Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan persetujuan terhadap permohonan perizinan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk menjalankan kegiatan usaha Bullion Bank pada 12 Februari 2025.
Permohonan tersebut disampaikan oleh BSI kepada OJK pada 17 Januari 2025. Keputusan ini membuka jalan bagi BSI untuk melaksanakan usaha yang berfokus pada logam mulia, khususnya emas.
Baca Juga
"Menindaklanjuti permohonan perizinan BSI untuk Kegiatan Usaha Bulion yang disampaikan kepada OJK tanggal 17 Januari 2025, OJK telah memberikan persetujuan pada tanggal 12 Februari 2025," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam jawaban tertulisnya, Senin (24/2/2025).
Advertisement
Dian memproyeksikan, prospek bisnis Bullion Bank di Indonesia pada tahun ini akan semakin menjanjikan. Menurut, Dian, usaha bullion berpotensi untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya emas yang ada di Indonesia, baik emas hasil tambang maupun stok emas yang dimiliki oleh masyarakat.
Dengan dukungan ekosistem yang ada, seperti produsen, refiner, manufacturer, wholesales, dan retailer, pengembangan usaha ini dapat memberikan dampak yang signifikan.
Bisnis Bullion Bank Untungkan Banyak Pihak
Bisnis Bullion Bank tidak hanya menguntungkan bagi pelaku usaha, tetapi juga bagi masyarakat dan pemerintah. Potensi peningkatan konsumsi emas ritel diyakini akan mendorong pertumbuhan industri emas secara keseluruhan.
"Ke depan, prospek bisnis Bullion Bank diperkirakan semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, usaha bullion dapat memaksimalkan added value dari sumber daya emas yang ada di Indonesia (emas hasil tambang maupun stok emas yang dimiliki masyarakat)," ujarnya.
Hasilkan Tambahan Nilai Tambah
Hal ini juga diperkirakan dapat menghasilkan tambahan nilai tambah (value added/VA) yang sangat besar, dengan estimasi mencapai Rp 30-50 triliun.
"Usaha Bullion dapat berpotensi meningkatkan konsumsi emas ritel yang akan memacu peningkatan industri emas dan keseluruhan bisnis dalam ekosistem emas yang mewadahi dengan tambahan value added (VA) hingga sebesar Rp 30-50 triliun," ujarnya.
Dengan demikian, usaha Bullion Bank memiliki potensi besar dalam mendorong perekonomian, menciptakan peluang bisnis baru, serta memperkuat ekosistem logam mulia di Indonesia.
Maka dengan adanya perizinan ini, BSI diharapkan dapat mengoptimalkan peranannya dalam memperluas akses masyarakat terhadap investasi emas, sekaligus mendukung pengembangan bisnis di sektor ini.
"Oleh karena itu, potensinya tentu akan sangat besar didukung dengan ekosistem pengembangan usaha bullion bank yang ada saat ini antara lain produsen, refiner, manufacturer, wholesales dan retailers serta masyarakat yang menjadikan logam mulia sebagai sarana investasi dan pengembangan bisnis," ujarnya.
Advertisement
Bullion Bank Akan Diresmikan 26 Februari 2025, Ini Manfaatnya
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan bank emas atau bullion bank pada 26 Februari 2025. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun memaparkan keuntungan bagi nasabah yang ikut dalam bank emas bullion.
Airlangga Hartarto menuturkan, keuntungan itu seperti peluang memperoleh manfaat lindung nilai dari instrumen investasi emas.
"Saya pikir kita harus menggunakan emas untuk mengurangi risiko nilai di masa mendatang,” kata Airlangga, dalam acara Indonesia Economic Summit 2025 by Indonesian Business Council (IBC) di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Airlangga mencontohkan manfaat investasi lindung nilai emas bisa dirasakan bagi nasabah yang akan menunaikan ibadah haji. Di mana, saat nasabah memilih menabung haji berangkat selama tujuh hingga sepuluh tahun, nilai uang yang diperoleh relatif lebih sedikit akibat inflasi hingga penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, menabung emas di bank bullion nilai manfaat yang akan diperoleh nasabah akan mengikuti laju inflasi.
"Apabila tabungan dilakukan melalui emas, emas akan setara dengan biaya haji di masa mendatang. Saya pikir ini adalah mitigasi risiko yang akan dilakukan pemerintah," ujar dia.
2 Lembaga Keuangan
Airlangga menuturkan, ada dua lembaga keuangan yang bertugas untuk menjalankan usaha bank bullion untuk sementara waktu. Yakni, PT Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
"Untuk bank bullion ada dua bank yang ditugaskan, satu anak perusahaan BRI, Pegadaian, dan BSI yang menjalankan perdagangan emas dan perbankan,” ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan membentuk bank emas di Indonesia pada 26 Februari 2025. Dia menuturkan, saat ini Indonesia belum memiliki bank emas. Meski, beberapa rencana pembentukan bank emas atau bullion bank itu telah disampaikan pemerintah.
Airlangga mengatakan, selama ini emas dari Indonesia kebanyakan mengalir ke luar negeri. Maka dari itu, dia berharap ada bank khusus penyimpanan emas di Tanah Air. "Jadi emas kita banyak ditambang dan mengalir ke luar negeri, kita ingin sekarang punya bank khusus untuk emas di Indonesia," ujar dia.
Advertisement
