Transmigran Dikasih 2 Hektare Lahan untuk Tanam Kedelai

Kemenperin meminta Direktur Jenderal (Dirjen) Transmigrasi untuk memberikan lahan masing-masing seluas 2 hektare bagi 500 orang transmigran.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Sep 2013, 09:57 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2013, 09:57 WIB
jatah-kedelai-130916c.jpg
Dalam rangka menggenjot produksi kedelai dalam negeri, pemerintah seperti tak kehabisan akal. Kali ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta Direktur Jenderal (Dirjen) Transmigrasi untuk memberikan lahan masing-masing seluas 2 hektare (ha) bagi 500 orang transmigran.

"Kami sudah minta ke Dirjen Transmigrasi supaya transmigran mendapat 2 ha lahan per orang dan khusus diperuntukkan menanam kedelai," tutur Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin, Euis Saedah saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (22/9/2013) malam.

Transmigran, kata dia, akan menjadi petani kedelai di provinsi Lampung dan Sumatera Selatan (Sumsel) agar lebih mudah mendistribusikan pasokan kedelai ke berbagai wilayah Indonesia, terutama daerah Jawa yang paling banyak mengonsumsi kedelai.

"Harapannya bisa sampai 500 orang transmigran. Jadi dari pihak Transmigrasi sudah membebaskan beberapa ha lahan dan akan memasok bahan baku (bibit kedelai, pupuk) supaya transmigran itu mendapatkan kepastian pekerjaan, bisa menanam serta menjual hasil panennya dan akhirnya bisa makan," jelas dia.

Sementara peranan Kementerian Usaha Kecil dan Menengah (KUKM), lanjut Euis dapat membentuk koperasi tahu tempe yang menyerap produksi kedelai dari petani lokal atau melalui Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo).

Dia memperkirakan, sekitar 2 ha lahan akan menghasilkan kedelai hingga 1,2 ton untuk satu kali panen. Sedangkan berdasarkan penelitian dari Kementerian Pertanian (Kementan), lahan tersebut mampu memproduksi kedelai sampai 1,7 ton.

"Masa tanam akan dimulai pada tahun depan, karena tidak mungkin dilakukan tahun ini. Makanya para transmigran akan mendapat jaminan hidup dari pemerintah dengan jangka waktu dari masa tanam hingga masa panen tiba," ujar Euis.

Dia mengaku, perajin kedelai saat ini tak perlu khawatir terhadap pasokan. Sebab belum lama ini, Perum Bulog telah melakukan pembelian kedelai dalam negeri dari Aceh sebanyak 25 ton.

"Lalu Bulog juga akan menyediakan kedelai lokal sekitar 25 ribu ton per bulan sehingga diharapkan mampu menstabilkan harga kedelai di pasaran," pungkas Euis. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya