Alat RFID SPBU Belum Bisa Beroperasi 24 Jam

Pertamina meminta sistem RFID dikaji dengan matang dan tak boleh sembarangan diterapkan.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 05 Sep 2013, 14:40 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2013, 14:40 WIB
persediaan-spbu130802b.jpg
PT Pertamina (Persero) mengungkapkan hasil tes pemasangan alat pemantau konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) belum memuaskan. Alat dengan sistem RFID (Radio Frequency Identification) yang diujicoba diketahui tak bisa beroperasi selama 24 jam.

Vice President Fuel Marketing Pertamina Moch Iskandar mengungkapkan temuan kegagalan pemasangan RFID tersebut ditemukan di SPBU Samanhudi, Jakarta. Di SPBU tersebut, alat RFID yang dipasang tak bisa menyala seharian penuh.

"Saya rasa sistem RFID ini harus dikaji dengan matang, tidak boleh sembarangan," ujar Iskandar ketika ditemui dalam peringatan Hari Pelanggan Nasional di SPBU COCO Daan Mogot, Jakarta, Kamis (5/9/2013)

Pertamina berharap sistem alat RFID yang dipasang di SPBU tak boleh sekalipun berhenti beroperasi. Kegagalan sistem justru akan memicu kekhawatiran masyarakat dalam penerapan sistem tersebut.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, kontraktor pelaksana tender sistem RFID yaitu PT INTI. Perusahaan ini harus dibantu dalam hal finansialnya sehingga bisa membantu proses penggunaan RFID lebih baik.

"Kami akan terus bantu PT INTI dalam permasalahan finansialnya, sehingga proses penggunakan RFID bisa berkembang cepat dan lebih baik dalam proses penggunaannya," kata Iskandar.

Pertamina menargetkan penggunaan sistem RFID sudah bisa digunakan di Pulau Jawa hingga akhir tahun 2013. (Dis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya