RI-Korea Bakal Teken Tujuh Kerja Sama US$ 10 Miliar

"Ada 7 MoU yang saat ini akan ditandatangani," jelas Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 11 Okt 2013, 17:25 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2013, 17:25 WIB
hatta-pasokan130705b.jpg
Rencana Korea Selatan (Korsel) untuk meningkatkan investasi di Indonesia bakal memperkuat posisi negara tersebut sebagai investor terbesar kedua di Tanah Air. Pasalnya, Forum Korea dan Indonesia akan menandatangi sejumlah perjanjian (MoU) proyek investasi.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, Indonesia-Korsel akan meneken 7 perjanjian kerja sama (Memorandum of Understanding/MoU) di berbagai sektor.

"Ada 7 MoU yang saat ini akan ditandatangani. Sektornya mulai dari infrastruktur, perkeretaapian sampai kepada sektor riil, seperti pabrik manufaktur dan sebagainya," kata dia usai ditemui dalam acara Business Luncheon Indonesia-Korea, Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (11/10/2013).

Sayangnya, Hatta tak menyebut secara rinci contoh perjanjian kerja sama tersebut yang rencananya akan direalisasikan pada tahun ini. Namun dari catatannya, perjanjian kerja sama itu antara lain, proyek IPP Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tebo 200 megawatt (Mw), proyek Bahan Bakar Kayu Pellet di Papua Barat, dan proyek Rel Kereta Apo di Sumatera Selatan.

"Nilai proyek tersebut mencapai US$ 10 miliar dan sebagian proyek tersebut akan terealisasi tahun ini," ucapnya.

Hatta mengaku, dalam pertemuan kali ini dengan Presiden Korsel, Park Geun-hye baru sebatas jamuan makan siang dan dilaksanakan oleh Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia dan Kadin Korea.

"Sekarang ini baru bisnis forum, yakni forum antar pengusaha Indonesia dan Korea dengan jumlah 300 pengusaha. Mereka membahas betul usaha-usaha yang mereka akan pilih secara B to B. Intinya kita harus bisa mencapai volume perdagangan dan investasi yang sudah ditargetkan dengan baik," tandas dia.

Sementara itu, menurut Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar, kerja sama Indonesia-Korsel tersebut masih bersifat komitmen awal, sehingga belum berbicara jauh mengenai investasi secara konkret.

"Memang sudah ada beberapa yang disiapkan tapi belum sampai ke nilai yang spesifik. Tapi perjanjian baru sebatas MoU belum mencapai agreement," tuturnya. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya