dutt menyebutkan Montebelo Brasil hadir dengan empat varian unggulan, Jus jeruk 100 persen alami tersedia dalam pilihan dengan dan tanpa bulir, Kombinasi sari jeruk, maracuja, dan jeruk nipis dan Varian limun dengan campuran jeruk nipis dan lemon.
Rajat Dutt menjelaskan dengan pengalaman lebih dari tiga dekade dalam produksi jeruk, LDC mengelola 30.000 hektare perkebunan buah bersertifikat di Brasil. Komitmen terhadap keberlanjutan dan transparansi menjadi nilai utama dalam operasional bisnis.
Produk Berkualitas
Sementara itu, Head of Downstream Markets for Juice LDC Aurélien Grisval mengatakan bahwa peluncuran ini tidak hanya membawa produk berkualitas bagi konsumen Indonesia, tetapi juga membuka peluang kemitraan dengan berbagai pihak yang memiliki visi serupa.
“Kami ingin terus memenuhi ekspektasi konsumen yang semakin selektif, yang mengutamakan kualitas serta transparansi asal produk,” katanya.
Aurelien menyebutkan Montebelo Brasil akan tersedia secara bertahap di lebih dari 50 gerai Ranch Market dan Farmers Market di seluruh Indonesia hingga akhir April.
"Ekspansi nasional direncanakan berlangsung pada 2025, dengan upaya memperluas jaringan distribusi melalui kemitraan dengan pengecer lainnya," ucap Aurelien
Advertisement
Permintaan Bahan Baku Makanan dan Minuman Melonjak
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan permintaan bahan baku makanan minuman akan mengalami peningkatan jelang Natal 2024 dan Tahun baru 2025.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, dalam rilis Industri Kepercayaan Industri (IKI) sebelumnya telah mendeteksi bahwa terjadi kenaikan permintaan bahan baku industri makanan dan minuman di bulan Oktober 2024.
"Dalam rilis IKI, kami menyampaikan bahwa kami menangkap kenaikan permintaan bahan baku industri makanan minuman di bulan Oktober seperti gula, tepung," kata Febri saat ditemui di Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Febri optimis permintaan bahan baku industri makanan dan minuman akan terus meningkat. Lantaran, biasanya industri membeli bahan bakunya lebih awal sebelum Nataru.
"Proyeksinya akan naik perfomance-nya, kan produknya dijual akhir tahun tapi kan produksinya sudah dua bulan sebelum akhir tahun itu," ujarnya.
Kemenperin pun berharap natal dan tahun baru 2024-2025 diproyeksikan bisa mendongkrak pendapatan industri makanan dan minuman (mamin) dalam negeri.
"Industri makanan minuman, kalau mamin insyallah (naik) tapi belum tau angkanya, saya belum bisa prediksi angkanya," pungkasnya.
Mejeng di Australia, Produk Mamin Indonesia Cetak Potensi Transaksi Rp 12,81 Miliar
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney Christhophorus Barutu mengatakan, produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia berhasil mencetak potensi transaksi senilai USD 825 ribu atau setara Rp12,81 miliar.
Potensi transaksi tersebut didapat pada hari pertama pameran Fine Food Australia 2024 di Melbourne Convention and Exhibition Centre. Pameran mamin terbesar di benua Australia ini diagendakan berlangsung selama empat hari pada 2—5 September 2024.
“Produk mamin Indonesia berhasil memikat buyer di Australia dengan mencatatkan potensi transaksi senilai Rp12,81 miliar pada hari pertama pameran Fine Food Australia 2024. Nilai tersebut diharapkan masih dapat meningkat sampai dengan akhir pameran. Keikutsertaan Indonesia pada pameran dagang ini merupakan salah satu bentuk fasilitasi dari Kementerian Perdagangan melalui ITPC Sydney kepada para pelaku usaha,” kata Christhophorus.
Christhophorus menyampaikan, terdapat enam ekshibitor dari Indonesia dalam pameran Fine Food Australia 2024 ini. Keenam ekshibitor tersebut yaitu Sony Trading Pty Ltd, Oishi Trading Pty Ltd, PT Alam Scientia Asia, Orang Tua Group, PT Sekar Bumi, dan Laguna Group.
Sony Trading Pty Ltd dan Oishi Trading Pty Ltd fokus pada distribusi dan pemasaran produk mamin Indonesia di Australia. Sementara, PT Alam Scientia Asia bergerak di bidang mamin kesehatan, termasuk rempah-rempah serta bahan tambahan makanan yang berkualitas tinggi. Orang Tua Group menampilkan produk-produk andalannya ke pameran Fine Food Australia 2024.
Selanjutnya, PT Sekar Bumi memamerkan produk makanan laut beku yang berkualitas dengan fokus pada keberlanjutan dan keamanan pangan yang sesuai dengan standar internasional. Terakhir, Laguna Group mengenalkan produk kebutuhan sehari-sehari dan restoran dengan cita rasa autentik Indonesia ke pasar Australia.
Advertisement
