Liputan6.com, Jakarta - Berkshire Hathaway Inc, perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett terus memangkas saham di Bank of America Corp pada akhir 2024. Di tengah aksi jual saham Bank of America, Berkshire Hathaway tetap mempertahankan saham Apple Inc usai menguranginya.
Mengutip Fortune, Sabtu (15/2/2025), Warren Buffett memangkas saham Bank of America Corp menjadi 8,9 persen pada kuartal keempat setelah jual 117,5 juta saham, menurut laporan resmi pada Jumat pekan ini. Eksekutif dan pemegang saham Bank of America telah menunggu selama berbulan-bulan untuk pembaruan setelah penjualan Berkshire membuatnya hanya memiliki kurang dari 10 persen dan membebaskannya dari persyaratan untuk segera ungkapkan transaksi.
Advertisement
Baca Juga
Sisa kepemilikan saham Berkshire Hathaway di bank itu bernilai USD 31,9 miliar atau sekitar Rp 518,91 miliar (asumsi kurs dolar AS di posisi 16.267 terhadap rupiah) pada perdagangan Jumat, 14 Februari 2025. Warren Buffett (94) mulai memangkas investasi pada pertengahan Juli tanpa memberikan penjelasan apapun.
Advertisement
Setelah memangkas kepemilikan saham di Apple pada awal 2024, Berkshire membiarkan saham itu tidak tersentuh pada akhir tahun. Produsen iPhone itu tetap menjadi saham terbesar yang digenggam Berkshire, mewakili 28 persen dari portofolio konglomerat itu. Nilai saham itu naik lebih dari USD 5 miliar atau sekitar Rp 81,33 triliun pada kuartal tersebut.
Berkshire Hathaway juga membeli saham di SiriusXM dan Occidental Petroleum selama kuartal itu sambil memangkas saham di Citigroup Inc sebesar 73 persen menjuadl 40,6 juta saham. Adapun Warren Buffett keluar dari Ulta Beauty, saham yang mulai diakuisisi pada kuartal kedua sebelum memangkas posisi itu pada periode berikutnya.
Berkshire Hathaway diharapkan akan merilis laba tahun dan surat Warren Buffett kepada pemegang saham akhir bulan ini.
Saham Internet Jagoan Warren Buffett Bakal Naik 16% pada 2025
Sebelumnya, perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway meningkatkan kepemilikannya di VeriSign pada hari-hari terakhir 2024, yang merupakan kepemilikan saham internet terbesarnya. VeriSign siap untuk tumbuh pada tahun 2025 dengan target harga USD 238 oleh Citi.
VeriSign adalah salah satu perusahaan paling cuan dalam S&P 500. Kepemilikan saham internet terbesar Berkshire Hathaway disebut sebagai "pilihan utama" untuk 2025 oleh analis di Citi.
Melansir Business Insider, Minggu (5/1/2025), konglomerat Warren Buffett memiliki saham senilai USD 2,7 miliar di VeriSign dan merupakan pemegang saham terbesar dengan porsi kepemilikan hampir 14%.
VeriSign menyediakan layanan pendaftaran dan pencantuman domain serta mengoperasikan infrastruktur internet yang penting. Didirikan pada tahun 1995, VeriSign merupakan satu-satunya pendaftar untuk domain .com dan .net serta mengoperasikan dua dari 13 root server internet global.
Menurut analis Citi, VeriSign siap untuk 2025 yang solid. Citi menetapkan target harga USD 238, yang menunjukkan potensi kenaikan sebesar 16% dari level saat ini. Dalam skenario bullish, Citi melihat VeriSign berpotensi naik ke USD 312, yang menunjukkan potensi kenaikan lebih dari 50%.
"Kami melihat Verisign sebagai salah satu permainan yang lebih aman di Internet dengan rentang hasil yang lebih sempit mengingat sifatnya yang hampir seperti utilitas sebagai pendaftar domain, kemampuan untuk meneruskan kenaikan harga reguler yang menghasilkan laba atas yang tangguh, dan margin EBITDA terbaik di kelasnya, yang memberikan apa yang kami yakini sebagai risiko/imbalan yang menarik bagi investor," kata Citi.
Advertisement
Pilihan Citi
VeriSign adalah salah satu perusahaan paling menguntungkan di S&P 500. Menurut data keuangan pada kuartal ketiga, perusahaan tersebut berada di peringkat kelima di indeks S&P 500 untuk margin laba tertinggi, sekitar 56%, setara dengan Nvidia.
Untuk margin operasi, VeriSign berada di peringkat ketiga, dan untuk margin kotor, berada di peringkat ke-13. Citi mengatakan bahwa mereka terdorong oleh pertumbuhan pendaftaran domain .com dari bulan ke bulan baru-baru ini, yang dapat menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun pada 2025.
"Jika tren terus stabil dengan cara ini, dan dengan pertanyaan tentang harga yang kini sudah berlalu, diskon VRSN ke puncak historisnya akan menjadi pendorong yang lebih bullish," kata Citi.
VeriSign mengalami tahun yang sulit, dengan kenaikan saham hanya 2% dibandingkan dengan kenaikan 23% untuk S&P 500. Sementara itu, saham turun sekitar 20% dari rekor tertinggi yang dicapai pada Desember 2021.
Itu membuat VeriSign diperdagangkan pada rasio harga terhadap laba sekitar 24x, yang sejalan dengan rata-rata historisnya selama 15 tahun. Premi harga terhadap laba VeriSign relatif terhadap S&P 500 adalah 27% di bawah rata-rata 15 tahun dan 52% di bawah puncaknya. Pengaturan valuasi saat ini menjadikan VeriSign sebagai pilihan saham utama bagi Citi.
"Jika Verisign kembali ke jalur pertumbuhan pendapatan satu digit menengah hingga tinggi (~5% harga + ~2% volume), dengan margin tambahan yang tinggi, dan pembelian kembali saham yang berkelanjutan yang mengarah pada pertumbuhan EPS dua digit, saham pada level ini akan terbukti murah," kata Citi.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)