Bukan Nama Besar Universitas, 2 Hal Ini jadi Pertimbangan Warren Buffet Pilih CEO

Miliarder Warren Buffett mencatat, bakat dan pengalaman bisnis cenderung mengalahkan pendidikan Ivy League.

oleh Agustina Melani Diperbarui 27 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2025, 06:00 WIB
Miliarder atau Orang Terkaya Dunia Warren Buffet. Foto: AFP
CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett tidak peduli di mana asal universitas seorang kandidat CEO, bahkan jika Anda siap untuk memimpin perusahaan besar Amerika Serikat (AS). (Foto: AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett tidak peduli di mana asal universitas seorang kandidat CEO, bahkan jika Anda siap untuk memimpin perusahaan besar Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, Kamis (27/2/2025), ketika mencari CEO untuk memimpin perusahaan milik Berkshire Hathaway seperti raksasa asuransi Geico dan jaringan makanan cepat saji Dairy Queen, Warren Buffett bahkan tidak melirik tempat pelamar kuliah. Ia menyampaikan hal itu dalam surat pemegang saham tahunan terbarunya.

Menurut pengalamannya, Buffett mencatat, bakat dan pengalaman bisnis cenderung mengalahkan pendidikan Ivy League.

"Saya tidak pernah melihat tempat seorang kandidat (CEO) bersekolah. Tidak pernah,”tulis Buffett (94) seperti dikutip dari CNBC.

"Ada manajer hebat yang bersekolah di sekolah paling terkenal. Namun, ada banyak yang diuntungkan dengan bersekolah di lembaga yang kurang bergengsi atau bahkan tidak repot-repot menyelesaikan sekolah,” ia menambahkan.

Warren Buffett yang meraih gelar sarjana dari University of Nebraska dan gelar master dari Columbia University menulis perspektifnya berubah setelah melihat orang lain sukses tanpa ijazah Ivy League. Orang-orang itu beragam mulai dari kolega dan teman, termasuk salah satu pendiri Microsoft yang putus kuliah yakni Bill Gates.

"Menurut saya, kuliah tidak cocok untuk semua orang. Pendidikan terbaik yang bisa Anda dapatkan adalah berinvestasi pada diri sendiri. Namun, ini tidak selalu berarti kuliah atau universitas,” ujar Buffett kepada mahasiswa Western University pada 2012.

Namun, Warren Buffett menghargai pendidikan. Ia tidak pilih-pilih tentang bentuk pendidikan. "Saya sangat percaya pada pembelajaran seumur hidup. Namun, saya mengamati sebagian besar bakat bisnis adalah bawaan sejak lahir yang mengalahkan pendidikan,” kata dia.

Nilai Gelar Sarjana

Miliarder atau Orang Terkaya Dunia Warren Buffet. Foto: Yuri Gripas/AFP
Miliarder atau Orang Terkaya Dunia Warren Buffet. Foto: Yuri Gripas/AFP... Selengkapnya

Warren Buffett yang pernah pertimbangkan untuk berhenti kuliah, mungkin lebih maju dari tren perekrutan dan budaya lebih besar. Hampir setengah dari orang Amerika Serikat anggap gelar sarjana empat tahun kurang penting untuk mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi dibandingkan 20 tahun lalu, menurut survei Pew Research Center yang diterbitkan tahun lalu.

Dalam suratnya Warren Buffett memberi penghormatan kepada mantan eksekutif Berkshire Hathaway, Ben Rosner yang jual bisnis ritel pakaiannya kepada Warren Buffett pada 1967, menurut Washington Post. “Rosner seorang jenius ritel, tidak bersekolah lebih dari kelas 6,” tulis Buffett.

Lulusan perguruan tinggi biasanya berpenghasilan lebih banyak daripada orang Amerika Serikat lainnya, secara rata-rata. Namun, kurang dari 12 persen dari CEO Fortune 100 pada 2023 bersekolah di sekolah Ivy League untuk gelar sarjana mereka, dan kurang dari 10 persen memiliki gelar MBA dari institusi yang sama. Calon pengganti Warren Buffett yakni Vice Chairman non-asuransi Berkshire Hathaway Greg Abel adalah alumni University of Alberta.

Beberapa pengusaha sukses lainnya setuju dengan Warren Buffett. Pengusaha Mark Cuban misalnya berpikir alau setiap orang harus mencoba kuliah tetapi nilai sebenarnya adalah pengalaman itu sendiri, bukan gengsi ijazah. Demikian disampaikan Mark Cuban saat wawancara dengan Jules Terpak.

