Liputan6.com, Seoul - Pemerintah Korea Selatan melalui Korea Forest Service telah menetapkan Status Darurat Bencana Nasional Kebakaran Hutan akibat semakin meluasnya kebakaran hutan di sejumlah wilayah bagian negara itu, khususnya Sancheong, Uiseong, Ulju, Gyeongnam, Cheongsong, Yeongyang, Yeongdok, dan Andong.
Kebakaran hutan masih mungkin meluas ke wilayah lain akibat udara kering dan angin kencang.
Baca Juga
Untuk itu, KBRI Seoul mengimbau seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah-wilayah tersebut dan wilayah lain di sekitarnya agar tetap tenang dan selalu memantau perkembangan kebakaran hutan di wilayah sekitar.
Advertisement
"Informasi dan perkembangan dapat dipantau melalui situs http://eng.safekorea.go.kr (bahasa Inggris) dari portal National Safety and Disaster dan aplikasi Emergency Ready App yang dapat diunduh di telepon genggam," sebut KBRI Seoul dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (26/3).
KBRI juga mengimbau WNI untuk mematuhi dan mengikuti perintah pemerintah setempat/otoritas yang berwenang dalam situasi evakuasi.
"Tetap berada di lokasi evakuasi hingga pemerintah setempat/otoritas yang berwenang menyatakan bahwa situasi dan kondisi telah kembali dalam keadaan aman," kata KBRI Seoul.
Apabila mengalami situasi yang mengancam kesehatan dan hal-hal yang berbahaya lainnya, dapat menghubungi nomor darurat:
- 119: Emergency Korea (Ambulans, Pemadam Kebakaran, SAR)
- 112: Polisi Korea
- 010-5394-2546: Hotline Darurat KBRI Seoul
Â
18 Orang Tewas
Mengutip kantor berita Korea Selatan, Yonhap, pada Rabu, petugas pemadam kebakaran berupaya keras menahan kebakaran hutan yang menewaskan sedikitnya 18 orang. Namun, angin kencang dan cuaca kering terus menghambat upaya pembatasan penyebaran api.
Puluhan helikopter pemadam, sekitar 5.000 personel, dan 560 unit peralatan dikerahkan. Namun, kebakaran yang bermula di Sancheong, Provinsi Gyeongsang Selatan, pada Jumat (15/3) telah menyebar ke timur laut wilayah tersebut.
Selama lima hari, api menjalar ke Uiseong dan merambat ke wilayah-wilayah tetangga seperti Andong, Cheongsong, Yeongyang, serta Yeongdeok.
Dari 18 korban jiwa, dua ditemukan di Andong, tiga di Cheongsong, enam di Yeongyang, dan tujuh di Yeongdeok. Di Yeongyang, empat dari lima korban ditemukan tewas terbakar di sebuah jalan pada Selasa (19/3) malam sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Pada Rabu, penjabat Presiden Han Duck-soo mendesak upaya maksimal untuk mencegah perluasan kebakaran hutan yang disebutnya sebagai "yang terparah sepanjang sejarah". Han menyatakan, hingga saat ini, kebakaran telah menghanguskan 17.000 hektare hutan serta 209 rumah dan pabrik.
Api juga melalap Kuil Goun di Uiseong, kuil kuno peninggalan Dinasti Silla (57 SM–935 M) yang dibangun pada tahun 681. Harta nasional yang disimpan di kuil tersebut telah dipindahkan ke lokasi lain.
Sebelumnya pada Rabu pagi, sebuah helikopter pemadam dengan satu pilot jatuh di Uiseong saat memadamkan kebakaran besar, menewaskan sang pilot.
Kawasan Gyeongsang Utara dan Selatan menyimpan banyak aset sejarah dan budaya, termasuk benda pusaka nasional. Dengan api yang kian mendekat, ketegangan kembali melanda Desa Rakyat Hahoe di Andong.
Hahoe, yang terletak sekitar 190 kilometer di tenggara Seoul, merupakan salah satu desa tradisional paling terkenal di Korea Selatan dan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2010. Desa ini mempertahankan rumah-rumah dan tradisi dari era Dinasti Joseon (1392–1910).
Advertisement