"Saya bukan salah satu dari orang-orang yang berkata jangan kuliah. Mulailah perusahaan. Jika Anda ingin memulai bisnis, kuliah dan pelajari bahasa bisnis,” ujar Cuban.

Bahkan Bill Gates, yang terkenal karena mendirikan perusahaan alih-alih menyelesaikan kuliah, setuju.

"Saya bukan orang yang menganjurkan putus kuliah," kata Gates kepada CNBC Make It awal bulan ini.

"Saya penggemar berat pengetahuan yang luas, dan saya pikir itu adalah kasus luar biasa di mana urgensinya sedemikian rupa sehingga Anda menghentikan tahun-tahun kuliah untuk melakukan sesuatu yang lain,” ia menambahkan.

Perusahaan Investasi Warren Buffett Genggam Kas Rp 5.438 Triliun

Ini 10 Daftar Orang Terkaya Dunia Tahun 2017 Versi Forbes
Peringkat kedua diikuti oleh pemilik Berkshire Hathaway, Warren Buffett. Kekayaan pria 86 tahun ini mencapai US$ 75,6 miliar atau sekitar Rp 1.005 triliun. (NYC)... Selengkapnya

Sebelumnya, perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett, Berkshire Hathaway mengumumkan lonjakan besar dalam laba kuartal keempat dari bisnisnya. Laba itu sebagian besar disumbangkan dari asuransi. Di sisi lain, Berkshire Hathaway juga mencatat kas hingga sentuh rekor.

Mengutip CNBC, Berkshire Hathaway memegang kas sebesar USD 334,2 miliar atau sekitar Rp 5.438,15 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.272). Kas perusahaan investasi Warren Buffett tersebut naik dari akhir kuartal ketiga sebesar USD 325,2 miliar.

Dalam surat tahunannya, Warren Buffett menyampaikan alasan memegang uang tunai jumbo. “Terlepas dari apa yang saat ini dipandang oleh beberapa komentator sebagai posisi uang tunai yang luar biasa di Berkshire, sebagian besar uang Anda tetap dalam bentuk saham. Preferensi itu tidak akan berubah,” ujar Buffett.

“Sementara kepemilikan kami dalam ekuitas yang dapat dipasarkan turun tahun lalu dari USD 354 miliar menjadi USD 272 miliar, nilai ekuitas terkendali,” ia menambahkan.

Ia menuturkan, pemegang saham Berkshire dapat yakin kalau pihaknya memakai sebagian besar dana dalam bentuk ekuitas.

Berkshire Hathaway juga mencatat laba operasi yang mencakup laba dari bisnis yang sepenuhnya dimiliki perusahaan naik 71 persen menjadi USD 14,52 miliar selama tiga bulan terakhir 2024.

Laba operasi dipimpin lonjakan dalam penjaminan asuransi dari periode tahun sebelumnya menjadi USD 3,40 miliar. Pendapatan investasi asuransi juga naik hampir 50 persen menjadi USD 4,08 miliar. Laba operasi melonjak 27 persen selama setahun penuh menjadi USD 47,43 miliar.

"Pada 2024, Berkshire melakukannya lebih baik dari yang saya harapkan meskipun 53 persen dari 189 bisnis operasi kami melaporkan penurunan laba,” ujar dia.

 

Kinerja Keuangan

Ia mengatakan, pihaknya terbantu oleh keuntungan besar yang dapat diprediksi dalam pendapatan investasi. Hal ini seiring membaiknya imbal hasil surat berharga. “Kami secara substansial meningkatkan kepemilikan atas sekuritas jangka pendek yang sangat likuid ini,” ujar CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett.

Warren Buffett mengatakan, bisnis asuransinya juga hasilkan peningkatan besar dalam pendapatan yang dipimpin kinerja GEICO.

Di sisi lain, Berkshire Hathaway memperingatkan kebakaran hutan yang terjadi di California Selatan akan menyebabkan kerugian sebelum pajak sekitar USD 1,3 miliar untuk bisnis asuransinya.

Keuntungan investasi melambat tajam pada kuartal keempat menjadi USD 5,16 miliar dari USD 29,09 miliar pada tahun sebelumnya. Berkshire memangkas investasi saham selama tahun tersebut tertuama menjual sebagian saham Apple hingga 2024.

Total laba Berskhire untuk kuartal tersebut mencapai USD 19,69 miliar, turun 47 persen dari periode tahun sebelumnya sebesar USD 37,57 miliar. Pada 2024, laba bersih perusahaan mencapai USD 88,99 miliar, turun 7,5 persen dari USD 96,22 miliar pada 2023.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya